Bagian 8

139 17 0
                                    

Reina tampak menghentikan pergerakannya, sepasang matanya menatap sebuah motor yang terparkir di halaman rumahnya. Wanita itu terlihat berfikir untuk beberapa saat, rasanya motor itu sudah tidak asing lagi baginya.

“Siapa yang bertamu sesore ini,” ujar Reina dalam batin, seraya kembali melangkah memasuki rumahnya. Wanita itu terdengar mengucap salam, namun tidak ada balasan. Jantungnya kini berpacu lebih cepat dari biasanya, kemana sang ibu pergi, dan siapa yang memakir motor di halaman rumahnya, setidaknya itulah pertanyaan yang saat ini muncul dibenaknya.

“Yusron,” suara Reina berhasil membuat Yusron dan sang ibu beralih menatapnya. Wanita itu tampak melangkah mendekati keduanya yang sedang berada di ruang makan.

“Akhirnya yang di tunggu-tunggu pulang juga,” ucap sang ibu dengan wajah sumringah. Reina terlihat tersenyum ramah kepada Yusron, sebelum akhirnya memilih duduk tepat dihadapan lelaki itu.

“Nak Yusron sengaja datang kesini karena ingin bertemu kamu,” jelas sang ibu, reina tampak membuka matanya lebih lebar, hal apa yang membuat Yusron datang menemuinya. Sesaat debaran dihatinya kembali muncul, kali ini debaran itu terasa jauh lebih dahsyat, mungkinkah doanya selama ini akan terjawab.

“Bertemu denganku?” ulang Reina sembari menatap Yusron dengan sendu. Lelaki rupawan itu terlihat mengangguk kelu, seketika suasana berubah menjadi canggung, keringat dingin mulai mengalir pelan dari peluh Yusron. Pandangan keduanya tampak bertemu, sepasang mata milik Reina berhasil membuat Yusron terdiam bisu, mata itu terlihat begitu indah. Keduanya semakin memperdalam tatapan mereka, menyelami lautan bening itu dan berharap akan menemukan sebuah jawaban di dalamnya.

“Sudah-sudah, mengobrolnya di lanjut nanti saja. Sekarang ayo kita makan,” ujar wanita paru baya itu dengan suara bersemangat. Sontak saja Reina dan Yusron tampak memutuskan pandangan mereka, dan perlahan mulai mengikuti perintah sang ibu.

Suasana dimeja makan terasa begitu canggung, baik Yusron maupun Reina lebih memilih untuk diam, sementara sang ibu sedari tadi tidak berhenti berbicara. Selalu saja ada topik yang ia bicakan, dan sesekali Yusron akan meresponnya dengan anggukan ataupun senyuman. Namun perlahan-lahan rasa canggung itu mulai hilang, ibunda Reina benar-benar pandai menghangatkan suasana, selain itu beliau juga terdengar begitu ramah.

“Asal nak Yusron tau, sewaktu kecil Reina itu nakal sekali,” ucapan ibunda Reina kali ini berhasil menarik minat Yusron, lelaki itu menghentikan suapan nasinya, dan memilih untuk fokus mendengarkan wanita paru baya itu bercerita.

“Suatu hari ayahnya membelikan dia speda, kalau tidak salah waktu itu usinya masih 8 tahun,” lanjut wanita paru baya itu sembari sesekali memasukan suapan kedalam mulutnya. Reina tampak membisu, rasanya ia ingin menghilang dari hadapan Yusron, ibunya memang paling hebat dalam menjatuhkan harga diri putrinya, mungkin saja saat ini Yusron tengah menertawainya di dalam hati.

“Ibuuu,” ucap Reina dengan suara lirih. Sepasang matanya menatap sang ibu dengan tatapan memohon, berharap sang ibu menghentikan dongeng menybalkannya itu. Sementara Yusron rerlihat begitu menikmati, saat ini semua hal yang berhubungan dengan Reina terlihat begitu menarik baginya.

“Saat itu dia masih belum bisa mengendarai speda, tetapi dia tetap memaksa hingga akhirnya terjatuh ke dalam selokan,” wanita paru baya yang bernama Ajeng itu mengakhiri ceritanya dengan tawa lepas, begitu pula dengan Yusron yang terdengar ikut tertawa. Dan pada akhirnya Reina juga ikut tertawa, rasa malu masih ada namun potongan kisah dimasa kecilnya benar-benar menggelitik perutnya.

*****

Waktu berputar begitu cepat, berada di dekat Reina benar-benar membuat Yusron lupa waktu, tidak terasa adzan maghrib telah berkumandang dengan merdu. Karena kelalaianya akhirnya ia harus menunaikan ibadah sholat maghrib di kediaman Reina. Ketiganya tampak melakukan ibadah dengam khusyuk, suara indah Yusron berhasil membuat Reina tertegun. Rasanya ini adalah sholat terkhusyuk yang pernah ia lakukan, yaitu sholat yang di imami oleh Yusron. Sekali lagi hatinya mencuri kesempatan untuk berdoa pada sang pencipta, agar menjadikan Yusron sebagai imam dalam hidupnya.

Pasangan Halalmu (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang