Bagian 9

152 15 0
                                    

Bunga mawar putih tampak dominan menghiasi segala penjuru lokasi pernikahan Yusron dan Reina. Ratusan kursi berlapis kain putih dan merah tersusun rapi tepat menghadap ke pelaminan. Akad nikah telah usai beberapa jam yang lalu, kini keduanya akan menjalani serangkaian resepsi pernikahan. Nuansa adat jawa begitu kentara dalam resepsi pernikahan keduanya. Suara gamelan terdengar mengalun merdu mengiri langkah kedua mempelai, melewati karpet merah menuju pelaminan.

Semua pasang mata menatap pasangan itu dengan penuh jejak kagum. Hari itu Reina tampil menawan, dengan balutan kebaya berwarna putih gading di padukan dengan kain jarik khas jawa. Hijab putih polos tampak menutupi rambutnya, kemudian dihiasi dengan berbagai perhiasan dan bunga. Senada dengan sang istri, Yusron juga tampak mengenakan busana dengan warna yang sama dengan Reina, tidak lupa belangkon bermotif sama dengan jarik yang dikenakannya, turut melengkapi penampilannya pagi itu.

Senyum bahagia terpancar dari wajah kedua mempelai. Kini keduanya telah siap menjalin mahligai rumah tangga dalam sucinya pernikahan. Tidak terlintas dalam angan bahwa keduanya akan bersama, tetapi semua ini adalah suratan dari yang maha kuasa.

Sebuah mutiara bening mengalir pelan dari mata seorang wanita, dia adalah Alissa. Wanita itu hadir sebagai tamu undangan, dalam pernikahan lelaki yang hampir menjadi pasangan halalnya. Sesakit apapun hatinya saat ini, itu adalah luka yang ia ciptakan sendiri. Terkadang Alissa ingin sekali memutar balik waktu, namun kehidupan terus berjalan. Kini ia hanya mampu menatap lelaki yang begitu di cintainya menikah dengan wanita lain. Itu tidak salah. Yusron berhak bahagia dan memilih wanita yang terbaik untuknya.

Kini kedua mempelai telah sampai di singgasananya. Proses lempar bunga pengantin adalah hal yang begitu di nantikan oleh setiap tamu undangan. Tidak terkecuali dalam pernikahan Yusron dan Reina. Keduanya telah bersiap menggenggam sebuah rangkaian bunga, dengan posisi membelakangi para tamu undangan. Suara riuh hadirin terdengar menggema memenuhi ruangan. Sang pembawa acara mulai mengitung dan memberikan jeda disetiap hitungannya. Sampai akhirnya di hitungan ketiga kedua pengantin mulai melempar bunga ke belakang.

Suara tawa, teriakan, tepuk tangan, semuanya terdengar jadi satu dalam ruangan tersebut. Kini semua menatap Alissa penuh minat, pasalnya wanita itu berhasil mendapatkan bunga pengantin. Sesaat pandangan Yusron bertemu dengan Alissa, seseorang yang telah lama ia cari kini hadir di hadapannya, tepat di hari pernikahan dirinya dan Reina. Wanita itu mendekat dengan langkah gontai, karena kondisinya yang belum sepenuhnya pulih. Reina beralih menatap sang suami, perubahan sikap yang di tunjukan Yusron berhasil membuat Reina bertanya-tanya dalam hati.

“Selamat Reina, semoga pernikahan kalian sakinah, mawaddah, dan marrahmah,” ujar Alissa setengah berbisik di telinga Reina. Keduanya tampak saling memeluk, menyalurkan energi positif antara satu sama lain. “Terima kasih Alissa,” balas Reina dengan suara tulus.

Kini keduanya saling melepaskan pelukan mereka, pandangan Alissa beralih pada Yusron. Lelaki itu tampak tak bergeming untuk beberapa saat, rahangnya terasa mengeras menatap wanita itu berdiri dihadapannya. Alissa menyatukan tangannya dan mengangkat sebatas dada, memberikan ucapan selamat kepada Yusron. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman, sebelum akhirnya berlalu melangkah kembali ke tempat duduknya semula.

*****

Serangkaian resepsi telah usai dan para tamu undangan juga telah kembali satu persatu. Yusron kini membawa Reina ke sebuah rumah yang telah ia persiapkan sebelumnya. Ukurannya minimalis, namun desain dan penataan ruangannya benar-benar membuat Reina jatuh hati. Keduanya mulai merapikan beberapa barang bawaan mereka. Rumah itu memiliki satu kamar utama di lantai atas, yang akan menjadi kamar mereka berdua. Dan satu kamar anak serta kamar asisten rumah tangga di lantai bawah.

Hari ini menjadi hari yang begitu melelahkan bagi keduanya, namun rasa bahagia mampu mengalahkan semua lelah yang melanda mereka. Setelah merapikan kamar, keduanya mulai melaksanakan sholat maghrib berjamaan. Kini Reina akan selalu mendengar lantunan ayat Al-quran dari bibir Yusron, dimana suaranya selalu mampu membuat Reina merasa tentram.

Malam pertama berlalu dengan sangat indah, kesucian keduanya benar-benar terjaga  sampai akhirnya pernikahan menyatukan mereka. Malam yang penuh peluh itu terasa begitu panas, ada doa dan harapan yang mereka titipkan kepada sang pencipta kala itu. Semuanya terasa begitu singkat, malam telah tergantikan dengan pagi. Cahaya mentari mulai menyoroti permukaan bumi. Pagi ini Reina telah memaskan banyak sekali, dan beberapa di antaranya adalah masakan kesukaan Yusron.

Hari ini ibu dan ayah mertuanya akan berkunjung ke rumah baru mereka, Reina berusaha menata dan membersihkan rumah sebaik mungkin. Ia tidak ingin meninggalkan kesan buruk di mata kedua orang tua suaminya.

Kini Reina tengah menyelesaikan menu terakhirnya. Aroma nikmat dari masakan yang dibuat sang istri berhasil membuat Yusron terbangun, seusai melaksanakan sholat subuh lelaki itu kembali tertidur, karena tubuhnya benar-benar terasa letih. Kedua kakinya melangkah perlahan mendekati Reina. Sepagi ini istrinya sudah tampil cantik dengan balutan gamis biru senada dengan hijabnya.

Kedua tangan kokoh milik Yusron kini melingkar di tubuh sang istri. Sontak saja hal itu membuat Reina terkejut. Bagaimanapun kini ia harus mulai terbiasa dengan perlakuan romantias yang di berikan Yusron. Sebelum menikah Reina berfikir bahwa lelaki itu bukan orang yang romantis dan cenderung cuek. Namun ia salah, setelah menikah sikap Yusron benar-benar manis terhadapnya.

Hembusan nafas Yusron menyapu ceruk leher Reina yang tampak tertutup hijab. Seketika tubuh Reina terasa menegang, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Bahkan wanita itu terdengar menahan nafas untuk beberapa saat, lalu membuangnya perlahan.

“Mas lepasin, aku lagi masak,” ujar Reina seraya menatap Yusron dengan sendu. Sekuat mungkin wanita itu menahan bibirnya agar tidak tersenyum. Tingkah manja Yusron benar-benar membuatnya ingin tertawa. Ia tidak menyangka bahwa suaminya akan menjadi selucu ini setelah menikah.

Lelaki itu tampak mengabaikan ucapan Reina, dan semakin mempererat perlukannya. Hening, hanya ada suara desis masakan yang tengah di buat Reina. Menu terakhirnya kali ini adalah seafood bumbu pedas di padukan dengan petai, sesuatu yang begitu disukai Yusron. Aromanya terasa begitu nikmat, membuat Yusron meneguk salivanya. Lelaki rupawan itu mencuri satu ciuman di wajah Reina, sebelum akhirnya berlalu meninggalkan sang istri menuju kamar mandi.

Semu merah tampak menghiasi wajah Reina, sikap Yusron membuatnya jatuh cinta semakin dalam. Begitu hangat, dan romantis. Setiap kali berdekatan jantungnya selalu perpacu tiga kali lebih cepat. Berawal dari pertemuan dimalam itu, sampai akhirnya Tuhan mempersatukan mereka dalam pernikahan.

Sesaat sepenggal peristiwa awal pertemuan keduanya kembali berputar di kepala Reina. Bagaimana keduanya berdebat hanya karena hal kecil. Tidak menyangka jika kini keduanya saling mencintai satu sama lain. Reina merasa begitu beruntung mendapatkan Yusron sebagai suaminya. Bagi wanita itu, Yusron bukan hanya seorang suami, tetapi juga imam dan guru yang ia yakini mampu membimbingnya ke surga.

*****

Alhamdulillah sudah sampai di sini, jadi gimana pendapatmu di bagian ini? Tulis di kolom komentar ya..

Pasangan Halalmu (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang