2.

85 19 4
                                    

Objek pandang yang indah pasti akan sangat sulit di alihkan ke objek pandang lain, apalagi objek pandang tersebut adalah orang yang kamu cintai.

Begitulah yang di rasakan Efika terhadap teman sekelasnya sekarang, Efika tidak bisa mengalihkan objek pandangnya, Efika hanya fokus pada  Aksa Delvin Arion.

"Kaa, lu bicara ke Bima kenapa lihatinnya ke gue ?" ucapan Arion menyela, sebelum Bima menjawab, karena sendiri tadi Bima menertawakan Efika tentang pertanyaan yang polos.

"Hemm...? " ucappan refleks yang keluar dari mulut Efika karena kepergok melihat kearah Arion tanpa mengalihkan pandangannya.

Efika meruntuki dirinya sendiri karena mata tidak sejalan sama otaknya, 'Mampus, ini mata ya ! Lihatin nya jangan ke arah dia mulu dong !!!' batin Efika.

"Kaa..? " panggil Arion lagi.

"Ehhh i-iya ? Soalnya udah sering lihat ke Bima..? Jadi gimana bim..?" ucapan Efika tanpa pikir panjang, 'lah ? Gue ko jadi jawab gitu sih, ga jelas ?Iya, malu - maluin ? apa lagi...' kesal Efika dalam hati karena ia tidak tau harus bagaimana lagi, Efika sudah malu pada dirinya.

"Haaa...? "ucap Arion yang bingung dengan jawaban Efika.

"Hahahaha.... Lu jangan mikir aneh - aneh deh Kaa," ucap Bima sambil tertawa renyah.

"Ya habisnya lu, ngobrolin tentang  buka - bukaan baju di sini sih," ucap Efika yang kali ini pandangan nya tertuju kepada lawan bicara nya.

"Tau nih si Bima, tebak - tebakan nya terlalu vulgar," ucap Arion yang ikut mengomentari.

"Bilang aja lu ga tau jawabannya."

"Terus jawabannya apa?" ucap Arion dan Efika dengan kompak.

"Buset kompak bener..."

"Cepetan," ucap Arion dan Efika yang lagi - lagi kompak.

"Iye santuy napa, jawaban nya tu O-R-E-O" ucap Bima sambil mengejah perkata dari kata 'oreo'.

"Oh," ucap Arion dan Efika yang untuk ke tiga kalinya dengan kompak.

"Lah ? Ini dari tadi kompak bener ???" ucap Bima yang akhirnya terheran - heran sambil membuka bungkus oreo.

"Arion sih yang ikut - ikutan," ucap Efika.

"Enak aja, yang ikut - ikutan itu lu kali," ucap Arion yang tidak terima di tuduh Efika.

"Alasan mulu dah."

"Emang faktanya gitu."

"Udah diem, nih aku ada tebak - tebakan lagi," ucap Bima sambil mengunyah oreo yang masih tersisa di dalam mulutnya, debat antara Titisan Barbie dengan Jelmaan Majesty seketika terhentikan.

"Apa ?" ucap Arion dan Efika kompak, untuk ke empat kalinya.

"Ikut - ikutan mulu dah lu," ucap Arion yang sekarang menuduh Efika.

"Siapa juga yang ikut - ikutan," ucap Efika yang tidak terima.

"Udah ga usah ngeles lu."

"Sejak kapan Titisan Barbie ikut - ikutan lu."

"Warnanya hitam, panjang, di tengah paha apa jawaban nya ?" ucap bima yang berhasil membuat mlongo kedua manusia yang sedang berdebat tersebut.

"Bim lu jangan aneh - aneh deh," ucap Efika mengomentari tebak - tebakan yang Bima lontarkan.

"Apanya yang aneh sih ? Apa jawaban nya ?"

"Tit-"

"Ion ga usah di terusin..." ucap Efika yang memotong ucapan Arion.

Majesty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang