"Efika, aku menyukai mu," ucap Arion.
"Konyol !" seru Fatin tiba-tiba dengan tawa yang tak kunjung berhenti. "Mana mungkin Arion akan mengucapkan hal seperti itu !"ucap Fatin yang masih dengan tawa yang semakin menjadi-jadi.
"Apakah hanya mereka yang good looking saja yang bisa mendapatkan cinta mu ?" Tanya Efika sambil menatap mata coklat muda Majesty.
"Oh, jelas dong." Bayang-bayang peristiwa beberapa jam tersebut terlintas, lantas sekarang Arion dengan gampangnya mengucapkan hal yang sama.
'Tau gak sih, kalau setiap kata yang kamu ucap itu berefek pada orang lain !' kesal Efika yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata kali ini.
"Lu gak usah main-main kata 'suka' deh Yon, kata 'suka' itu artinya beda-beda di sudut pandang tiap orang," ucap Alfiya.
"Gua gak lagi bercanda !"
"Jadi lu beneran suka sama Efika ?"
"Iya, bentar-bentar ! Lu kok langsung introgasi gua kaya gini tadi kan lu gak ada di kelas saat emm... i-itu," ucap Arion yang dengan nada berat hati mengucapkannya.
"Itu apaan ?"
"Jawab pertanyaan gua dulu ! Kenapa tiba-tiba lu introgasi gua !"
"Habisnya lu sering banget kasih Efika permen stroberi dan susu stroberi," ucap Alfiya yang masih memperhatikan gerak gerik Efika saat mereka belum akur.
"Oh, itu lu tanya sendiri dah sama Efika."
'Kalian berdua ini apa-apaan sih ! Ngomongin gua dengan santainya, tanpa tau perasaan panas dingin berdebar-debar yang gua rasakan ! Dasar !' kesal Efika dalam hati yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka.
"Terus lu tadi ngapain Kaa, pake mukul dinding toilet sampe kedengeran ke toilet sebelah ?" tanya Alfiya dengan polosnya.
"I-itu..." ucap Efika yang mengantung katena bingung harus menjawab seperti apa. 'Duh ! Ini anak ! Tanyanya gak bisa nanti apa !' seru Efika dalam hati.
"Emang benar, lu habis pukul-pukul dinding ?" tanya Arion.
"Iya."
"Kenapa pake acara pukul-pukul dinding segala sih ? Lu tau kan kalau dinding itu benda mati, mau dipukul sampai hancur pun, dindingnya gak bakal kesakitan," omel Airon panjang lebar.
'Itu semua juga gara-gara lu bodoh !' seru Efika dalam hati lagi.
Glep! Tangan Efika yang dari tadi berada di atas meja kini berada di atas telapak tangan Arion, membuat perbedaan antara warna putih dan coklat susu begitu terlihat.
Blush! Wajah Efika terasa panas, sang empu merona. Tangan putih Arion mengelus lembut jari jemari Efika.
"A-apa sih Ion, gak sakit juga," ucap Efika malu-malu.
"Modus tuh si Arion," uacp Alfiya menyela.
"M-maaf nih aku ke kelas dulu, permisi," ucap Efika sambil melepaskan tangannya dari gengaman Arion.
"Gua juga balik Yon !" seru Alfiya, meninggalkan tempat duduknya.
"Apa gara-gara tadi di kelas ? Jelas lah Arion ! Cewek mana yang gak sakit hati di gituin ! Lagian gara-gara si Fatin sialan sih, kan kalo emang di terima sama Efika kan gua ga pelu nyiapin mental dua kali !" gerutu Arion.
***
Efika kini tengah menatap dirinya di pantulan cerimin yang setiap saat di bawa ke sekolah.
"Kaa..."
"Ada apa ?" jawab Efika yang tidak memperdulikan orang tersebut dan tetap fokus dengan objek yang kini ia tatap, yaitu pantulan dirinya lewat cermin.
"Ngaca terus !!!"
"Ada apa sih ?" ucap Efika dengan kesal, pandangan Efika bergulir dari cermin ke objek yang sekarang berada di depannya.
"Aa-Arion..." ucap Efika. Efika sedikit terkejut akan kehadiran Arion, "Sejak kapan lu di sini ?" sambung Efika.
"Sejak bapak nya kong guan masih ngumpul sama anak bininya," ucap Arion kesal.
"Anda ngelawak ?"
"Engga, gua pantomim tadi," ucap Arion asal-asalan.
"Ga usah ngelawak garing, ada perlu apa ?"
"Gue mau bicara sama lu, pulang sekolah sempetin ngobrol sama gue ya ?" tanya Arion, tanpa menunggu jawaban dari Efika Arion sudah lebih dulu menjauh dari bangku Efika.
"Pulang sekolah yah ? Lah... gue ketinggalan angkot langanan gue dong !"
Tbc
Holla Readers !
Part selanjutnya rencananya End.
You know ? Rasanya tuu gimana yaa cerita ku kek ga menarik banget gitu:"(
Jadi ketimbang aku gantungin lama, aku putusin End aja :)Menurut raders gimana ? End atau lanjut ?
Tuban, 7 Mei 2021
Eka Safitri♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Genç KurguTitisan Barbie yang berusaha untuk masuk ke dalam hati Majesty adalah suatu kemungkinan kecil. "Apakah hanya yang good looking saja yang bisa mendapatkan cinta mu ?" tanya Efika sambil menatap mata coklat muda Majesty. "Oh, jelas dong," Baca yuk !