WARNING !!
Harap bijak memilih bacaan, adegan dewasa tidak cocok untuk anak-anak.
- Happy Reading -
Mika tidak akan bangun jika bukan karena perutnya yang kelaparan dan tenggorokannya yang kering.
Tubuhnya masih sangat sakit, bahkan ketika ia hanya membuat gerakan ringan seperti menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya yang kini penuh dengan kissmark.
Tunggu dulu, dimana bajingan gila yang membuat tubuhnya sampai seremuk ini ?Mika tidak menemukan Liam di seisi kamar, hanya menemukan setumpuk pancake dengan saus coklat dan segelas susu strawberry dingin, termasuk memo singkat yang diletakkan dibawahnya.
I Love you, baby.
From your lovely daddy ❤❤
- Liam -
Mika tersenyum, menutupi wajahnya yang memerah dengan telapak tangan, mendengus remeh melihat Liam yang coba bersikap romantis.
Menyeret tubuh telanjangnya ke kamar mandi dengan susah payah, tubuhnya terasa sangat linu, terutama dibagian ini dirinya.
Berendam air hangat mungkin bisa mengurangi sedikit kemalangannya.Mika tidak bisa mengenyahkan berbagai ingatan yang tergambar jelas dalam kepalanya, bagaimana Liam memperlakukannya, memujanya dan segalanya tentang percintaan panas mereka.
Untuk pertama kalinya, Mika merasakan gairah sebesar itu pada seorang lelaki, dan lelaki pertama yang menjamahnya dengan luar biasa adalah Liam Dominique, daddy nya.Dosa berada di urutan paling akhir dari prioritasnya, Mika tidak peduli jika semua orang menghujatnya atau Tuhan marah karena ulahnya.
Tuhan tidak pernah mendengarkan doanya, bahkan ketika ia menangis semalaman dan memohon agar ayahnya bisa selamat dari koma, Tuhan tidak mengabulkannya.
Lalu, untuk apa Mika harus takut dosa jika ia tidak melakukan apapun yang dianggapnya salah.
Liam bukan ayah kandungnya, hanya seorang teman baik ayahnya yang mendapat wasiat untuk menjaganya, sesaat setelah kematian ayahnya saat ia berusia 10 tahun.
Jadi, dimana letak dosanya ??Mika hampir tertidur saat menikmati hangatnya air busa beraroma strawberry yang sukses membuat tubuh tegangnya rileks, ketika pintu kamar mandi terbuka mendadak, menampilkan Liam yang masih memakai pakaian kerjanya.
Mika melempar senyum malas saat lelaki itu berjongkok didepannya, langsung meraih kepala Mika dan menciumnya dengan penuh gairah."Kau tidak mau bergabung bersamaku ?" Godanya dengan tatapan nakal.
Mendengar itu, Liam langsung melucuti pakaiannya, membuat Mika tertawa karena pancingannya mendapat hasil instan.
Liam bergabung bersama Mika di bathup yang langsung membuat air tumpah karena ulahnya, menyerang Mika tanpa ampun karena gadis kecilnya itu sudah berani menggodanya.
Mengulangi pergumulan mereka semalam, mungkin akan mendapat sensasi berbeda karena mereka akan bercinta di bathup kamar mandi."Dasar bajingan !"
Mika memukul keras dada telanjang Liam yang kini menjadi penyangga untuk tubuhnya, dimana ia kembali merasakan tubuh bawahnya yang merintih kesakitan karena ulah brutal Liam yang tidak kenal tempat.
Lelaki itu tertawa konyol, mengeratkan pelukan pada tubuh telanjang Mika yang menempel erat didadanya."Sorry, baby. Kau tidak tau, berapa lama daddy menahan ini ?"
Tangan usilnya memberi remasan lembut pada payudara Mika, menundukkan kepala dan menciuminya dengan lembut.
Obsesinya masih baru, dan Liam masih belum bisa mengatasi ini.
Apalagi saat ia melihat Mika setiap hari, bisa bayangkan sudah berapa lama ia menahan semua ini ?
Menahan gairahnya sendiri yang tak tersalurkan, karena Liam tidak mau dengan yang lain, ia hanya menunggu Mika."Baiklah, sekarang lepaskan aku. Kita sudah hampir 4 jam disini, daddy."
Mika mengerang dengan wajah penuh kekesalan saat Liam tak kunjung melepaskannya, malah mengirimkan sinyal kemesuman yang menyatakan jika lelaki itu sudah siap menggagahinya kembali.
Mika mendesah tertahan, saat tubuhnya diangkat sedikit agar Liam bisa memasukkan tongkat ajaibnya pada donat menggiurkan miliknya."Dad, tidak bisakah kita istirahat ? Aaahh .. aku .. aku lelah." Merengek dengan wajah hampir menangis dan birahi yang kembali terpompa saat Liam mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.
Mika tidak tau akan segila ini akhirnya, meski ia sendiri menikmatinya.Liam tidak tega melihat wajah memelas yang sialnya malah membuatnya tergoda.
Meraih wajah Mika dengan lembut, memagut bibirnya dengan penuh hasrat.
Tak tahukah Mika jika Liam juga sedang berusaha mengontrol dirinya sendiri ?"Sekali saja, hmm ?"
Mika mengangguk pasrah saat tubuh mereka kembali bersatu, meninggalkan desahannya yang tak tertahan dan kelewat jujur.
Mika tidak lagi menyembunyikan diri, ia jujur dengan apa yang dirasakannya, dengan bagaimana tubuhnya bereaksi atas sentuhan Liam yang selalu berhasil membangkitkan gairah tersembunyi dalam dirinya....
Mika sudah merasa jauh lebih baik, setelah meminum segelas air hangat dicampur lemon dan madu.
Ia barusaja memasak makan malam untuk mereka, dan sedang duduk santai di meja makan menunggu Liam yang masih berada diruang kerjanya untuk memeriksa berkas klien yang dikirimkan Daisy beberapa saat yang lalu.Mika tidak pernah membayangkan akan secepat ini menyerahkan dirinya demi hasratnya, dan dengan Liam yang sudah dianggapnya sebagai daddy nya.
Seertinya, Mika harus mulai merubah pandangannya pada Liam, mulai melihat lelaki itu sebagai seseorang yang lain untuk dirinya.
Mika belum berani bicara pada siapapun, terutama pada Daisy yang sudah sangat lama mengenal mereka.
Mika hanya tidak mau menerima reaksi yang tidak disukainya, hanya itu."Daddy, makan dulu." Berteriak dengan suara 3 oktaf miliknya, memanggil daddy nya yang tidak kunjung datang.
Liam muncul dari balik pintu ruang kerjanya, tersenyum dengan begitu manis pada Mika yang berada dihadapannya, sedang mengaduk minumannya dengan sedotan.
Kebiasaan Mika sejak masih kanak-kanak."Yes, baby." Mencium kening Mika sekilas, sebelum duduk ditempatnya dan mulai memakan pastanya dengan tenang.
Sekarang, Liam merasa begitu hidup sebagai seorang manusia.
Dengan gadis kecilnya yang cantik, juga tatapan penuh cinta yang sama seperti miliknya.
Mikayla hanya akan menjadi miliknya.
.
.
.
Vote please ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS
RomanceMenuai dosa dalam kenikmatan, anggap saja aku sebagai iblis betina pendosa yang bahkan neraka pun tak akan sudi menerima keberadaanku. Tapi aku tidak peduli, selama kenikmatan itu masih bisa dirasakan oleh milikku yang haus akan sentuhanmu. WARNING...