06

343 9 2
                                    

WARNING !!

Yang paling dibenci Mika dari pesta adalah, para tante genit yang mengerubungi daddy nya untuk menawarkan anak perempuan mereka, atau menawarkan anak lelakinya untuk Mika.

Lihatlah sekumpulan tante gemuk dengan makeup menor yang terus berada disekitar daddy nya, membuat matanya sakit.
Bukan hanya para tante genit itu yang dibenci Mika, perempuan dewasa yang mendekati daddy nya juga salah satu sasaran kebenciannya.

Apa-apaan daddy nya itu ? Lihatlah bagaimana lengan kekar yang bertengger manis dipinggang perempuan yang tak lain adalah mantan pacar daddy nya, Diane.
Mika mendengus keras, mengomel dalam kepalanya dan mengumpati Liam tanpa suara.
Jadi, apa Mika harus membalas perbuatan Liam ? Mika sedang mempertimbangkannya.

Liam tidak bisa berhenti melirik pada Mika yang sedang bercengkrama santai bersama Bryan, anak sulung dari Remon Sudjaryo.
Melihat bagaimana gadis cantiknya yang merespon dengan menyenangkan saat bocah kurang ajar itu menyentuh tangan Mika, mengamitnya dan membawanya berkeliling.
Liam menahan diri untuk tidak mengumpatinya, meskipun cerobong asap dikepalanya sudah siap meledak.

Punggung mulus Mika yang terekspos sempurna dalam balutan gaun panjang warna nude pink keluaran brand ternama sekelas Versace, menjadi incaran para tangan nakal untuk sekedar menyentuhnya, hanya dengan mengamatinya saja sudah membuat para lelaki disana girang.
Wajah oriental yang tersapu makeup flawless, memperlihatkan kulit wajahnya yang sehat kinclong.
Sepertinya Liam harus membuat perhitungan pada perias Mika yang membuatnya menjadi begitu super mempesona dan menawan malam ini.

Meski jengkel saat melihat Bryan yang memeluk ringan pinggang Mika dan membawanya berkeliling untuk menyambut para tamu yang hadir, Liam tidak bisa berbuat banyak.
Tidak bisa menunjukkan dirinya yang terlalu posesif pada gadis kecilnya, itu hanya akan menjadi bagian terburuk dari perannya sebagai seorang daddy.

Mika menyeringai dengan wajah puas, saat melihat Liam yang berjalan kearahnya dengan wajah dingin penuh ketegangan.
Jika dugaannya tidak salah, daddy tercintanya pasti begitu terprovokasi akibat ulah Bryan.
Mika memang membiarkan Bryan membawanya berkeliling, lagipula itu juga bagian dari rencana kecilnya untuk membuat Liam cemburu padanya.
Sangat menyenangkan ketika melihat orang yang kau cintai mencemburuimu.

"Baby, saatnya pulang."

Bryan dan Mika sama-sama terkejut saat Liam sudah berada disamping Mika, menyingkirkan tangan Bryan dari pinggang ramping itu.
Rahangnya yang mengeras saat bersitatap dengan Bryan, membuat Mika langsung menyadari jika Liam bisa saja menghajar Bryan sekarang.

"Bry, aku pulang dulu."

Bryan terlihat ingin memberinya pelukan, sebelum Liam menarik Mika dan mendekapnya dengan erat.
Mendengus pelan, menyodok perut Liam dengan sikunya dan memberi tatapan membunuh atas ulah daddy nya yang tidak biasa.

"Baiklah, sampai ketemu lagi, princess."

Meskipun Bryan tidak bisa memeluknya, lelaki itu berhasil mencium pipi Mika dengan cepat, membuat Liam hampir berteriak saat mendapati adegan diluar prediksinya itu.
Mika tidak banyak berkomentar, hanya tertawa ringan dan melepaskan diri dari rengkuhan erat Liam.

"Mikayla Dominique !" Memanggil namanya dengan lengkap, kode dari Liam jika lelaki itu sedang dalam suasana hati yang tidak baik.

Mika tidak ambil pusing, masa bodoh dan terus berjalan untuk menuju mobilnya.
Liam dan Mika memang tidak datang bersamaan, karena Mika harus ke salon dengan Daisy terlebih dulu.
Sementara daddy nya juga langsung berangkat setelah menyelesaikan pekerjaan kantornya.
Jadi, saat Mika membawa mobilnya untuk pulang kerumah dan meninggalkan Liam disana, lelaki itu hanya bisa mengumpat kasar melihat keadaan yang tidak sesuai kemauannya.

Saat Liam sampai dirumah, Mika sudah mematikan lampu ruang tamu, menyisakan lampu kecil yang menyala redup di ruang tengah.
Liam tidak bisa langsung pulang setelah pesta itu usai, ada hal yang harus dibicarakan mengenai masalah perusahaan.
Membuka pintu kamar Mika dengan cahaya temaram, menyadari jika gadis kecilnya sudah lelap.

Bergegas kekamarnya untuk membersihkan diri, Liam tidak bisa tidur sebelum membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat dan sisa aroma alkohol yang pasti akan membuat Mika mengamuk saat menyadarinya.
Mika tidak masalah jika Liam minum, gadis itu hanya membenci aromanya.
Bahkan red wine saja tidak pernah sudi menyentuhnya, meskipun Liam mempunyai persediaan yang tak main-main di ruang bawah tanah mereka.

Hanya dengan bertelanjang dada dan memakai celana boxernya, Liam tidak perlu pakaian untuk bersama Mika malam ini.
Liam akan memberinya hukuman pada gadis kecilnya yang sangat nakal hari ini, memastikan jika Mikayla Dominique tidak bisa berjalan besok pagi.

Mika terbangun saat Liam membuka pintu kamarnya, menutupnya kembali dengan hati-hati.
Dalam cahaya temaram, pendar sayu dari tatapan Mika adalah sesuatu yang sangat menggodanya, menarik libidonya.
Merangkak perlahan keatas ranjang, menyibak selimut dan kembali mendapati Mika dengan sport bra tanpa kawat penyangga dan celana dalam coklat muda.

Mika tidak mengatakan apapun, bahkan ketika Liam mulai menindihnya, menyingkirkan kain penutup pada titik sensitifnya.
Tubuhnya bergetar saat bibir hangat Liam mulai memagut bibirnya dengan cara yang begitu sensual, lebih dari biasanya.

"Terima hukumanmu, baby.."

Lidah panas yang menjilat cuping telinganya dengan sedikit gigitan itu membuat Mika meremang, tubuhnya gemetar menerima sentuhan yang dilayangkan Liam pada titik tertentu yang membuat kewanitaannya basah dan berkedut.
Liam memujanya, dengan tangannya, tatapannya dan mulutnya.
Memastikan jika Mika tidak berhenti mendesah dan menyebut namanya.
Memberikan pelajaran bercinta yang luar biasa pada gadis kecil kesayangannya.
.
.
.
.
Vote please ❤❤

LOVE ISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang