07

464 10 2
                                    

WARNING !!! 21+

Harap bijak memilih bacaan, adegan dewasa tidak cocok untuk anak dibawah umur.

- Happy Reading -

Mikayla bukan jenis perempuan penggemar daster, itu menjelaskan kenapa tidak ada selembarpun kain daster dilemari besarnya.
Mika sangat menyukai sport bra tanpa kawat penyangga, yang katanya membuat kendor payudara.
Tapi, karena alasan kenyamanan dan kepraktisan, Mika tidak peduli dan tetap memakainya.

Seperti sekarang, saat ia berkeliaran didalam rumahnya yang lenggang, hanya memakai sport bra merk terkenal dan celana santai super pendek yang tidak sampai pertengahan pahanya.
Alasan kenapa ia bisa begitu keranjingan dengan pakaiannya sendiri adalah, tidak ada orang lain selain dirinya dan Liam yang tinggal disini.
Meskipun ada penjaga yang bersiaga diluar rumah, tanpa berani melangkah masuk.
Batas penjaganya hanya sampai depan pintu ruang tamu, hanya disana.

Mika sedang berada didapur, memasak makan malam sambil menunggu kepulangan daddy nya.
Mika memang mengambil cuti, tapi bukan berarti ia berhenti bekerja, hanya mengalihkan pekerjaan kantor untuk dibawa dan dikerjakan di rumah.
Mika tidak melepas tanggung jawabnya, meski ia malas datang ke kantor karena belakangan ini mantan pacar daddy nya sering sekalk kesana.
Wanita jalang bernama Diane Morgan yang sempat membuat Mika melakukan tanding MMA dan menjadi pemenangnya.

Sepasang lengan kekar yang memeluk pinggangnya membuatnya tersentak, membuat Mika hampir menjatuhkan gelas yang ada ditangannya.

"Daddy, jangan suka bikin kaget." Merajuk manja, hampir menoleh saat Liam melancarkan aksi mesumnya dengan menjilati tengkuk Mika yang tak tertutup apapun.

"Dad, aku lagi masak." Berusaha melepaskan Liam yang semakin gencar memainkan lidahnya untuk menyusuri belakang lehernya dan cuping telinganya yang membuat Mika bergerak gelisah ditempatnya.

"Sebentar sayang, daddy perlu mengisi energi." Bisikan dengan suara sensual yang membuat Mika meremang.

Tubuhnya tersentak, ketika tangan nakal Liam menyusup melewati celana pendeknya, menurunkannya tanpa melepaskan jilatannya disepanjang leher Mika.
Tubuhnya yang mulai panas karena gelenyar yang dinyalakan Liam lewat sentuhan tangannya yang meremas pelan payudaranya yang menegang.

"Aahhnnn ..."

Tangan nakal itu tidak berhenti disana, tidak cukup dengan memainkan payudaranya dan mulai menyusup dibalik celana dalamnya, memainkan sesuatu dibaliknya yang sudah sangat basah hanya karena penetrasi yang dilakukan Liam pada tubuhnya.

"Dad... ahnnn .." Mika bisa mendengar tawa Liam dibelakangnya, membuat wajahnya memerah sempurna.

"Kamu nakal sekali, baby. Milikmu sudah sangat basah, hhmmm ?"

Dalam sekali sentakan, Liam membalik tubuh Mika agar berhadapan dengannya.
Bibir mencebik itu menjadi sasaran selanjutnya, melumpatnya dengan sangat perlahan dan menikmati setiap getaran yang dihantarkan tubuh Mika karena sentuhannya.
Mika tidak tinggal diam, bukan berarti ia tidak bisa bertingkah binal.
Liam sudah mengajarinya macam-macam, mustahil jika Mika yang pintar tidak bisa memulai permainan yang pasti bisa memuaskan daddy nya.

Tangannya bergerak dengan cepat, melepas ikat pinggang hingga jatuh berdenting dilantai marmer dingin dibawahnya.
Liam tersenyum diantara cumbuannya, menyadari jika Mika mulai mengikuti permainannya adalah hal yang paling membahagiakan dan mendebarkan yang bisa dirasakannya.
Dalam sekali gerakan, Mika berhasil meloloskan celana kerja daddy nya, menyisakan boxer hitamnya saja yang menonjolkan dengan jelas, sudah berapa siap Liam memasukinya.

Ciuman basah Liam turun ke rahangnya, berlama-lama ditulang selangkanya yang seksi dan membuat tanda kepemilikan disana.
Tangan Mika yang terampil mulai merampas satu persatu kancing kemeja daddy nya, menyentaknya dengan kuat hingga kemeja itu lolos sepenuhnya.
Hanya menyisakan celana boxer pendek yang dipakai Liam, Mika berencana membuat balasan atas tingkah Liam yang selalu mengerjainya terlebih dulu.

"Siapa yang mengajarimu sebinal ini, baby ?"

Liam melepaskan ciumannya, bertanya dengan sorot mata berkabut yang menahan kuat gairahnya untuk tidak langsung memberi sajian utama pada gadis cantik yang kini tersenyum miring penuh godaan kepadanya.

"Daddy,"

Jawaban dengan suara sensual, terlebih saat Mika mencium lembut bibir Liam dengan perlahan.
Sangat perlahan hingga membuat lelaki itu menggeram ditenggorokannya, mengerti jika Mika begitu ingin mempermainkannya.

Diantara cumbuan panas yang dibalaskan Liam atas permainannya, tangan Mika menyusup dibalik boxer daddy nya, menghempaskan kain penutup itu dengan mudah.
Mika tidak berani melirik kebawah, dimana milik Liam yang terasa begitu keras dan berurat itu sudah tegak berdiri dengan gagahnya.

"Ahhnnn ..." Desahan tertahan Liam membuat Mika semakin bersemangat memainkan adik kecil paling berharga untuk masa depannya itu.
Hingga akhirnya ia mengambil gerakan ekstrem, dengan berjongkok dan mulai memasukkan benda keras itu ke mulutnya.
Mika hanya membayangkan jika ia sedang menikmati eskrim gelato rasa strawberry kesukaannya.
Menjilatnya dan menyesapnya.

"Aghh .. hnn .. god girl baby .."

Desahan Liam dengan mata terpejam membuat Mika mendongakkan kepala, merasa puas saat melihat reaksi yang ditunjukkan lelakinya.
Haruskah Mika mengatakan, jika desahan Liam sangat seksi hingga membuat miliknya begitu basah dan berdenyut dibawah sana.

Liam mengangkat tubuh Mika, menggendongnya seperti koala sambil terus melumat bibirnya dengan ganas.
Melilitkan tungkai panjangnya ke pinggang daddy nya, dengan sengaja menggesekkan payudaranya yang menegang ke dada Liam yang kekar.
Hal kecil yang membuat birahi mereka sama-sama terpompa.

Liam membawanya ke kamar, dengan satu kaki menarik pintu dan menutupnya dengan gerakan keras.
Membaringkan tubuh Mika dengan hati-hati tanpa melepaskan pagutan bibir mereka.
Cumbuannya turun ke payudara Mika dengan puting merah muda sedikit kecoklatan yang menegang dan terlihat begitu menantang.
Mulut Liam yang lihai melumatnya, mempermainkan lidahnya disana hingga membuat tubuh Mika menggelinjang hebat dibawah kungkungannya.

"Agghh ... ahnnn ..."

Desahan yang berhamburan dari bibir Mika yang sedikit terbuka, dengan kepala mendongak untuk menikmati kenikmatan duniawi yang membuatnya begitu ketagihan.
Permainan tangan Liam, lidahnya yang panas, cumbuannya dan tatapan pemujaan yang membuat Mika tak berdaya dibawah gairahnya yang meledak karena pancingan dari daddy nya.

Liam mungkin gila, dan bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk bercinta dengannya.
Tapi, lelaki itu begitu menunjukkan pemujaannya yang begitu besar pada Mika, memberinya atensi penuh dan menjadikannya satu-satunya yang berada dalam dekapan hangat yang menjadi penyelamat Mika.

"I love you, dad ❤" Mika berbisik dengan napas tersenggal putus-putus, sesaat setelah mendapat orgasme hebat yang membuatnya sangat puas dan kelelahan.

Liam menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka yang berkeringat, menyalakan Ac untuk sedikit mendinginkan panas yang masih belum reda ditubuh mereka.
Merengkuh Mika dalam dekapan erat dengan kaki saling mengikat, mengusap lembut pada wajah berkeringat milik gadisnya.
Mengecup lembut pada kening Mika dengan perasaan yang hangat.

"Love you too, baby ❤" Bisiknya dengan suara yang terdengar merdu.
Liam merasa sangat puas saat mencapai pelepasannya dan menyemburkan benihnya di rahim Mika, berharap akan membuahkan hasil.

Sepertinya, Mika harus mempersiapkan diri jika seandainya ia hamil mendadak nanti.
Liam sangat jarang menggunakan pengaman saat mereka berhubungan badan, dan Mika juga tidak meminum pil pencegah kehamilan.
Mungkin, ia akan meminumnya mulai sekarang.

Saat menyerahkan tubuhnya, Mika juga menyerahkan kehidupannya.
Ia tidak hanya menuruti gairah dan hasrat semata, tapi juga hatinya.
Mika percaya pada Liam sepenuhnya, dan Liam juga selalu menjaganya selama ini.
Mika tidak lagi memikirkan dosa, ia hanya mengikuti jalannya, pilihan yang diambil dari otak dan hatinya.
Itulah cinta menurutnya.
.
.
.
.
Selesai syudahh ... lalalalala 😁

Vote please ❤❤ 

- END -

LOVE ISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang