Setelah percakapan via instagram itu, Reinia dan Reifal melanjutkan percakapannya di Line. Semakin hari Reinia dan Reifal tidak ada hentinya untuk saling bertukar kabar. Dan mereka pun semakin dekat.
Raka dan Lara tidak tau akan hal itu. Hingga pada akhirnya, saat dirumah Raka. Reifal dan Reinia terlihat sangat akrab dan saling bertukar cerita satu sama lain. Raka dan Lara yang melihat pun merasakan ada yang berbeda diantara mereka berdua karna penasaran Raka bertanya kepada mereka berdua.
"Kalian berdua ini lagi dekat ya, perasaan kok kalian makin dekat aja."
"Memang sebelumnya gak kaya gini apa? Kan biasa aja, ngobrol biasa kaya gini jugakan." Jawab Reifal yang disetujui oleh Reinia.
"Kayanya gak deh sebelumnya kalian itu gak seasik gini. Kalian lagi dekat ya? Tapi kalo emang deket lo jangan main-main ya rei sama adek gua." Kata Lara. Reinia dan Reifal saling menatap satu sama lain dan membalasnya dengan senyuman.
Beberapa hari setelah Raka berkata demikian, saat dirumah Raka. Reifal dan Reinia kembali sibuk dengan cerita mereka tanpa memedulikan Lara dan Raka. Raka yang melihat itu berpikir ada kecocokan diantara Reifal dengan Reinia.
"Rei, gua lebih setuju lo sama Reinia daripada sama yang lain. Kalian tuh cocok buruan deh gas sebelum diambil orang" teriak Raka.
"Gila lo maen gas-gas aja anak orang ni, lo kira motor asal gas." Sela Reifal.
Lara dan Reinia yang mendengar pedebatan antara dua lelaki itu tertawa. Mendengar apa yang dikatakan Raka, Reinia malah berpikir "Apa Reifal lagi dekat yang lain ya?" tapi pikiran itu tidak bertahan lama.
Tanpa sepengetahuan Raka dan Lara, sebenarnya Reifal dan Reinia memang terlihat lebih dekat dari sebelumnya. Mereka berdua menyadari hal itu. Namun, mereka lebih memilih untuk diam tanpa memberitahu satu sama lain dan tidak mengatakannya kepada siapa pun termasuk kepada diri mereka masing-masing.
♡
Hari demi hari, Reifal dan Reinia merasakan hal itu sudah terlampau jauh diantara mereka. Bagi mereka rasa itu ada dan mereka telah mengetahuinya satu sama lain. Namun, tetap saja mereka memilih untuk menjalankannya tanpa memberitahu siapapun. Hingga pada akhirnya saat diperjalanan ingin mengantar Reinia pulang, Reifal memanggil Reinia yang ada dibelakangnya.
"Rei" panggil Reifal dengan nada yang terlalu serius dari biasanya.
Reinia yang merasa namanya dipanggil mendekatkan dirinya dengan Reifal.
"Kenapa Rei?" Jawab Reinia.
"Aku ngerasa gini-gini aja gak guna deh, walaupun aku udah tau perasaan kamu. Kamu pernah gak sih punya pikiran untuk ke status yang lebih dari ini." tanya Reifal.
"Aku sih gak masalah kalo kita gini. Ada kok orang-orang yang gak pernah menyatakan perasaan tapi hubungannya lama. Ada juga orang-orang yamg menyatakan perasaan tapi malah gak lama hubungannya. Kalaupun kita gini-gini aja yang pentingkan aku tau perasaan kamu, kamu juga tau perasaan aku ke kamu." Jawab Reinia samar namun dapat didengar Reifal.
Reifal yang mendengar itu berpikir lalu berkata "Rei karna aku udah tau perasaan kamu terus kamu juga gitu kenapa kita gak bulatin aja sih jadi ada status daripada gini gak jelas statusnya apa."
"Kaya belajar matematika aja deh rei pake dibulatin-bulatin segala." Canda Reinia agar suasana tidak terlalu serius.
"Ya gak rei bukan itu, ah lo mah ngerusak suasana padahal gua udah serius ni." Keluh Reifal kepada Reinia.
"Hahahaa... iya deh iya, tumben lo bisa ngomong serius, kenapa?" Tanya Reinia sambil cengingisan.
"Ya aku kepikiran perkataan Raka aja waktu itu." Jawab Reifal.
"Emang si Raka ngomong apa?" Tanya Reinia mulai kebingungan.
"Ituloh yang waktu itu dia bilang kalo kita itu cocok. Masa kamu lupa, ada kamu kan waktu itu dirumah dia?" Reifal berusaha membantu Reinia untuk mengingatnya.
Reinia mulai mengigat apa yang Raka katakan waktu itu.
"Ooohhh... iyaaa aku inget, emang kenapa perkataannya? Ada yang salah ya?" Tanya Reinia lagi kepada Reifal yang mulai jengah dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Namun, ia berusaha untuk menjawabnya dengan sabar karena ia tau kalau cewek yang sedang duduk dibelakangnya itu sangatlah lemot pemikirannya.
"Bukan salah atau gaknya tapi ada benernya juga kata-kata Raka, kalo kita pacaran gimana? Tapi sebenarnya gak usah ditanya juga aku udah tau jawabannya pasti kamu mau." Reifal mengatakannya sambil tertawa.
"Iihhhh.... PD banget deh jadi orang, jadi lo tuh mau ngomong serius atau mau canda-candaan" Reinia memasang muka jengkelnya yang disaksikan langsung oleh Reifal lewat kaca spion.
"Iya-iya aku serius ini Rei. Kamu mau gak pacaran sama aku?" Tanya Reifal lagi.
"Ha jadi ceritanya kamu nembak aku Rei?" Reinia yang baru menyambung dalam percakapan mereka dari tadi membuat Reifal menahan kesalnya.
"Terus buat apa coba aku ngomong panjang lebar dari tadi kalo ujung-ujungnya kamu baru konek sekarang." Reifal kesal.
"Iya deh iya mau dijawab apa gak nih marah-marah mulu." Ejek Reinia.
"Maulah udah nungguin ni dari tadi, buruan dong." Jawab Reifal tak sabar.
"Iya-iya" jawab Reinia singkat membuat Reifal bingung maksud dari jawabannya.
"Jadi jawaban kamu itu mau atau gak? Jawaban kamu kok membingungkan." Perasaan Reifal mulai diambang-ambang.
"Iya aku mau" jawab Reinia sambil mengangguk. Reifal sangat senang karna telah menyandang status yang pasti dengan Reinia, begitu juga dengan Reinia yang juga senang pada akhirnya Reifal membuat hubungan mereka menjadi jelas.
♡
Waktupun terus berjalan, Reifal dan Reinia menghabiskan waktu berdua setiap harinya. Tak lupa mereka juga mengisi waktu weekend untuk pergi kegereja bersama. Sehabis dari gereja mereka biasanya menghabiskan waktu untuk pergi makan, setelah makan barulah mereka pergi kerumah Raka. Terkadang mereka hanya duduk dirumah Reinia, jika tidak punya tujuan lain.
Hubungan Reinia dengan Reifal berjalan baik-baik saja. Pada satu malam, mereka pergi kesebuah cafe. Namun, entah angin apa yang melewati Reinia secara tiba-tiba membuat Reinia ingin berkata kepada Reifal kalau mereka hanya teman, namun bukan teman biasa melainkan teman hidup, Reinia tidak pernah berpikir jika mereka pacaran.
"Rei emangnya kita pacaran ya?" Tanya Reinia.
"Menurut kamu aja deh Rei, kita udah jalan beberapa minggu kok masih nanya gitu". Jawab Reifal dengan malas.
"Tapi aku nganggap kamu itu teman aku lo Rei." Jawab Reinia yang membuat Reifal diam seribu bahasa sambil menatap Reinia lekat-lekat, Reinia yang melihat ekspresi Reifal langsung ketawa lalu.
"Tapi teman hidup bukan teman biasa-biasa aja hehehe... takut bener deh Rei hubungannya cuma sebatas friendzone." Kata-kata Reinia membuat Reifal kesal setengah mati. Namun, ia sangat tau Reinia hanya ingin membuatnya tertawa.
♡
Thanks buat teman" yang udah baca bagian dari cerita aku. Thanks juga buat teman" udah ngedukung aku buat semua cerita ini..
Jangan pernah bosan ya teman".
Dan jangan lupa Vote certa aku dri awal sampai akhir.
Karna aku juga butuh dukungan kalian untuk lanjutin ceritanya.♡♡
Salam Vanila.
![](https://img.wattpad.com/cover/207890085-288-k907469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan berakhir Pelangi
Fiksi RemajaRintik hujan sama seperti air mata yang selalu turun tanpa bisa kita hentikan. Namun akan selalu ada pelangi ketika hujan berhenti dan akan ada kebahagiaan setelah turunnya air mata.