1.Dena

14.3K 514 29
                                    

Yoon de naa biasa dipanggil Dena. Ia adalah gadis polos yang rendah hati, Ia siswi kelas 3 SMA di salah satu sekolah di Daegu, bahkan ia murid berprestasi di sekolahnya dan memiliki paras yang sangat cantik. Dena tumbuh besar di keluarga yang tidak harmonis, ibunya sangat menyayanginya, bahkan bekerja dengan sangat keras untuk menghidupinya dan menyekolahkannya. Appanya adalah seorang pemalas yang hanya menghabiskan uang untuk berjudi dan minum

Dena tidak pernah diizinkan untuk bekerja paruh waktu oleh ibunya meski Dena berusaha membujuk untuk membantu perekonomian keluarganya karna ibunya sangat khawatir karna marak terjadinya pembunuhan berantai yang terjadi di Seoul

"Chagia... ibu baru saja mendapatkan uang dari hasil mencuci pakaian nyonya min-a, kemarilah dan simpanlah uang ini untuk keperluan sekolahmu nak. Meski hanya 7000won tetapi
bisa digunakan"

Dena hanya tersenyum dan memandangi ibunya. Setetes cairan bening lolos dari matannya "ibu... aku sangat menyayangi ibu hiks... tapi lebih baik ibu menyimpan uang ini untuk membeli sepatu, agar kaki ibu tidak terluka saat berkebun"

Belum sempat ibu Dena menjawab, seketika...

"Yaaaaak....!!!" Appa Dena datang entah dari mana dan uang 7000won yang Dena bawa diambil paksa oleh sang appa

"Suamiku... ku mohon jangan ambil uang itu"

Seketika sang appa memukuli ibu Dena. Umpatan demi umpatan ditujukan pada Dena dan ibunya dan ketika Dena berusaha melindungi ibunya, Dena mendapatkan tamparan keras tepat di pipi kirinya hingga terjatuh dan sedikit mengeluarkan darah di sudut bibirnya

"Cukup suamiku... ku mohon jangan pukuli dia... hiks..." ibu Dena menangis sambil terisak dan memeluk anak semata wayangnya tersebut "kau baik-baik saja anak ku...?!!!" Lanjutnya dengan histeris

"Cih... anak dan ibu sama saja... sama-sama tidak berguna...!" Kemudian appa Dena pergi untuk menghabiskan uang itu

***

Hari itupun berlalu, Di pagi yang yang cerah ini Dena memiliki harapan baru dan telah melupakan kejadian kemarin bahkan Dena telah memutuskan untuk bekerja paruh waktu secara diam-diam bahkan ia telah membawa baju untuk bekerja dan telah menyiapkan alasan untuk pulang terlambat

"Ibu aku berangkat..." sambil melempar senyuman Dena melambaikan tangan kepada ibunya untuk berangkat sekolah

Sesampainya di dalam kelas bell sekolah pun berbunyi pertanda pelajaran akan dimulai ketika itu seorang seongsangnim datang bersama dengan seorang murid laki-laki yang terlihat sangat asing bahkan menggunakan seragam yang berbeda dengan siswa-siswi di sekolahnya

Sebelum seongsangnim berbicara seluruh siswi  di dalam kelas itu berbisik-bisik mengenai ketampanan murid baru tersebut

"Selamat pagi anak-anak... saya sedang bersama murid baru dari Seoul yang akan menempati kelas kita, ia pindah ke Daegu karna keputusan orang tuannya" lalu seongsangnim berpindah posisi sedikit lebih ke belakang "silahkan memperkenalkan namamu" lanjut seongsangnim sambil tersenyum

"Ne ileum-eun Kim Taehyung ibnida" ucap pria itu dengan wajah datar

"Ne, Taehyung silahkan duduk di bangku kosong di belakang Yoon De naa" perintah seongsangnim

Pelajaran pun dimulai hingga bell istirahat berbunyi.

"Dena ya... mengapa kau tak beristirahat dan makan siang? Ayolah aku akan mentraktir mu" goda Hyuna

"Kajja...!!!" Sahut Dena

"Tunggu sebentar... Dena ya... kemarilah, ada artikel yang mengatakan bahwa telah ditemukan mayat seorang pria dengan kondisi mengenaskan"

"Jeongmal...?!!!"

"Ne, Dena ya... sepertinya aku tidak jadi ke kantin sekolah untuk makan siang karna aku harus melakukan ujian matematika hari ini, mian" sesal Hyuna

"Ne, gwenchana Hyuna ya..." timpal Dena dengan senyuman manisnya

Setelah Hyuna pergi Dena tetap berada di kelas bersama Taehyung, terasa ada kecanggungan di dalam sana

"Annyeong... perkenalkan namaku Dena" Dena menghadap ke belakang dan tersenyum pada Taehyung dengan mengulurkan tangannya, dan yang disapa hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan

Merasa tidak dihiraukan Dena menarik tangan Taehyung untuk berjabat tangan "inilah yang dinamakan berkenalan" lanjutnya

Saat itu juga ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan kebencian "awas saja kau Yoon De naa, kau harus mendapatkan pelajaran" gumam orang itu dengan smirik jahatnya

Saat itu juga ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan kebencian "awas saja kau Yoon De naa, kau harus mendapatkan pelajaran" gumam orang itu dengan smirik jahatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Psycho & ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang