Hidup itu seperti rumus matematika, penuh teka teki ,sesulit apa pun permasalahannya jika kita tidak serius mengerjakannya , maka kita tidak akan pernah menemukan jalan keluarnya.
________Jam pulang akhirnya tiba. Semua murid berhamburan ingin cepat– cepat sampai rumah masing – masing hanya Ara dan Acha yang masih belum pulang.Mereka masih terlihat sedang membereskan buku–buku dan lainnya. Tiba – tiba ada seorang cowok yang masuk kelas dan menghampiri kedua gadis tersebut.
“Ara?lo ikut gue sekarang, lo dipanggil oleh pak Ridwan.” Ucap Arraf , ya cowok yang datang tersebut adalah Arraf.
“Loh kok Arraf tau nama Ara ?.” Heran Ara.
“Lah lo sendiri napa tau nama gue Arraf?.” Tanya balik Arraf.
“Ihh kok malah balik nanya sih?” Kesal Ara.
“Itu gak penting , sekarang lo ikut gue ke ruang kepala sekolah karena pak Ridwan udah nunggu daritadi.” Ucap Arraf yang langsung menarik tangan Ara.
Sesampainya mereka di ruang kepala sekolah , Bapak kepala sekolah langsung mempersilahkan mereka untuk masuk ke ruangan nya dan langsung menyampaikan tujuan dia memanggil Ara dan Arraf.
“Assalamu’alaikum.”
“Waalaikumsalam,Arraf Ara silahkan masuk.” Ucap Pak Ridwan.
“Bapak benar memanggil Ara?Ada apa ya pak ? Apa Ara ada salah sampai Ara dipanggil ke ruang kepsek?” Tanya Ara yang khawatir jika dirinya melakukan kesalahan.
“Tidak nak kamu tidak salah apa - apa , sebenarnya ada yang bapak ingin sampaikan ke kalian berdua.”Ucap Pak Ridwan.
“Huffhh kirain Ara ada salah.” Ucap Ara lega.
“Mengenai apa ya pak ?” Tanya Arraf.
“Bapak sudah mengetahui dari wali kelas kalian bahwa kalian itu murid yang berprestasi , kalian juara 1 dikelas IPA kan ? Ara XI IPA 2 dan Arraf XI IPA 1?” Tanya Pak Ridwan.
“Iya pak benar ,lalu tujuan bapak memanggil kami kesini itu untuk apa ya ?” Tanya Arraf.
“Jadi begini anak–anak, bulan depan ada acara olimpiade sains tingkat Provinsi yang diadakan di UPI . Nah bapak ingin kalian yang menjadi perwakilan dari sekolah ini , bapak dengar dari wali kelas kalian katanya kalian itu pintar dalam mata pelajaran Matematika. Jadi bapak memilih Arraf sebagai perwakilan putra dan Ara sebagai perwakilan putri untuk mengikuti olimpiade matematika tersebut . Bapak sudah memlih siswa kelas lain untuk mengikuti mata pelajaran IPA yang lain seperti Kimia , Biologi , dan Fisika . Nah kebetulan kalian terpilih untuk mata pelajaran Matematika.” Jelas Pak Ridwan.
“Aduh pak, maaf bukannya Ara tidak mau mengikuti olimpiade ini. Tapi Ara belum pernah mengikuti lomba olimpiade apalagi sampe tingkat Provinsi seperti ini . Ara takut Ara malah mengecewakan SMA Bakti Husada.” Keluh Ara , dirinya tidak yakin untuk ikut olimpiade karena dia belum mempunyai pengalaman .
“Ara jangan merendah seperti itu dong, bapak tau kamu itu mempunyai kemampuan dan kepintaran . Kamu kan bisa belajar dulu , lagian perlombaannya masih sebulan lagi . Kamu bisa belajar bersama Arraf , dia dari SMP sudah sering mengikuti olimpiade dan juara. Bapak yakin jika kamu mau berusaha, pasti kamu akan juara.” Ucap pak Ridwan meyakinkan Ara.
“Kok Ara jadi belajar bareng sama si cowok kecakepan ini sih ? Eh maksudnya Arraf. Ara mending belajar sendiri aja pak.” Protes Ara.
“Sudah Ara jangan membantah. Kamu dan Arraf kan teman satu tim , kalian juga membawa nama SMA Bakti Husada . Jadi saya mohon kerja sama nya pada kalian. Kalian tidak keberatan kan?” Mohon pak Ridwan.
“Baik pak kami akan belajar dan berlatih bersama.” Jawab Arraf.
Mereka pun akhirnya menyetujui untuk ikut olimpiade matematika . Ara dengan terpaksa mengikuti saran pak Ridwan untuk belajar dan berlatih bersama Arraf.
“Arraf tunggu.” Panggil Ara saat Arraf sedang berjalan untuk pulang.
“Ada apa?” Arraf pun menghentikan langkahnya dan berbalik ke Ara.
“Eee..kita mau belajar bareng kapan?” Tanya Ara.
“Terserah.”Jawab Arraf seadanya.
“Ih Arraf yang bener dong, Ara butuh kepastian ini.” Protes Ara.
“Emangnya lo mau gue tembak apa pake minta kepastian segala?” Heran Arraf.
“Ih so kecakepan banget deh , Ara serius Arraf kita mau latihan kapan ? Ara kurang persiapan banget buat ikut lomba olimpiade.” Kesal Ara.
“Yaudah lusa kita belajar bareng pulang sekolah di perpus , soalnya gue besok gabisa.”Jawab Arraf.
“Nah gitu dong daritadi kasih Ara kepastian, kan Ara jadi ga ngerasa digantung.” Ucap Ara dengan polosnya.
“Dasar cewek lemot.” Arraf menyumpahi Ara.
“Heh lemot lemot gini juga Ara jago matematika tau!!.” Kesal Ara.
“Terserah lo aja deh, gue mau balik.” Ucap Arraf yang langsung bergegas pergi meninggalkan Ara karena tak tahan dengan sikap nya.
“Yaudah hus sana Ara muak liat wajah Arraf yang so kecakepan itu.” Cerocos Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Teen FictionTiada awan di langit yang tetap selamanya.Tiada mungkin akan terus menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita pasti lahirlah pagi membawa keindahan. Maka berpetualanglah sejauh mata kita memandang jalan,mengayuhlah sejauh lautan terbentang...