1

32 4 6
                                    


•°•°•°•
Tidak ada yang tahu bagaimana wujud Tuhan itu. Lalu kenapa orang orang memercayai keadaannya?
•°•°•°•

Averiena Agatha
Eksistensi yang seharusnya tidak berada di hadapanku saat ini. Eksistensi yang menghancurkan berbagai macam kehidupan lainnya

Tidak seharusnya dia saat ini berada di sini saat ini juga.

Seharusnya dia tidak membuatku terobsesi seperti ini, dan membuatku buta dikarenakan keindahan yang dia miliki

Memang dia hancur berkeping keping tetapi mengapa aku ikut lebur bersamanya?

Tolong tuhan,
Jangan bawa aku ke kehidupan nya yang dulu.

Biarkan saja aku hancur dan mati dengan tubuh ini. Daripada dihancurkan namun dihidupkan lagi dan lagi.

Apakah ini neraka dunia bagiku?

📈📉📈📉

"Aku tidak tertarik memasuki Eskul manapun"
Sahut seorang gadis mungil pirang yang berada di ruangan Eskul Sastra saat ini.

"Manapun itu termasuk Eskul kalian"
Lanjutnya dengan wajah datar nan santai namun tegas setiap katanya.

Merasa tidak dibutuhkan lagi. Ave langsung keluar tanpa permisi. Namun tentu saja ia masih menggunakan sopan santun nya yah dengan wajah datar khas nya

Terdengar jelas helaan nafas berat 4 manusia di dalam ruangan.

"POKOKNYA AVE HARUS ADA!!! GAMAUUUU!!!" Teriak Naura dengan suara cempreng yang sangat menyakitkan untuk didengarkan, dan beruntung ketiga manusia disekitarnya langsung menutup telinga mereka masing - masing

"Gandeng!" Timpal Ardian sambil menatap sinis manusia yang baru saja berteriak persis di sampingnya

Eskul Sastra didirikan baru baru ini. Didirikan juga sebenarnya tidak tahu tujuan dan kegiatannya apa dan bagaimana. Yang jelas saat ini mereka mengatur jalannya literasi di sekolah dan membuat Mading udah gitu aja sisanya entah mau berlaku apapun. Yah mungkin mengatur perpustakaan? Sungguh Eskul yang tidak jelas.

"Mau gimana lagi, apa aku harus ajak Zidan aja ya?"
Reihan, sang Sekretaris OSIS merapihkan "suguhan" untuk Ave tadi.

Tapi tentu saja Ave tidak menyentuh "suguhan" teh dan kue tsb. Yaiyalah anak konglomerat yang hobinya ngopi pakai starbuck masa minum teh manis anget yang kalau dijual di warteg harganya 2 ribuan.

Melihat kue dan teh anget nganggur. Niatnya dibereskan Reihan malah tergiur jadi dimakan aja.
Beli pakai uang patungan ber4 gapapa lah dimakan sama gua.
Batin sang Sekretaris OSIS dengan santai nya makan bolu pisang

"Waras? Ketos masa diajak Eskul Abal Abal?" Naura ikut memakan bolu pisang yang nganggur juga.
"Enak njir tau gitu gajadi gua kasih"
Lanjutnya sambil memakan bolu pisang yang hendak diambil Reihan. Hingga terjadi perang batin diantara mereka berdua

"Kalian! Bocah banget sih masa rebutan bolu? Kalau begitu fix ya minta bantuan Bu Rika" sahut Salsa dengan tegas seraya menyita Bolu pisang menjauh dari mereka berdua. Ardian yang menyimak kegiatan tsb mengambil ponselnya. Dan membuka sosmed +62 yaitu WhatsApp

"Minimal punya no Ave lah" sahut Ardian membuka profil wa Ave.
"Lah anjir ga ada pp dan bio?
Lah anjir ceklis 1 anjir...."
Ardian Panik sendiri ,namun ketiga temannya tidak peduli. Masih saja meributkan bolu pisang

Averie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang