2

25 4 12
                                    


•°•°•
Katanya jika membuat 1000 burung bangau dari origami akan mengabulkan 1 permohonan.
Kalau begitu aku akan membuat 1000 burung bangau setiap hari
•°•°•


"Nona hp anda berbunyi seperti nya ada yang menelfon anda" ucap wanita 32 tahun disamping Ave yang sedang tertidur lelap karena dinginnya udara ulah hujan sore ini

"Siapa?" Tanya Ave dengan suara khas serak bangun tidurnya

"Nomor tidak dikenal. Namun di SMS ia mengaku salah satu teman anda" Ucap Pelayan tsb sambil membuka hp tuannya itu dengan sangat hati hati dalam setiap sentuhannya. Hp yang ia pegang setara dengan gajinya selama 4 bulan lebih

"Aku tidak punya teman di sekolah sialan itu" ia menaikkan selimutnya .
Namun telepon itu kembali memanggil nomornya. Melihatnya saja membuat Ave naik darah

"Angkat, kau yang bicara"

"Baik. Halo?"

"AVEEEE MANA KAU!? KATANYA MAU ESKUL HARI INI" Ucap wanita bersuara cempreng sambil berteriak kencang di telfon sana.

"Ah"
Kepala Ave terangkat baru ingat hari ini ia seharusnya di sekolah dan mengikuti kegiatan Eskul nya.

Ia langsung merebut ponselnya mematikan dan percakapan berdurasi 5 detik tsb.

"Antar aku ke Sekolah" Ave turun dari kasurnya dan segera ke kamar mandi

"Eh?" Sang pelayan sangat terkejut melihat Ave ingin ke sekolah lagi.

"Apa?" Ia menatap mata pelayan tsb dengan sedikit memelototi nya.

"Siapkan saja barangku!" Ia menaikkan nada suaranya sehingga membuat pelayan yang tak bersalah sama sekali menjadi merasa bersalah.

☔☔☔

"Buset" ucap Naura saat melihat Ave diantar ke depan ruangan Eskul dan satu orang mengikutinya sambil membawa payung agar Ave tidak kehujanan

"Kau boleh pulang, kemarikan payungnya" Ave mengambil payung yang dibawa pelayannya sendiri. Untung saja pelayan tsb membawa 2 payung jadi ia tidak kehujanan dan ia pun pamit dengan sopan sebelum pergi

"Terus ngapain?" Ave melirik barang kerajinan untuk dijadikan Mading berserakan diatas meja. Ia sebenarnya tahu akan membuat Mading namun melihat cara kerja mereka yang lamban seperti ini kesal juga.

"Ya bikin Mading" Jawab Ardian tanpa melepaskan matanya ke tumpukan puisi yang nantinya ia gabung seunik mungkin, tangannya pun masih sibuk memotong puisi tersebut dan mengatur posisi.

Naura sendiri ternyata langsung ke papan Mading. Ia melukis susunan apa saja yang akan ditaruh di Mading tsb. "Ave bantuin sini mikir desain bagus nya apaa-"

"Mading kan diganti tiap bulan. Jadi kenapa kalian tidak pakai tema berbeda per bulan saja?" Ave mengambil spidol papan tulis yang tergeletak di atas meja. Ia pun menulis nama nama bulan di papan tulis kecil yang memang tersedia sejak awal.

"Misalnya ambil saja lambang bunga per bulannya. Bulan ini September, lambangnya ialah Bunga Aster" ia menulis lambang bunga lainnya di tiap bulan. "Bunga Aster beragam varian warnanya. Tapi kita pakai warna putih saja. Lalu untuk bulan Oktober Bunga nya adalah bunga Marigold identik dengan warna emas ,jadii bulan depan tema warnanya ialah warna emas"

Semuanya tertegun melihat Ave menata konsep sedemikian rupa agar tidak perlu memusingkan warna tema. "Pertahunnya bisa menggantikan lambang ,misalnya tahun ini bunga tahun depan Binatang" jelasnya sambil menatap Mading yang... Sudah jelas belum selesai

Averie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang