"Gun, siapa yang tinggal di rumahmu itu?" Perhatian New tertuju pada rumah modern minimalis yang terletak sekitar 40 meter dari jalan besar itu.
"Seseorang dari kota."
"Laki-laki?"
"Iya."
"Dua orang?"
"Tidak, hanya satu."
"Tapi ada dua orang di sana," ucap New lagi, menjeda, "aku melihat ada 2 orang baru di daerah kita kemarin," sambungnya.
"Entahlah, aku tidak tau."
Lalu keheningan menyelimuti keduanya. New fokus pada kemudi stir. Hari ini mereka harus ke kota, membeli sesuatu.
Gun melihat melewati kaca spion mobil. Yang tampak hanya pohon-pohon yang semakin menjauh dan mengecil.
••
"Di sana tidak terlalu dingin, kenapa kau ingin membeli banyak sekali hoodie?" Tay komat-kamit sambil melihat-lihat berbagai model hoodie yang tergantung. Sementara itu Off sudah mengambil beberapa helai.
"Mana yang lebih bagus?" Tanya Tay menunjukkan 2 hoodie dengan warna berbeda.
Off menyeringai. "Dan kau juga membelinya."
Tay nyengir memperlihatkan deretan gigi putih rapi miliknya. "Akan aneh jika sudah melihat-lihat tapi tidak membeli.." ia beralasan.
"Setan!"
Tay terkekeh. "Ayo yang mana?"
Off menunjuk warna biru tua.
"Aku tau selera kita sama," Tay tersenyum lebar.
Off geleng-geleng. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pandangannya jatuh pada pemandangan dua orang yang sedang berbincang. Yang menjadi fokus Off adalah senyuman di bibir laki-laki yang mengenakkan hoodie warna kuning. Lesung pipinya terlihat sangat jelas di mata Off.
Dan ini terasa seperti pertama kali Off melihat ekspresi berbeda di wajah orang itu. Padahal sebelumnya saat pemotretan Gun pun tersenyum. Tapi entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Dan dia terlihat tidak biasa saat tersenyum. Manis?
"Peng, hey, ayo!" Tay menarik Off dari keterpakuan. "Kau melihat apa?" Tay celingak celinguk mencari apa yang membuat perhatian sahabatnya itu begitu tercuri. Apa yang bisa membuat Off sampai bengong seperti itu?
"Ayo." Off berjalan menuju kasir. Tay mengikuti begitu tidak bisa menemukan apa yang sebenarnya sedang Off lihat.
••
"Apa ini untukku?" tanya Gun.
Anak kecil itu mengangguk. "Karena kakak sudah membantuku," katanya polos.
Gun tersenyum lagi. Ia hendak mengusap rambut si bocah, tapi niat itu tertahan. Ia menarik kembali tangannya. "Kau sangat manis."
"Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Flame [Off Jumpol - Gun ATp FF]
FantasyPertemuan pertama OffJumpol dengan Gun meninggalkan banyak tanya di dalam kepala laki-laki berkulit putih bak susu itu. Ada banyak hal misterius tersimpan di balik nama seorang Gun Atthaphan. Off amat sangat yakin Gun menyimpan banyak rahasia di ba...