[5] ears problem

1.8K 332 31
                                    

Ketika sampai di kamarnya, Yena langsung merebahkan dirinya begitu saja.

Yena sedang berusaha menetralkan pikirannya, detak jantungnya berdetak dengan cepat padahal dia tidak berlari.

"Bisa gak sih gua jadi orang pelupa aja!?" Keluh Yena frustasi, bahkan dia langsung mencabut sesuatu di telinga kirinya.

"AAARRGGHHH!" Yena memegangi kedua telinganya karena ada suara penging yang sangat menusuk.

"BERHENTIIII!" Teriaknya, tapi tidak ada yang merubah, malah suara menusuk itu semakin melengking.

Tangannya segera bergerak kesana kemari mencari alat tersebut, setelah dapat dia langsung memakainya dan segalanya menjadi normal.

Nafas Yena semakin memburu, pandangannya pun mulai mengabur. Tetapi setelah sedikit tenang, semuanya kembali normal.

"Kapan gua bisa lepas dari benda sialan itu?" Sarkas Yena.

Tanpa Yena sadari, darah sudah mengucur deras dari hidungnya.

"Lagi?" Keluhnya sambil beranjak dari kasur dan pergi ke luar untuk mencari tisu.

Sesudah dirinya tenang, Yena kembali ke kasur dan memutuskan untuk memainkan ponselnya, entah apa yang dia lakukan, hanya menscroll time line instagram.

"Tadi siang apa, tadi itu apa, Sakura itu apa, kenapa kelas ini aneh?" Gumam Yena. Dia meletakkan ponselnya, lalu menatap langit langit dibalik selimut tebalnya.

Yena sedikit heran dengan dirinya yang bisa mengingat suatu kejadian secara detail walaupun dirinya hanya melihat secara sekilas.

Bahkan Yena bisa memperagakan apa yang dilakukan pada waktu itu karena ingatannya sangat tajam.

Yena mengingat kejadian tadi siang dimana saat Sakura terlambat masuk dengan membawa sebuah laptop andalannya. Lalu Sakura berdiri di depan kelas, menyentuh laptopnya dan boom seketika langsung terkoneksi dengan proyektor beserta lampu lampu kelas menjadi kelap kelip.

Yena saat itu hanya memperhatikan layar, Sakura terus terusan menyentuh laptopnya, semakin lama banyak hal yang muncul di proyektor tersebut.

Isinya itu ada teori mengenai manusia, revolusi manusia, rekaman suara seseorang berbicara mengenai hal sebelumnya, bahkan data diri mereka pun ada di sana tertampang dengan nyata.

Selesai pertunjukkan singkat yang gila itu, Sakura langsung memandangi pak Lee dan mengatakan,

"Maksud bapak apa?"

Dan pak Lee hanya tersenyum kecil.

"Cih, pak Lee sudah gila?" Desis Yena membayangkan wajah pak Lee yang masih sangat jelas di ingatannya.

Lalu ingatannya terputar kembali ke kejadian yang baru saja terjadi, saat mereka memantau pak Lee bersama pak direktur yang ternyata beliau mengetahui kalau mereka sedang dipantau.

"Gua yang gila apa gimana sih?"

Yena memang bisa menjadi sedikit kewalahan ketika terus terusan mengingat kejadian secara detail.

Yena ingin melepas alat di telinganya, sebentar saja, namun tidak jadi karena kalau Yena misisan sekali lagi, dia harus dibawa pergi berobat ke dokter spesialis, itulah peringatan dari dokter dulu.

Jika dua kali terjadi dalam satu hari.














🔰













Yena kembali masuk ke dalam kelas 11-3, tetapi lencana miliknya saja yang berbeda dari temannya yang lain, ya kecuali Hitomi dan Minju.

Minju dan Hitomi mendatangi Yena yang sedang memandangi ke arah luar jendela, telinga sebelah kanannya disumbat oleh earphone.

question | izoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang