Kelas sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Aku berjalan beriringan dengan Siyeon menuju kantin di seberang taman kampus.
Katanya, teman-teman sudah menunggu.
"Dateng juga lu, Yon" Sua mengangkat tangannya, mengajak hi5 dengan Siyeon.
Siyeon membalasnya sambil tersenyum lebar. Menampakkan deretan gigi putihnya. Membuatku tak bisa beralih darinya.
"Kayaknya lu capek banget habis bawa ranting segede gini" Jiu tertawa cekikian. Bahkan aku mengira dia tersedak.
"Bukan, punggung gwe sakit gara-gara ketusuk-tusuk tulang tajemnya Yuyun" Siyeon berkata sambil mengelus punggungnya, berpura-pura ada yang sakit disana.
Mereka semua tertawa. Aku seperti mengenal kejadian ini. Bukan, bukan saat malam hari itu. Ketika di lain hari.
Aku dan Siyeon duduk di meja kantin yang sudah dibooking Jiu dan Sua. Aku duduk bersebelahan.
"Pada mau makan apa? Gwe traktir" Jiu bersuara.
Mataku membelalak menatapnya. "Pangsit kering satu plastik!" aku menjawab mantap.
"Buset, cemilanlu keren amat, Yun" Sua tertawa keras sambil menutup mulutnya.
"Pantesan badannya kayak lidi, kurang asupan ternyata" Siyeon membalas, dirinya juga tertawa menepuk bahuku.
Aku salah apa kalau aku kurus begini? Lagipula bukan salahku kalau aku kurus kerontang begini. Takdir sudah menuliskan demikian.
Omong-omong tentang tulisan, aku teringat kejadian di kelas tadi. Kalian tahu? Tulisan itu kemudian menghilang tak berbekas.
Kupikir aku berhalusinasi, mungkin karena aku yang baru saja bangun tidur. Pikiranku masih belum stabil.
Siyeon yang ada di sebelah mejaku tadi bahkan tidak mengetahui apapun di bukuku itu.
Dan ia saat kutanyai tentang mimpiku yang bersangkutan dengannya, juga mengatakan demikian.
Bahkan mengataiku mengada-ada. Dia bilang tidak pernah sekalipun pergi ke jalan tol. Walaupun hanya melewati. Ia tidak pernah.
Apa itu arwah Appa atau Eomma yang menyamar menjadi Siyeon? Aku tidak tahu apa pun.
"Nih pangsit lo" Jiu menyerahkan sebungkus plastik berisi pangsit di dalamnya. Aku mengambilnya dan melahapnya
Kemudian, seorang senior perempuan datang. Duduk di sisiku yang satunya setelah meminta izin pada Jiu. Memang kosong tadi.
Ia menatapku ramah. Aku membalasnya dengan senyum dan anggukan kecil. "Kakak dari jurusan mana?"
Tanpa menjawab, senior itu membisikkan sesuatu di telingaku.
"Now, you will be ending story"
Otakku langsung mengartikannya sebagai kakak itu berasal dari jurusan bahasa asing. Sama sepertiku.
Lantas gadis itu bangkit berdiri dan pergi. Menuju dalam kampus. Aku menatap punggungnya yang hilang di balik kerumunan.
Lalu aku tersadar.
"Im who? Who is me? Where am I? I don't know" -Kim Yoohyeon.
Baiklah, ini masih berlanjut. Aku masih ditempat, sambil memakan pangsit tadi. Entahlah, kenapa aku memesan kerupuk tipis ini.
"Heh, kalian tahu gak?" Sua menggebrak pelan meja dua kali. Menyita perhatian kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPLAY -hiatus
Mystery / Thriller"Tetang kenangan kelam yang terus menghantuinya" Yoohyeon anak penakut. Yoohyeon anak cengeng. Yoohyeon anak pembuat onar. Yoohyeon anak lemah. Hatinya tidak akan pernah berhenti berkata demikian. Untunglah teman-temannya itu masih ada disisinya. Be...