Aku tidak terbangun dari mimpi lagi. Aku sudah berpindah tempat tanpa aku sadari. Duduk di bawah bingkai jendela besar.
Aku yang pias ketakutan tadi masih tercetak jelas diraut wajahku. Pucat dengan pupil yang hampir mengecil. Jelas aku ketakutan saat itu.
Diluar hujan deras. Jendela itu terbuka, membiarkan airnya jatuh menimpa kulitku. Aku yang masih belum sadar sepenuhnya apa itu, langsung merubah posisi menjadi duduk tegak sembari mengelap wajah.
"Aku... Di kamar ?..." mataku menjelajahi seluruh sudut ruangan persegi itu dengan seksama. Memastikan penglihatanku benar.
Meja belajar dengan barang berantakan diatasnya. Kasur yang sama kusutnya dengan ujung selimut yang terjulur kebawah.
Benar ini kamarku.
"Apa aku sendirian? " aku menatap pintu kayu dibelakangku. Nyala lampu orange yang menelusup dibawah bingkainya tampak tenang.
Tidak ada bayangan tanda orang lewat disana. Aku benar sendirian di kamarku.
Aku menghela nafas sejenak, lalu menatap keluar. Membiarkan kembali beberapa bulir air membasahiku.
Awan hitam yang bergelung diatas bergerak cepat mengkuti arah angin yang dinginnya menelusup masuk ke tubuhku.
Sama cepatnya dengan lalu lintas di ujung sana. Lampunya terlihat berpendar merah-kuning.
Apa sekarang waktu sudah normal kembali?
"Yoohyeon...?"
Aku menoleh ke belakang, tepat di depan pintu kamarku. Seseorang berdiri disana, menatapku heran.
Sama halnya denganku.
"Siyeon-ni...?" alis kananku reflek naik setelah mengetahui siapa yang datang tiba-tiba.
Otakku masih tidak bisa mencerna ini.
"Bagaimana kau bisa ada dikamarku?"
Eh...?
"Sekarang aku ingin bertanya. Apa karena mimpi buruk ini, aku jadi amnesia?" -Kim Yoohyeon.
"Kau ada disini, Yoohyeon? Bagaimana bisa?" Siyeon mendekat setelah meletakkan handuk kecil diatas kasur.Dia habis mandi. Rambutnya masih basah nyatanya. Kemudian duduk di dekatku.
Aku bingung ingin menjawab bagaimana. Mana mungkin aku ceritakan sebenarnya apa yang terjadi padaku.
Ia pasti tidak percaya.
Aku semakin gelisah ketika alis kanan Siyeon terangkat. Heran melihatku yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Yooyhyeon, kau tidak apa-apa?" Siyeon masih terus menatapku seperti itu. Membuatku semakin tidak nyaman.
Aku akhirnya menghela napas, pasrah mengatakan apa saja yang ada di dalam hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPLAY -hiatus
Mystery / Thriller"Tetang kenangan kelam yang terus menghantuinya" Yoohyeon anak penakut. Yoohyeon anak cengeng. Yoohyeon anak pembuat onar. Yoohyeon anak lemah. Hatinya tidak akan pernah berhenti berkata demikian. Untunglah teman-temannya itu masih ada disisinya. Be...