| good night

135 29 7
                                    

Langit diatas sana terlihat indah. Gradasi ungu dan biru dengan taburan beberapa bintang menambah pesonanya.

Berpasir putih seperti pasir pantai, namun tidak ada suara deburan ombak.

Ada langit diatas sana, namun tidak ada siapapun selain dirinya.

Yoohyeon mencoba bangun dari posisinya. Tempat yang ia tiduri bisa dibilang horor.

Lihat saja tanda iluminati itu, dan ia ada ditengahnya.

Bisa dibilang, Yoohyeon seperti menjadi "tumbal" untuk sebuah acara penyembah setan atau─semacamnya.

Tapi siapa yang melakukan ini padanya?

"Unnie... Kalian dimana...?"

Yoohyeon berdiri sambil celingukan mencari keberadaan manusia sejenisnya.

Namun tidak ada siapapun disana.

Hanya pasir putih itu, langit malam yang indah, juga asap hitam yang tiba-tiba muncul di depan wajahnya.

Yoohyeon hampir jatuh ke belakang saking kagetnya. Asap hitam yang membumbung setinggi dirinya itu seakan menatapnya.

Yoohyeon mundur beberapa langkah karena ketakutan.

"Kau tidak mengenaliku, Kim Yoohyeon?"

Yoohyeon masih takut untuk menggerakkan mulutnya. Ia masih menjaga jarak dengan makhluk aneh itu.

Asap itu kemudian mundur beberapa meter. Terdengar helaan napas dari sana.

Padahal Yoohyeon menyakini kalau dia tidak hidup.

"Jangan bilang kau juga tidak tahu mengapa kau disini"

Otak Yoohyeon lantas memutar kejadian sebelum ia pingsan. Yoohyeon tidak terlalu jelas melihatnya.

"Aku tidak tahu. Memang ada apa denganku?"

Yoohyeon mulai memberanikan diri bercakap dengan asap hitam itu.

Mereka saling diam. Asap hitam itu tak kunjung menjawab pertanyaan Yoohyeon.

Malah dia terus mengambang tidak jelas.

Yoohyeon masih memikirkan hal-hal yang membuatnya sampai kemari. Apa dia melakukan sesuatu?

Seperti... sebuah kesalahan?

Detik itu juga, ia mendapat titik terang.

Ia paham apa yang membuatnya sampai disini. Terjebak dengan asap hitam aneh yang bisa berbicara.

Juga dengan batu aneh yang ia tempati.



































"Dihari dimana aku bergetar dan tenggelam dalam kegelapan aku mengirim sinyal Mayday kepadamu" -Kim Yoohyeon.




































─at forest,  with Siyeon

Hutan itu basah terkena air hujan. Siyeon masih terus menerangi jalan setapak menggunakan senter dari ponselnya.

Terkadang Yoohyeon bisa membuatnya kerepotan dan kasihan di waktu yang sama.

Seperti sekarang. Mau tidak mau, ia harus menemaninya buang air kecil di tempat seperti ini.

Yah, semoga saja tidak ada hal aneh terjadi padanya.

Itu saja yang diharapkan oleh Siyeon, si perempuan berambut biru.

REPLAY -hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang