Di halte Bus
"Sekarang jam 7.18, gue hanya ada waktu 12 menit untuk bisa sampai sekolah" sambil melirik ke kiri kanan melihat bus selanjutnya.
"duh berpikir enzi,kaya begini gue enggak bole menyerah,pasti ada jalan" sambil melihat jam dan bus berikut yang masih tak kunjung datang.
tak lama kemudian, tiba - tiba mata enzi bercahaya dan seketika jalanan di hadapan enzi berubah penuh dengan kalkulasi angka, angka tersebut menunjukan total waktu tempuh yang bisa ditempuh enzi untuk menuju ke sekolah adalah 10 menit, disertai lokasi titik dimana enzi berada dan titik lokasi sekolah nya.
"wah apa ini,kok bisa seperti ini, jarak tempuh ke sekolah hanya 10 menit" sambil mencoba menutup mata dan membuka mata kembali.
muncul rumus - rumus perhitungan yang begitu banyak di depan mata enzi,lalu muncul rumus percepatan = perubahan waktu dibagi dengan selang waktu.
"wow,keren banget,gue bisa kaya gini",sambil melanjutkan lagi melihat ketakjuban tak terbatas di depan mata enzi.
enzi pun mengikuti petunjuk rumus dan arah jalan yang ditempuh sesuai dengan rumus percepatan yang muncul di depan mata enzi, di depan terdapat lampu merah, dan rumus pun kembali muncul membuat sebuah kalkulasi perhitungan, dimana setiap lampu merah menempuh waktu 3 menit. dan tiba diberikan arah jalan yang mengurangi arah kelambatan apabila enzi harus menunggu lampu merah.
Enzi pun melanjutkan perjalanan yang diarahkan oleh kemampuan barunya, melewati jalan tikungan yang diarahkan dan dihadapkan dengan 2 arah lokasi jalan,jalan pertama harus melewati tangga turun dan danau, jalan kedua jalan melalui jalan raya memutar.
tiba - tiba perhitungan rumus kembali hadir di depan mata enzi, sekarang enzi melihat kalkulasi perhitungan rumus gaya gravitasi,dimana waktu yang ditempuh bisa dipersingkat apabila enzi turun tangga dengan melompat di sisi tangga,sehingga arah percepatan dengan gravitasi = 0.8 detik. dilanjutkan enzi dapat menyeberangi danau dengan kayu sesuai dengan arah angin yang membawa enzi ke tepian seberang danau. dan melompat dengan jangkauan tenaga angin yang membantu arah percepatan = 1.5 m/s dan gravitasi medan 2.5 N dengan massa berat enzi.
enzi pun mengikuti petunjuk dari kemampuan barunya itu,dan ketika dia menuruni tangga, enzi merasa tubuhnya sangat ringan,dan bisa memanuver sesuka hatinya, ketika menuruni anak tangga, enzi mengambil papan kayu yang tergeletak lalu melempar ke danau, mencoba untuk melompati ke tempat papan kayu tersebut.
enzi mengambil posisi siap untuk melompat untuk sampai ke tepi danau
"wow ringan banget tubuh gue ini, seperti mau terbang saja" dan akhirnya mendarat sempurna di tepian, enzi melanjutkan arah jalan yang ditunjukan oleh kemampuan barunya.
Dihadapan enzi terletak pasar yang setiap paginya sangat ramai,dan satu - satunya jalan yang harus ditempuh sesuai dengan petunjuk kekuatan enzi adalah melewati pasar ini.
"sepertinya, gue harus melewati pasar ini,tapi apa mungkin, begitu ramai dan padat, tapi hanya ini jalan pintas yang cepat menuju sekolah"
sekilas muncul tanda garis berwarna biru yang melintasi pasar tersebut,enzi pun mendekat,dan lintasan itu seperti memberitahukan jalan mana yang harus enzi lewati, lintasan itu bergerak seiiring pergerakan enzi.
enzi bergerak mengikuti lintasan,melewati kerumunan orang yang ramai dengan mudah, tanpa menyentuh sedikit pun dari keramaian tersebut, tubuh enzi sudah mulai terbiasa dengan mengikuti pergerakan enzi yang semakin cepat dan ringan, dan pada akhirnya enzi pun bisa melewati pasar itu dan langsung sampai di depan gerbang sekolah enzi.
"akhirnya sampai juga,sekarang jam 7.28, dan gue enggak telat. tapi gue merasa aneh dengan kekuatan gue ini, kenapa bisa muncul tiba - tiba seperti ini? tapi sepertinya gue sudah terbiasa dengan kekuatan ini"
enzi pun melanjutkan perjalanan menuju masuk sekolah dan kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menembus Batas Terpendam
Teen FictionKisah seorang pemuda yang tidak mempunyai bakat apapun, tidak terkenal di sekolah, dan selalu hidup menyendiri, seketika mempunyai kemampuan luar biasa untuk mengubah hidupnya 180 derajat, dan tanpa disadari pemuda itu telah menembus batas terpenda...