(Di dalam kelas)
pintu kelas pun terbuka dan terlihat hilman dan teman lainnya sedang tergesa gesa
"Maaf bu lyna, kami telat, jalanan macet tidak seperti biasanya bu.", sambil melirik enzi yang sudah sampai terlebih dahulu dan duduk dengan tenang di pojok belakang kelas.
"Alasan saja kalian terus, liat itu enzi, kalian kan searah rumahnya, masa enzi bisa sampai lebih dulu dibandingkan kalian" bu lyna menghampiri hilman, gia dan deon.
"pokoknya, hari ini kalian dihukum semua, tidak ada alasan ini itu, sekarang kalian pergi ke gudang sekolah, dan bersihkan semua disana, dan tunggu ibu disana" sambil menjewer satu persatu telinga hilman, gia dan deon.
"Waduh, kenapa mereka melotot ke arah gue" enzi memandang ketiga temannya yang melotot ke hadapan dirinya.
"oke, anak - anak mari kita lanjutkan, hari ini keluarkan pekerjaan rumah kalian mengenai puisi sastra, pokoknya nanti ibu sebut satu persatu dan bacakan pekerjaan rumah kalian di depan kelas"
sambil bu lyna begerak dan berjalan melihat seluruh siswa kelas mengeluarkan pekerjaan rumah mereka.
"Oh my God, gue lupa ada pekerjaan rumah puisi ini, berpikir enzi" sambil memikirkan dan memejam kan mata.
tiba - tiba terdengar misterius lagi yang memanggil nama enzi.
"enzi, enzi, enzi khalid, panggil nama ku, Radeva, maka engkau mendapatkan kekuatan ku" suara misterius yang perlahan mendekat di telinga enzi.
Bu lyna menghampiri enzi
"oke enzi, kamu yang pertama membacakan pekerjaan rumah kamu di depan kelas" sambil menepuk pundak enzi.
enzi pun mengambil bukunya lalu membawa dan beranjak pergi ke depan
suara misterius itu pun kembali terdengar di telinga enzi.
"Panggil namaku RADEVA, maka engkau menjadi tidak terkalahkan"
enzi menutup mata dan memegang erat buku di dadanya
"RADEVA" enzi pun berbisik memanggil nama tersebut.
seketika enzi pun merasakan kembali adanya getaran hebat di dalam tubuhnya,dan tiba - tiba cahaya putih kembali muncul di dada enzi lalu menghilang masuk kedalam tubuh enzi.
"Engkau sudah menyatu dengan kekuatan Radeva sang raja ahli Seni dan Sastra yang tak terkalahkan" suara pria itu pun perlahan menghilang.
enzi membuka mata, dia sudah tiba di depan kelas, lalu enzi membuka buku nya yang masih kosong, dan mata enzi kembali bercahaya, dan muncul tulisan - tulisan aneh muncul di buku tersebut.
enzi menatap tulisan itu secara cermat
"loh, bukannya ini tulisan kuno seperti tulisan sangsekerta, kok bisa muncul di buku gue, dan sepertinya gue bisa membaca dan mengerti tulisan ini"
enzi pun membaca tulisan tersebut di depan kelas
" Secercak kertas putih bercahaya
menaungi indahnya kehangatan di kelas ini, berdiri sang pahlawan tanpa jasa, melantunkan semangat dan keindahan yang abadi"enzi pun melihat dan menunjuk kepada bu lyna, dan bu lyna tertunduk tersipu malu.. enzi melanjutkan puisinya dan berjalan menuju tengah kelas.
"wahai sang kuasa disana.lihat lah wanita nan anggun duduk disini" enzi mulai menunjuk wulan, wanita tercantik di kelasnya.
"dengan elok dan keanggunanya,berdiri teguh dalam kokoh raga dan jiwa, ucap syukurku, Engkau hadirkan ciptaanMU yang sempurna mengisi kehampaan ruang dan waktu ini" wulan pun yang mendengar puisi enzi mulai tertunduk malu dan memerah.
"serius ni,kenapa gue bisa lebay seperti ini ya,dan anehnya kenapa tubuh gue otomatis bergerak sendiri tanpa kemauan gue sendiri"
enzi pun berjalan kembali dan mendekati Ganda,cowo terkuat dan ditakuti di kelasnya.
"Lihatlah sosok kokoh dan gagah pemberani ini"
sambil memegang otot tangat dari ganda
"tangan yang tak takut menyerah sebelum fajar terbit menyongsong kedalam keberhasilan tiada tara, tangan yang membuat nuansa ruangan ini menjadi damai dan nyaman tanpa ada rasa ketakutan sedikit pun" ganda pun melihat enzi dan tersenyum.
enzi menunjuk meta,sahabat nya dari kecil,persis duduk di depan bangku enzi
"engkau disana,ya engkau dengan keindahan yang terbentuk dari senyumanmu yang membuat hati ini berdegup kencang tak teratur,senyuman mu yang selalu memberikan semangat pada ragaku ini, biarlah senyuman mu slalu hidup dan terkenang di nuansa ruangan ini.
meta tersenyum bahagia dan pipi berubah memerah tersipu malu,enzi berjalan kembali ke depan kelas,dan tiba - tiba memukul meja di depannya dengan keras
"mereka - mereka ini lah penerus penyeimbang keindahan di dunia ini, mereka mereka ini yang membuat kehidupan di dalam ruangan ini menjadi lebih bermakna,dan biar mereka - mereka ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan walaupun sang maut menantang keberanian mereka.dan mereka lah sahabat ku yang berharga dan tak ternilai.
seluruh kelas langsung berdiri , bertepuk tangan dan menyoraki enzi dengan begitu riang dan bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menembus Batas Terpendam
Teen FictionKisah seorang pemuda yang tidak mempunyai bakat apapun, tidak terkenal di sekolah, dan selalu hidup menyendiri, seketika mempunyai kemampuan luar biasa untuk mengubah hidupnya 180 derajat, dan tanpa disadari pemuda itu telah menembus batas terpenda...