Siang ini, pria muda berstatus sebagai waiters di salah satu restoran tengah dibuat kewalahan oleh pelanggan yang terus datang. Jarum jam baru menunjukkan pukul 11:35, belum masuk jam makan siang. Namun seluruh meja disini sudah terisi penuh. Restoran ini tidak besar, tidak banyak pelayan, maka dari itu ia kepayahan menangani pesanan.
"Mark!" seru salah satu pelayan pria ketika pria dengan name tag bertuliskan Mark Lee melintas tak jauh dari tempat si pria berdiri. Pria bernama Mark mendekat, "Ada apa mas Niel ?" tanya Mark begitu sudah tepat dihadapan pria yang dipanggil Niel.
"Capek? Seharian ini gue perhatiin, lu yang paling sibuk diantara kita semua" tanya Daniel menyadari memang Mark lah yang paling sibuk.
"Iya nih capek, baru kali ini gue pengen cepet balik ke rumah" keluh Mark memijit pundaknya pelan.
"Sabar Mark, semangat! Tuh liat, ada rombongan anak remaja baru masuk!" seru Daniel lalu menepuk pundak Mark memberi semangat. Mark menarik nafas dalam, baru saja ia ingin meneguk segelas air putih. Sayang harus ditunda untuk kesekian kali dan itu membuat nya cukup kesal.
"Berasa lagi kerja rodi"
-Mark-💉💉💉
"Sial! Lu bisa gak sih ketawa?! Gue lagi ngelawak malah diem aja?! Jadi garing lawakan gue!!" seru Taeil kesal pada seorang anak muda yang hanya menatap nya tidak minat.
"Terus apa yang bisa gue ketawain? Lawakan lu itu udah basi banget, udah dari jaman gue masih sekolah" jengah Haechan, pria yang sedari tadi mencoba bersikap sabar pada Taeil.
"Seenggaknya lu kasih tepuk tangan!! Udah lah, males banget gue sama lu!!" sungut Taeil sebal sambil melipat tangan didepan dada dan menghentak kakinya lalu duduk di seberang Haechan.
"Ewh, gak usah sok imut deh mas. Geli nih gue liatnya" sahut Jungwoo yang datang dari arah dapur membawa tiga gelas jus jeruk segar.
Kebetulan mereka berdua sedang berkumpul di rumah Taeil. Taeil sendiri yang mengundang Haechan dan Jungwoo untuk bersantai bersama karena terlalu lelah dengan pekerjaan kantor.
"Kurang ajar!! Terserah, gak ada gunanya ngomong sama kalian" ucap Taeil semakin kesal, bahkan wajahnya sampai memerah.
"Lah kok ngamuk" ujar Jungwoo di sahut tawa Haechan. "Mas Wuu, gue laper, cari makan yuk" celetuk Haechan disela menonton berita murahan di televisi besar milik Taeil.
"Laper? Bukannya lu baru makan semangkuk mie?" tanya Jungwoo balik dengan sebelah alis terangkat. "Belum kenyang kalau belum makan nasi" jawab Haechan setelah menegak jus jeruk miliknya.
"Kebetulan gue tau restoran yang punya steak enak. Mau coba kesan?" tawar Jungwoo, Haechan mengangguk semangat. "Yaudah kita berangkat sekarang kesana" Jungwoo berdiri, ia meraih tas di samping Taeil.
"Bagus ya gue dilupain" sinis Taeil tanpa menatap Jungwoo atau Haechan. "Astaga, ayo mas Taeil kita makan. Jangan marah - marah mulu ya, nanti cepet tua" ujar Jungwoo sengaja berbicara dilembut - lembutkan.
"Gak ikhlas ya lu ngajak gue?" tanya Taeil sensitif, Jungwoo menghela nafas panjang. Tidak menjawab pertanyaan Taeil, ia menarik tangan pria yang lebih tua darinya itu untuk segera beranjak dari duduk.
"Heh! Main seret - seret aja, jawab dulu pertanyaan gue! Ikhlas gak nih?!" Taeil terus ribut, menuntut jawaban dari Jungwoo. Sedangkan Jungwoo memilih untuk diam, malas meladeni.
Haechan memutar bola matanya malas, pusing dengan ocehan tidak penting Taeil.
"Cerewet banget sih nih aki satu"
-Haechan-💉💉💉
Disebuah studio dance, seorang pria sibuk memilah kertas - kertas di atas meja. Dia Taeyong, pemilik studio dance terkenal di Seoul. Ia dibuat sibuk, banyak anak baru yang bergabung menjadi anggota. Pendaftaran juga dilakukan secara mendadak bertepatan dengan liburnya rekan - rekannya yang lain. Beruntung Taeyong masih memiliki sahabat yang mau membantu.
"Doy!!" panggil Taeyong saat melihat sang sahabat keluar dari salah satu ruang latihan dengan peluh dimana - mana, baru saja ia selesai bersih - bersih.
"Kenapa?" tanyanya agak ketus sambil menyeka peluh di kening.
"Udah waktunya makan siang, gue mau ajak lu cari makan diluar. Ikut apa tinggal disini?" tanya Taeyong lalu menyodorkan sebuah handuk kecil.
"Ikut gue, sumpek di dalem studio mulu" jawab Doyoung, Taeyong mengangguk. "Kita makan di restoran biasa ya, yang deket dari sini" Doyoung setuju saja, yang penting segera makan.
"Bawa mobil mas?" Taeyong menoleh lalu mengangguk singkat. Doyoung lega, pasalnya diluar sedang mendung. Malas sekali ia harus kehujanan dijalan.
"Hari ini gue yang bayarin deh" ujar Doyoung membuat Taeyong menatap pria itu tidak percaya. "Liatinnya jangan gitu juga dong, kesannya gue kayak gak pernah traktir lu!" kesal Doyoung, Taeyong tertawa kecil.
"Emang gak pernah" setelah berkata seperti itu, Taeyong dihadiahi pukulan kecil pada lengannya.
"Gue juga modal ya!"
-Doyoung-💉💉💉
Johnny hanya membolak-balikkan berkas sejak setengah jam lalu. Berkas yang sudah pasti berisi seputar saham, kontrak kerja sama dan hal - hal tentang bisnis lainnya. Sungguh, terkadang ia lelah menjadi bos. Cukup muak dengan kehidupan kantoran seperti ini.
Sedangkan Jaehyun, sahabatnya sejak mereka masih duduk di bangku SMP hanya menatap jengah. Ia tidak berniat membantu, karena ia rasa Johnny tidak membutuhkan bantuan. Lagipula kalau diminta pun ia juga tidak akan mau menolong pria itu.
"Jae, lu ada acara gak hari ini?" tanya Johnny memecah keheningan, ia menutup berkas lalu menatap Jaehyun yang asik menatap keluar jendela.
"Kalau gue ada acara, gak mungkin gue ada ditempat kayak gini. Mending balik ke kantor nonton Netflix" jawab Jaehyun datar, ia hanya melirik Johnny sekilas lalu sibuk kembali menatap layar ponselnya.
"Jangan galak - galak napa sih. Niat gue baik nih, mau ngajak lu nyari makan siang" ujar Johnny elus dada. Jaehyun menoleh sedikit merasa minat pada ucapan Johnny.
"Let's go now, you pay for all lunch today" setelahnya Jaehyun berjalan keluar dari ruangan Johnny. Sedangkan Johnny terdiam sebentar ditempat. "Heh! Bocah kurang ajar! Gue yang ngajak malah pergi duluan!" kesal Johnny dengan tangan sibuk mengambil dompet dan kunci mobil.
"Jamal! Tungguin gue woy!!" Johnny berteriak, langkah kakinya nampak buru - buru, mengejar Jaehyun yang sudah berjalan jauh didepan sana.
"Makin lama makin gak tau
diri si Jamal!"
-Johnny-
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo City T-Virus [NCT]
Mistério / Suspense[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA!!] -REVISI- Hari itu niatnya hanya sekedar menikmati secangkir kopi. Entah pastinya bagaimana, tiba - tiba seluruh penduduk negeri bahkan satu dunia berubah menjadi mutan menjijikkan. Seseger...