Rintik hujan semakin deras bersama hembusan angin yang cukup kuat. Restoran perlahan sepi, satu persatu pengunjung mulai pergi. Aplikasi peringatan cuaca mengatakan kemungkinan hari ini terjadi badai. Tidak heran beberapa dari mereka buru - buru kembali ke rumah.
"Restoran tutup aja Mark. Minta karyawan buat pulang sekarang, keburu badai datang" Mark mengangguk, ia berdiri lalu pergi menuju ke ruangan tempat istirahat karyawan. Memberitahukan mereka bahwa restoran akan ditutup dan diminta segera pulang, sesuai perintah Johnny.
Begitu Mark kembali, para karyawan terlihat mulai keluar dari restoran. "Kalian pulang atau masih mau nunggu disini?" tanya Johnny. Yuta, Haechan, Taeil dan Jungwoo saling berpandangan. "Kalau gue disini dulu, gak bawa payung, gak bawa mobil juga" jawab Yuta.
"Kita bertiga juga sama, disini dulu. Soalnya mobil gue parkir di samping toko bunga" kata Taeil, jarak dari restoran dan toko bunga cukup jauh. Alasannya karena tidak cukup lahan parkir. Johnny mengangguk, ya pada akhirnya mereka memilih untuk menetap sambil menunggu badai.
"Nyalain televisi asik kali ya, daripada enggak ada kerjaan gini" ujar Jungwoo, lalu mulai menyalakan televisi tak jauh dari tempat ia duduk. Jungwoo pikir menonton acara televisi dapat sedikit menghilangkan rasa bosannya. Tapi percuma, acara murahan itu sama sekali tidak membantu.
"Ganti channel TV yang lain Woo, gak bermutu banget nonton gosip artis" celetuk Taeil. "Iya ini juga dari tadi lagi cari yang agak berbobot dikit. Cuma gak nemu, isinya gosip semua" jawab Jungwoo sambil terus mengotak atik remote.
Saat tengah sibuk memilih saluran televisi yang bagus. Tiba - tiba acara kartun berganti menjadi siaran berita padahal Jungwoo belom menekan tombol selanjutnya.
"Selamat siang pemirsa, saya Kim Yinan akan membawakan sekilas berita"
"Hari ini, kami telah mendapat berita dari pemerintah bahwa kondisi kota Seoul dalam keadaan siaga satu. Dikarenakan beberapa warga sipil telah bertindak tidak terkendali"
Pembawa acara memulai siaran langsung, kemudian gambar berganti menunjukkan segerombolan warga sipil yang berperilaku aneh.
"Mereka bertindak agresif, menggigit, mencakar sampai korban meregang nyawa. Ditemukan bahwa bekas dari gigitan atau cakaran akan berubah menghitam dan menjalar ke seluruh tubuh"
"Pemerintah menganjurkan warga untuk tetap tinggal ditempat yang aman. Mohon untuk tidak berpergian sementara waktu sampai batas yang ditentukan"
Mereka semua terdiam, mencerna maksud dari sekilas berita siang tadi. Haechan menatap keluar jendela, beberapa orang berlari. Entah mereka sedang mengindari badai atau hal lain yang akan membuat malam ini terasa begitu buruk.
Brak
Brak
BrakSemuanya terkejut, mereka menatap kearah pintu restoran. Seorang wanita menggedor-gedor pintu secara brutal.
Brak
Brak
Brak"Tolong! Buka pintunya! Tolong aku! Bukakan pintu ini!! Cepat!!"
"Aku tidak mau mati!! Cepat buka!! Buka sekarang!!"
Wanita itu berteriak histeris, tangannya penuh luka. Ada darah mengalir dari pelipis kanannya, bajunya compang camping. Yuta berdiri, ia hendak membukakan pintu untuk wanita itu. Namun belum sempat ia melangkah, tangannya dicengkeram Jaehyun.
"Jangan dibuka" Jaehyun berkata datar, tanpa menatap Yuta. Jaehyun berjalan menuju pintu, matanya menatap tajam wanita itu.
Klik
Jaehyun mengunci pintu restoran, wanita didepannya melotot. Ia dengan kasar kembali memukul pintu restoran.
"Kenapa dikunci?! Buka!! Biarkan aku masuk!! Buka!!"
Srek
Belum selesai, Jaehyun menarik tirai, hingga wanita itu tidak terlihat lagi. Ia berbalik badan, tidak memperdulikan tatapan tidak percaya dari Yuta dan yang lain. "Kenapa pintunya malah lu kunci? Diluar badai, lu gak kasihan sama wanita tadi?!" tanya Yuta, ia menggeleng tidak menyangka dengan tingkah Jaehyun.
"Lu tuli apa gimana? Gak denger pembawa berita tadi bilang apa? Diluar ada hal yang gak beres, wanita tadi tangannya penuh luka bekas gigitan. Kalau pintu tadi dibuka, lu bisa jamin gak kita gak akan kayak warga sipil di luar sana?" Jaehyun berucap dingin, semuanya diam, tidak ada yang bisa menyangkal ucapan Jaehyun.
"Selamat siang pemirsa, kembali lagi bersama saya di sekilas berita"
"Kami akan menyampaikan perkembangan berita mengenai warga sipil yang semakin bertindak tidak terkendali. Kini ditemukan kembali sebuah fakta, bahwa warga yang bertindak agresif dan mengigit warga sipil lain. Maka mereka yang tergigit akan bertindak sama. Artinya, ini adalah sebuah kejadian aneh yang menular"
"Untuk lebih jelas lagi, kami sudah tersambung dengan kepala laboratorium Seoul"
Gambar berganti, kini layar menampilkan seorang pria tua dengan jas putih berdiri dihadapan para wartawan.
"Kami belum bisa sepenuhnya mengkalim ini adalah sebuah wabah. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa ini bisa saja menjadi wabah yang terjadi di Seoul lagi setelah wabah flu burung 30 tahun yang lalu"
"Kami masih harus melakukan banyak penelitian tentang ini. Saat ini yang kami yakini adalah ini menular. Penyakit ini menular melalui gigitan dari korban yang sudah terinfeksi. Mohon untuk tidak keluar rumah saat ini. Cari tempat berlindung sebaik mungkin"
Tidak ada yang bergerak, mereka semua terpaku. Wabah? Apakah akan seburuk itu?
"Gue gak tau pasti ucapan ilmuan tua itu bener atau enggak. Cuma yang pasti, siapin diri kalian mulai hari ini" ujar Johnny.
Johnny berjalan menuju dapur, ia mengambil lakban, menutup celah - celah pintu dan jendela. Memastikan restoran ini benar - benar tertutup. Sadar akan keadaan, yang lain ikut membantu. Mereka menghalangi pintu masuk dengan menumpuk meja dan kursi. Melakukan hal yang sama pada pintu belakang.
Mungkin saja, ini akan menjadi sebuah petualangan yang menarik.
"Ini seriusan ada wabah?"
–Mark–Halo, Neo City T-Virus chapter ini sudah diperbaharui lagi. Semua cerita dari buku ini akan ada perubahan, jadi jika kalian tidak keberatan, mohon dibaca ulang lagi yaa^^
Semoga suka untuk chapter ini, sampai jumpa di chapter selanjutnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo City T-Virus [NCT]
Misterio / Suspenso[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA!!] -REVISI- Hari itu niatnya hanya sekedar menikmati secangkir kopi. Entah pastinya bagaimana, tiba - tiba seluruh penduduk negeri bahkan satu dunia berubah menjadi mutan menjijikkan. Seseger...