3. Cowok telolet

190 113 135
                                    

Happy reading

tekan bintangnya dulu gratis kok:)

Weeekly - After school 🎶

Pagi ini, kediaman keluarga Edward sangat berisik. Seorang cowok berparas tampan sedang berusaha membangunkan adiknya. Kezio Athares Edward, cowok itu bertubuh jangkung itu sudah sangat geram dengan Cia sekarang.

Zio menahan dirinya untuk tidak mendobrak pintu kamar milik adik perempuannya itu, sudah satu jam ia mencoba untuk membangunkan Cia. Namun, gadis itu enggan untuk sekedar menjawab atau membukakan pintu untuk dirinya.

"Cia bangun lo, udah jam delapan bego!" teriak Zio dari luar sambil mengedor kamar Cia.

"Berisik! gue mau tidur!" Balas Cia berteriak dari dalam kamarnya.

"woii! Hari ini hari pertama sekolah, lo mau kena hukum!" Teriak Zio lagi, cowok itu hampir frustrasi padahal masih pagi.

Cia yang sudah terganggu cukup lama dengan malas mulai mengerjapkan matanya, membukanya perlahan menyesuaikan cahaya dengan rentina matanya.

Gadis itu hampir lupa kalau ini hari pertamanya masuk sekolah, gadis itu meregangkan otot ototnya. Terlihat ia masih sangat mengantuk, gadis itu menarik napasnya panjang dan mengeluarkannya perlahan.

Semangat Cia!_ Batin gadis itu berucap, memberikan semangat untuk menjalani hari di kota penuh kenangan pahit ini, bagi Cia.

"Cia cepetan bangun atau gue dobrak pintu kamar lo!" Teriak Zio lagi, membuyarkan lamunan Cia. Gadis itu berdesis kesal, rasanya menyesal menanyakan Zio kepada bundanya kemarin. Gadis itu kini malah ingin Zio pergi saja jauh-jauh.

"Iya gue bangun. Gue mau mandi
enyah lo dari depan kamar gue!" Balas Cia, gadis itu bangkit dan melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi yang sudah tersedia di dalam kamarnya.

"Zio sudah hentikan, ini masih pagi dan kalian sudah berteriak gak jelas." Omel Sinta dari arah dapur, Wanita paruh baya itu sedang mempersiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya dengan dibantu oleh beberapa pelayan.

Meskipun sibuk, Sinta pandai mengatur waktu untuk memastikan suami dan anak anaknya memakan makanan sehat. Sinta juga mengambil alih untuk urusan dapur, salah satu bentuk kasih sayangnya sebagai seorang istri dan ibu katanya.

"Iya bun," Ucap Zio, cowok itu turun dari anak tangga terakhir dan berjalan kearah meja makan dan duduk disalah satu kursinya.

"Mana Cia?" Tanya Sinta, wanita itu memberikan sepiring nasi goreng lengkap dengan telur ceplok.

"Masih mandi bun," Kata Zio, cowok itu menerima uluran sepiring nasi goreng buatan bundanya dan mulai menyantapnya setelah membaca doa.

Bunda Sinta hanya menggelengkan kepalanya, mengingat kelakuan anak gadisnya itu. Gadis itu sulit untuk bangun pagi, mungkin saja Cia terganggu tidurnya akibat mimpi mimpi buruk itu lagi. Terbesit sedikit kekhawatiran didalam hatinya.

"Good morning, Bunda dan abang yang paling ngeselin." Teriak Cia dari anak tangga terakhir, gadis itu berlari kecil menghampiri keduanya.

"Cia ini rumah bukan hutan jangan berteriak, bergerak dengan hati-hati sayang nanti kamu jatuh." Peringat Sinta, Sementara Cia hanya terkekeh pelan menanggapi sang Bunda. Gadis itu lalu mengambil posisi duduk disamping Zio.

"Papa mana bun?" tanya Zio baru menyadari kalau dia tak melihat keberadaan Ferry dirumah sejak tadi.

"Subuh tadi Papa udah berangkat ke Singapura, ada keperluan disana." Jelas Sinta, memberikan Cia sepiring sarapan. Wanita itu sesekali membersihkan bibir Cia yang belepotan saat makan, sungguh masih seperti gadis kecil.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang