Selamat malam selasa😙
Tekan bintang dulu⭐
_Happy reading_
Pelangi~Hivi🎶
Cia menatap pantulan dirinya dicermin, tampak sangat cantik dengan balutan dress selutut berwarna merah tanpa lengan. Rambutnya yang indah dibiarkan terurai menutupi leher jenjangnya.
Gadis cantik itu ingin kabur rasanya. Tanpa meminta pendapatnya, keluarganya mengadakan jamuan makan bersama dengan keluarga Gavriel sambil membicarakan tentang perjodohan itu. Cia masih belum menyakinkan dirinya untuk mengambil keputusan menerima Zayn sebagai suaminya nantinya.
Sinta mengamati anak gadisnya yang menatap cermin dengan datar, wanita itu paham pasti berat bagi Cia untuk menerima perjodohan itu. Terlebih Cia belum sepenuhnya terlepas dengan kisah masa lalunya, Sinta hanya khawatir suatu saat Zayn akan meninggalkan Cia setelah tau apa yang terjadi pada gadis itu dimasa lalu.
Wanita itu menepis jauh-jauh pikiran buruknya, kekhawatiran itu tak pantas untuk dipikirkan sekarang. Mereka hanya akan memenuhi permintaan terakhir dari Opa Cia dan Zio. Lagi pula masalah yang dialami Cia sudah diketahui oleh Jihan, calon besannya. Dan mereka sepertinya tak mempermasalahkan hal itu.
Sinta menepuk pelan bahu Cia saat gadis itu masih termenung, Cia menatap bundanya yang tersenyum kearahnya. "Kenapa sayang?" Tanyanya lembut.
"Harus banget dandan kaya gini bun?" Tanya gadis itu, tak nyaman berpakaian sangat formal seperti sekarang ini. Lagi pula acaranya hanya dirumah.
"Ya harus sayang, kamu ini bakalan ketemu sama keluarga calon suami kamu." Ujar Sinta lembut, wanita itu menghadapkan Cia kembali kecermin untuk memoleskan pewarna bibir.
Cia menatap penampilannya lagi, gadis itu menghapus lipcream dibibirnya menggunakan tissue yang ada di meja rias."Cia gak mau dandan bun."Rengeknya, Sinta menghela napasnya sebentar.
"Ciaa, Ayolah! Sebentar lagi mereka sampai," bujuk wanita itu.
Sinta yang melihat mata putrinya yang mulai berkaca-kaca menghela napasnya lagi. Ia duduk disebelah Cia sambil menggenggam tangan anak gadisnya itu. Wanita paruh baya itu mencoba memberikan penjelasan sekali lagi pada Cia.
"Sayang,"
"Bun.." Ucapnya hampir terisak.
"Dengerin bunda! Terima perjodohannya, Opa pasti bangga liat cucunya mau membantu memenuhi janjinya sayang."
Ucapan Sinta membuat Cia tersadar, ia tak boleh egois kali ini. Opa, Oma, Papa dan Bundanya selalu menuruti kemauannya, ia harus bisa mengalah kali ini. Cia harus bisa menerimanya, dengan ragu Cia menganggukkan kepalanya.
"Bun pakai yang ini aja ya." Cia liptint miliknya yang terlihat lebih natural. Sinta mengangguk pelan, ia segera membantu Cia bersiap dan memoleskan liptintnya dibibir gadis itu.
"Kamu cantik banget sayang," Sinta mengelus rambut Cia lembut, dan menatapnya dari pantulan kaca rias itu.
"Makasih bunda," Cia tersenyum singkat. Ada rasa tak tega dalam hati Sinta melihat senyum yang disuguhkan oleh Cia, tak biasanya putrinya itu menyunggingkan senyum paksa seperti itu.
Sinta dan Cia keluar dari kamar gadis utu dan segera turun kelantai bawah. Dibawah sudah sangat ramai, Cia yakin Zayn dan keluarganya pasti sudah sampai.
"Nah itu mereka!" ucap Ferry melihat kedatangan Cia dan istrinya. Sinta menyenggol lengan Cia pelan, Cia menarik kedua sudut bibirnya untuk menampilkan senyumnya, ia tak mau dicap sebagai gadis tak punya sopan santun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction"Gila ya lo?" Ucapnya kesal, "Lo tuhh yang gila!" balas gadis itu sambil menjulurkan lidahnya. "Dasar cewek tulalit!" "Dasar Cowok Telolet!" Kisah dari cewek tulalit yang di sandingkan dengan cowok telolet Tiada hari tanpa pertengkaran dan cekcok ke...