Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter, and those who matter don't mind.
––Bernard M. Baruch––
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alaska, cewek dengan tinggi gak sampai 160 cm meter ini memang tergolong cewek mungil yang butuh effort lebih kuat agar sampai di depan kerumunan untuk melihat namanya yang berada pada selembar kertas yang tertempel di mading.
Terlebih ketika jajaran manusia tiang listrik di depannya sama sekali tidak memberinya celah sedikitpun untuk menyelinap masuk pada barisan paling depan.
Namun bukan Alaska namanya jika tidak punya seribu satu cara dalam pikirannya.
Setelah beberapa saat berpikir bagaimana caranya menerobos ke bagian depan, tiba-tiba saja otaknya memberi ide sederhana yang kerap kali ia lakukan ketika dulu berdesakan sewaktu jajan di kantin SMA.
Maka tidak menunggu lama lagi dengan kekuatan penuh Alaska melesat ke depan menggunakan jurus pepet kiri kanan sambil menggumamkan kata, "punten ieu nyandak cai panas" yang berarti permisi ini bawa air panas agar kerumunan di depannya sedikit memberinya jalan.
Padahal kalau dipikir-pikir lagi gak ada pengaruhnya antara menyelinap diantara kerumunan dengan menggumamkan kata tersebut. Tapi tidak apa, setidaknya mereka sedikit menoleh meskipun Alaska harus bersusah payah hingga akhirnya ia mampu berdiri di jajaran paling depan.
Sesampainya di depan, Alaska segera mencari namanya pada selembar kertas yang tertempel di sana.
Pada kertas bertuliskan daftar mahasiswa kelompok Arjuna itu ia mendapati namanya tertulis pada baris ke 12. Disana tertulis Alaska dari Prodi S1 Seni Rupa, diikuti Azura Elfania Rahajeng dari Prodi S1 Sastra Indonesia dan diakhiri dengan Pramadita Aluna Bramantya dari Prodi S1 Fisika dan Zaidan Fauzan Kamil dari Prodi S1 Teknik Mesin.
Ketik melihat daftar nama mahasiswa untuk PKKMB itu Alaska menghela napas. Ia tak menemukan satu nama pun yang ia kenal. Terlebih ia telat mendapat informasi perihal pembagian kelompok yang sudah diinformasikan sejak 5 hari lalu karena ia baru saja pulang ke Jakarta sehabis lomba.
Andai ia mendapatkan informasi itu minimal 3 hari yang lalu, mungkin Alaska tidak akan berdesakan di depan mading seperti sekarang karena daftar nama kelompok itu sebenarnya sudah dicantumkan di website kampus yang sejak dua hari lalu down.
"Hei," tepukan pelan dibahunya membuat Alaska menoleh kebelakang dan mendapati satu cewek bersama satu cowok tinggi kini tersenyum ke arahnya.
"Mahasiswa baru ya?" Tanyanya masih disertai senyum tiga jari yang membuat pipinya naik keatas mirip bakpau isi daging yang dijual abang-abang di dekat kosan barunya.
"Iya," jawab Alaska singkat.
Jujur saja, Alaska ini tipikal orang yang irit bicara jika dengan orang yang tidak dia kenal. Alasannya sih sederhana, karena terkadang ia suka merasa canggung ketika diajak bicara sama orang yang baru dia kenal. Tapi kalau sudah kenal, bisa-bisa mulutnya tidak akan berhenti berbicara.