Matahari sudah terbenam. Mereka diam di tengah hutan dalam kegelapan. Zack tidak berani bicara apa pun seperti menanyakan kenapa mereka tidak membuat api unggun atau semacamnya supaya mereka tidak menjadi hampir sembilan puluh lima persen buta di hutan ini sampai besok matahari datang lagi. Walaupun mungkin alasan adalah supaya jangan ada makhluk apa pun yang mendeteksi keberadaan mereka.
"Kalau bukan karena Jesse, kita semua pasti sudah mati." Tidak terlihat siapa yang bicara tapi dari suaranya Zack tahu kalau itu Vincent, si pria berkacamata. "Aku tidak percaya kau masih terus menembaki monster itu dengan posisi Fo yang seperti itu. Jangan-jangan kau memang sengaja mau membunuh Fo."
"Untuk apa aku sengaja melakukan hal itu? Kalau mau mencurigai seseorang kau harusnya bertanya pada si pria baru itu," jawab wanita berambut merah. "Dia lebih mencurigakan daripada aku."
Jantung Zack seakan berhenti seketika. Kalau mereka bisa melihat seperti apa wajahnya saat ini mungkin kecurigaan mereka akan makin besar. Kecurigaan apa? Dari antara mereka semua mungkin dia yang paling tidak tahu apa-apa. "Aku tidak melakukan apa-apa. Apa maksudmu?" tanya Zack setenang mungkin. Dia berharap suaranya tidak terdengar bergetar sedikit pun. Dia sudah mendekap tasnya dengan kencang, siap membawanya kabur kalau-kalau orang-orang itu tiba-tiba melakukan gerakan aneh.
"Dia tidak jahat." Itu suara si wanita berkacamata. "Dia menolongku." Baru kali ini Zack mendengar suaranya. Suaranya jauh lebih merdu dari penampakan wajahnya yang biasa saja.
"Bisa dibilang juga kau yang menolongnya." Itu suara si pria kacamata.
"Semua orang tahu kau membenci Fo," kata Henry. "Kalau bukan gara-gara.." Dia tidak bicara lagi. Suara sesengukan sesekali terdengar. Sepertinya dia menangis.
"Aku memang membencinya," kata Cyane dengan dingin. " Tapi bukan berarti aku sengaja membuatnya celaka."
Semua orang terdiam cukup lama sampai tiba-tiba Vincent bertanya. "Bagaimana kau membuat senjatamu jadi besar?"
"Aku tidak tahu," kata Jesse. "Aku hanya mengarahkannya ke kepala makhluk itu dan menekan pelatuknya. Tiba-tiba saja senjata ini menjadi besar. " Jesse masih memeluk senjata besarnya. Dia merasa lebih aman berada dekat dengan senjata itu padahal sebelumnya dia bahkan hampir tidak mau menyentuh pistolnya kalau bukan karena terpaksa.
Zack ingat dengan jelas. Senjata laras panjang Jesse sangat mirip dengan milik Kikuchi. Apa berarti Kikuchi juga tidak tahu bagaimana senjata kecilnya menjadi besar? Kalau bertemu lagi dengan wanita itu dia harus bertanya padanya. Dengan pistol kecil yang mereka miliki mereka tidak akan bisa bertahan lama di tempat ini. Pistol mainan mereka hanya bisa sedikit atau bahkan tidak menggores kulit monster yang mirip besi itu sama sekali. Tapi kalau bertemu lagi mungkin Kikuchi akan membunuhnya duluan sebelum dia sempat bertanya.
***
Semua orang masih tertidur. Zack hampir tidak bisa tidur sama sekali. Rasanya dia ingin menangis, berteriak atau apa pun itu untuk membuat perasaannya lega walaupun dia tahu melakukan hal itu tidak akan bisa membuatnya lega sama sekali. Yang bisa membuatnya lega kalau ini semua hanya mimpi.
Hutan sudah menjadi sedikit terang. Cahaya matahari yang lembut menembus lewat sela-sela daun-daun pepohonan yang rindang. Semua orang masih tertidur. Henry tidur telentang di atas tanah dengan perut besar yang membumbung ke atas. Vincent bersandar di pohon. Matanya masih tertutup dalam posisi duduk. Cyane tidur memunggungi tidak jauh dari Zack dengan tubuh yang menekuk seperti udang dan Jesse juga masih tertidur nyenyak tanpa kacamatanya. Zack sempat berpikir ternyata wajahnya lumayan manis tanpa kacamata. Dia masih memeluk senjata laras panjangnya seperti memeluk bantal guling.
Zack berdiri lalu meregangkan tubuhnya. Dia tidak menyangka keadaan hutan bisa setenang dan sedamai ini seakan mereka sedang kemping di tengah hutan ditemani kicauan burung yang terdengar merdu bukannya habis dikejar-kejar makhluk seperti monster kemarin. Zack berjongkok sambil memperhatikan orang-orang yang masih tertidur nyenyak. Dengan jijik dia mencolek gumpalan lumpur tanah basah dan memoles bagian belakang lehernya. Dengan begitu mungkin sedikit lebih aman. Jika dilihat sekilas dia juga memiliki alat hitam yang menempel di belakang leher seperti yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA GAMES
AdventureZack terbangun di sebuah pulau misterius dengan ingatan terakhir berada di dalam bar sebuah kapal pesiar mewah. Siapa yang meninggalkannya seorang diri di sana? Tanpa apapun yang ada padanya selain pakaian yang masih melekat apakah Zack bisa berta...