Four

365 63 11
                                    

Sehun dan Suho selaku managernya melakukan survey di beberapa tempat untuk keperluan penulisan buku baru Sehun.

"Kau puas? Itulah suasana dalam daerah yang padat penduduk di Korea.", Ucap Suho sambil memainkan tabletnya.

Sehun terlihat berpikir, ia merasa masih kurang puas padahal ia sudah melihat langsung bagaimana aktivitas penduduk di pasar tradisional dekat situ.

Sehun melajukan mobilnya perlahan lalu matanya menangkap sosok yang tidak asing.

"Eoh, bukankah dia gadis waktu itu?", Gumam Sehun lalu menghentikan mobilnya di jarak yang cukup jauh namun ia masih bisa melihat semuanya.

"Gadis? Siapa?", Tanya Suho pada Sehun yang memfokuskan dirinya melihat perilaku beberapa orang yang terlihat mencaci maki dan sesekali mereka mendorong Yuri.

"Yakk, haruskah kita menolongnya?", Tanya Suho pada Sehun yang juga memperhatikan Yuri yang disiksa.

Lalu Sehun melihat seorang ahjumma yang mendorong Yuri dengan keras sampai akhirnya gadis itu jatuh ke aspal keras dan beberapa orang masih memukulnya.

Sehun tidak tahan dengan perilaku orang-orang itu akhirnya menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan kerumunan itu.

Ia turun dari mobilnya dan menghampiri Yuri.

"Oh Sehun-ssi.", Gumam gadis itu pelan membuat Sehun menampilkan smirknya.

"Sepertinya kau masih mengingatku.", Balas Sehun, lalu ia menatap para tetangga Yuri yang memperhatikan mereka.

Sehun juga melihat para damkar yang masih berusaha memadamkan api yang sudah mulai menghilang namun masih ada bara api disana.

Sehun mengalihkan tatapannya pada Yuri lagi. lalu mendekat ke arah telinga Yuri.

"Kau gadis aneh.", seru Sehun pelan di telinga Yuri lalu menjauhkan kepalanya dari telinga Yuri.

"Apa yang membuatmu lebih aneh adalah kau diam saat orang lain menindasmu.", Ucap Sehun keras agar para ahjumma itu mendengar ucapannya.

Sekarang ia menatap tajam para ahjumma itu.

"Siapa kau anak muda? Kami tidak memiliki urusan denganmu. Kami harus membuat gadis itu membayar perbuatannya.", Seru salah satu ahjumma dengan lipstik tebalnya.

"Aku? Apakah itu penting sekarang?", Sehun menunjuk dirinya sendiri.

Di belakang Sehun, Suho membantu Yuri berdiri dan menopang tubuh Yuri yang sedikit lemah karena terjatuh tadi.

"Aku kekasihnya.", Balas Sehun membuat Suho dan Yuri di belakangnya sangat terkejut begitu juga dengan para tetangga Yuri.

"Dan aku kemari untuk menjemputnya.", Ucap Sehun lalu menghampiri Yuri yang menatapnya aneh.

"Berhati-hatilah dengannya. Dia gadis pembawa sial. Lihatlah apa yang terjadi dengan rumah kami. Ia bahkan sempat mengemaskan barangnya.", Seru salah satu ahjumma yang mengenakan celemek.

Sehun terdiam mendengar perkataan ahjumma itu lalu ia melihat dua tas besar yang ada di dekat Yuri lalu mengalihkan lagi pandangannya ke arah Yuri.

"Aku tidak peduli.", Sehun menundukkan badannya mengambil tas Yuri lalu memasukkannya ke dalam mobilnya, lalu ia pun masuk ke dalam mobilnya. Suho dan Yuri terdiam melihat sikap Sehun.

"Ayo, apa yang kalian tunggu.", Teriak Sehun dari dalam mobilnya. Suho pun tersadar dari lamunannya lalu mengajak Yuri untuk masuk ke mobil Sehun. Yuri sempat menolak namun Suho sudah terlebih dahulu menariknya.

~

Selama perjalanan suasana mobil terasa sangat sepi sampai Suho yang rasa penasarannya tidak bisa ditampung lagi akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Sehun.

WISH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang