Di siang hari yang cerah itu, Sehun sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Saat ini mereka sedang berada di apartement Sehun.
"Lain kali jangan lakukan hal berbahaya lagi atau aku tidak akan memaafkanmu.", Ancam Sehun pada Yuri.
"Baiklah, maafkan aku.", Balas Yuri sambil menundukkan kepalanya penuh sesal.
"Apa ini masih sakit?", Tanya Yuri saat melihat ada memar yang masih membekas di tangan Sehun.
"Tidak sakit..Aw!", Yuri terkekeh kecil melihat reaksi Sehun saat ia dengan sengaja memencet memar itu.
"Katamu tidak sakit.", goda Yuri.
"Eoh, kau semakin berani padaku, cha sekarang terima hukumanmu. ", Ucap Sehun namun sebelum pria itu berhasil menangkap Yuri, gadis itu sudah berlari terlebih dahulu sambil menjulurkan lidahnya meledek Sehun.
"Yakk!", Sehun mengejar Yuri dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya sampai akhirnya Yuri tertangkap dan Sehun langsung menyudutkannya ke dinding.
"Aneh sekali, padahal aku melihatmu setiap hari, tapi aku selalu merindukanmu.", Ucap Sehun dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan Yuri, wajah Yuri pun memerah malu mendengar perkataan Sehun.
"Hentikan rayuan murahan itu.", Sehun tersenyum mendengar perkataan Yuri yang sepertinya tidak selaras dengan hatinya.
"Tapi kau sangat menyukainya, iyakan?", Goda Sehun.
"Kata..", Sebelum terjadi adu argumen di antara keduanya, Sehun lebih dulu membungkam Yuri dengan bibirnya dan tentu saja dengan senang hati Yuri menerimanya.
Setelah cukup lama, mereka pun membutuhkan pasokan udara dan Yuri mendorong Sehun pelan sampai tautan mereka terlepas.
Mereka saling bertatapan dalam dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Aku merindukkan oppa.", Ucap Yuri setelah mengatur nafasnya.
"Mau menemuinya besok?", Tawar Sehun yang dibalas anggukan antusias dari Yuri.
"Kalau begitu berikan aku hadiah.", Pinta Sehun dengan senyum di wajahnya.
"Yakk, kau baru saja mendapatkannya.", Balas Yuri tidak terima sambil memukul Sehun sampai pria itu meringis.
"Kenapa? Apa benar-benar sakit?", tanya Yuri khawatir.
Sehun mengangkat kepalanya menatap Yuri lalu ia tersenyum meledek.
"Aku hanya bercanda.", Sehun berlari menjauh sebelum Yuri memukulnya lagi.
"Yakk! Oh Sehun!"
~
Jiyoung tersenyum senang melihat adiknya saat ini.
"Aku senang kau hidup bahagia saat ini.", ucap Jiyoung membuat Yuri tidak bisa menahan air matanya lagi.
"Kau membuatku terlihat sangat jahat saat ini.", Ucap Yuri setelah menghapus air matanya.
"Eoh, kau sangat jahat. Bagaimana bisa kau baru mengunjungiku sekarang?", Balas Jiyoung membuat Yuri semakin tertunduk penuh sesal.
"Yakk, aku tidak serius dengan ucapanku.", Tambah Jiyoung melihat perubahan raut wajah Yuri.
"Yuri-ya.", Panggil Jiyoung agar Yuri mengangkat kepalanya dan menatapnya lagi.
"Apa?"
"Kau sudah tidak melihat kilasan lagi kan?", Tanya Jiyoung, sedangkan Yuri hanya terdiam saat baru saja menyadari itu. Dalam beberapa hari ini dia memang tidak melihat kilasan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH (Completed)
FanfictionSepasang manusia yang dipertemukan karena suatu ketidaksengajaan, sang wanita yang bisa melihat masa depan dan sang pria yang tidak percaya sedikitpun tentang ramalan. Apa yang akan terjadi dengan keduanya? "Apa kau bisa melihat kematian juga?", - O...