Nineteen

402 48 12
                                    

Sehun menghapus jarak diantara keduanya dan melingkarkan tangannya di pinggang Yuri dan akhirnya bibir mereka bertemu dan Sehun mencium Yuri lembut tapi intens hingga Yuri terbuai olehnya dan mengikuti permainan itu.

Setelah kehabisan pasokan oksigen, Sehun melepaskan ciumannya dan menatap Yuri yang sedang mengatur nafasnya.

"Kau terlihat sangat cantik.", Ucap Sehun pelan, Yuri langsung tersipu malu lalu memukul lengan Sehun pelan.

"Berhenti membual, Oh Sehun.", Balas Yuri.

Sehun menarik tangan Yuri lagi dan membuat gadis itu mendekat lagi ke arahnya.

"Apakah kau akan berpikir kalau aku pria brengsek jika aku menginginkanmu saat ini?", Yuri terlihat berpikir sejenak lalu ia menggelengkan kepalanya. Bohong jika ia mengatakan kalau ia juga tidak menginginkan Sehun disaat Yuri sudah mengikuti semuanya dari awal. Iyakan?

Sehun tersenyum dan menarik Yuri semakin dekat ke arahnya setelah gadis itu memberikannya lampu hijau. Sehun melumat lembut bibir gadis itu seakan itu adalah sesuatu yang rapuh dan sangat berharga.

Yuri mengalungkan kedua tangannya di leher Sehun, ia semakin merapatkan tubuhnya pada Sehun dan menikmati kegiatannya saat ini.

Sehun mengangkat Yuri yang awalnya berada dalam pangkuannya ke dalam gendongannya dan membaringkannya di atas tempat tidur kamarnya.

Sehun tidak sepenuhnya menindih Yuri, ia menggunakan tangannya untuk menopang dan ia memperhatikan wajah Yuri dalam.

Pipi Yuri memerah saat Sehun memperhatikannya seperti itu, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan senyum mengembang di wajah cantiknya.

"Aku akan melakukannya, tapi aku berjanji akan bertanggung jawab penuh padamu.", Ucap Sehun membuat Yuri memalingkan wajahnya ke arah Sehun dan menganggukan kepalanya.

Sehun kembali menciumi seluruh wajah Yuri dan mulai turun ke lehernya. Satu persatu mereka melucuti baju masing-masing dan tentunya kita semua tahu apa yang terjadi setelahnya. Malam panjang nan panas melanda keduanya yang sedang dimabuk cinta.

~

Cahaya matahari menelusup masuk ke dalam kamar yang dihuni dua insan yang masih tertidur lelap itu. Sehun mengerjapkan matanya berkali-kali lalu ia menatap Yuri yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Ia tersenyum bahagia, tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening Yuri. Lalu ia menciumi seluruh bagian wajah Yuri sehingga gadis itu terlihat terganggu dengan pergerakan Sehun.

"Selamat pagi, Sayang.", Ucap Sehun ceria, ia memiringkan tubuhnya dan menopang kepalanya dengan tangan menatap Yuri yang mulai membuka matanya itu.

"Eohh, selamat pagi..", Balas Yuri dengan suara parau khas seseorang yang baru saja bangun tidur.

Yuri menatap langit-langit kamar itu lalu menoleh ke arah Sehun.

"Aku pasti sudah sangat gila tadi malam.", Ucap Yuri pelan.

Sehun mengernyit mendengar perkataan Yuri.

"Bagaimana jika aku hamil?", Tanya Yuri dengan wajah polosnya. Sehun hanya terkekeh kecil lalu tangannya bergerak mengelus kepala Yuri lagi.

"Memangnya kenapa? Aku bisa langsung menikahimu saat ini juga.", Jawab Sehun.

"Kau gila."

"Kenapa? Kau tidak mau?"

Yuri mendelik sebal ke arah Sehun lalu bangkit berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi dengan selimut yang melilit di tubuhnya. Sehun terkekeh gemas melihat kekasihnya itu.

WISH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang