Sehun berlari menuju pintu apartementnya saat ia mendengar suara bel berbunyi.
Namun raut kekecewaan terlihat jelas di wajahnya saat ia melihat Suho yang berada di depannya.
"Kau mengetahui passwordku, kenapa harus membuat aku membukakannya untukmu?", Kesal Sehun meninggalkan Suho yang sudah tercengang.
"Kau tidak lihat barang bawaanku sangat banyak, jauh lebih mudah jika aku memencet bel dibandingkan harus memasukan password rumahmu.", Ucap Suho tidak terima dimarahi oleh Sehun padahal maksudnya datang ke tempat Sehun baik, yaitu untuk membawakannya makanan untuk sarapan.
"Itu untukku?", Tanya Sehun melihat tentengan yang dibawa oleh Suho.
"Ini untuk diriku sendiri.", Balas Suho lalu membuka makanan itu dan melahapnya.
"Yakk.", Kesal Sehun.
"Tentu saja aku membawakan ini untukmu bodoh."
"Kemarilah.", panggil Suho.
Sehun duduk di seberang Suho dan mulai makan makanan yang dibawa oleh Suho.
"Kau sedang menunggu seseorang?", Tanya Suho di sela-sela mengunyahnya.
Sehun tersedak mendengar pertanyaan Suho dan hampir saja mengeluarkan makanan yang ada di mulutnya.
Suho buru-buru mengambil sebotol air dan memberikannya pada Sehun.
Sehun dengan cepat mengambilnya dan langsung meminumnya.
Suho menatap curiga.
"Kau benar-benar sedang menunggu seseorang ya? Wanita mana lagi eoh?"
Sehun dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Yakk, Oh Sehun. Kau itu sudah dewasa jadi berhentilah bermain-main dengan para wanita.", Nasihat Suho.
"Aku tidak menunggu siapapun", sangkal Sehun.
"Bohong, kau terlihat sangat kecewa saat nelihatku yang datang."
"Jadi siapa yang kau tunggu?", Tanya Suho penuh selidik.
"Tidak ada.", Sehun meletakan peralatan makannya dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang sangat keras membuat Suho sangat terkejut.
"Jika kau sudah selesai, lebih baik kau keluar sekarang. Aku ingin melanjutkan tulisanku.", Usir Sehun membuat Suho tercengang untuk kedua kalinya hari itu.
Sehun mendorong Suho dan menutup pintu apartementnya membuat Suho menghentakan kakinya menahan kesal.
"Aishh bocah nakal itu."
~
Yuri terlihat sangat panik saat ia tidak menemukan salah satu foto kakaknya yang ia letakan di dalam buku hariannya.
"Masih belum ketemu?", Tanya Taeyeon yang melihat Yuri membongkar tasnya untuk mencari foto itu.
"Dimana foto itu?! aku harus menemukannya.", Ucap Yuri panik.
Taeyeon duduk di samping Yuri dan membantu gadis itu mencari lebih teliti lagi di tasnya yang tidak terlalu besar itu.
"Taeyeon-ah, foto itu sangat berarti bagiku. Aku tidak boleh kehilangannya. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Mungkinkah itu tertinggal di rumah pria itu?", Tanya Taeyeon hati-hati membuat Yuri menghentikan aktifitasnya membongkar ulang tasnya sendiri.
"Mungkinkah itu?", Tanya Yuri balik.
Taeyeong menganggukan kepalanya.
"Mungkin saja. Sepertinya kau harus kembali kesana untuk melihatnya.", Ucap Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH (Completed)
FanficSepasang manusia yang dipertemukan karena suatu ketidaksengajaan, sang wanita yang bisa melihat masa depan dan sang pria yang tidak percaya sedikitpun tentang ramalan. Apa yang akan terjadi dengan keduanya? "Apa kau bisa melihat kematian juga?", - O...