Sang Surnya menyingsing menampakan dirinya menjadikan insan-insan yang tengah tertidur mau tidak mau harus keluar dari alam mimpi untuk mewujudkan mimpi itu. Begitupun dengan seorang gadis yang menjadi tokoh utama pada cerita ini. Yup! Benar, dia Chelsea. Ah bukan, lebih tepatnya akan ku sebut Tasya.
Gadis tersebut sudah rapih dengan balutan almamater sekolah asalnya. Iya, sekolah asal, pasalnya pagi ini dirinya baru akan masuk ke sekolah baru di tanah air Indonesia.
Rambut coklatnya terkuncir kuda dengan rapih tanpa sebuah jepit yang menemani. Jangan tanyakan parasnya, oke? Sudah jelas dirinya mempunyai paras cantik nan memikat.
Tangannya terulur mengenakan sebuah jam tangan Swiss Anmy yang—um ... kalian tahu lah harganya, namun terlihat sederhana dan cocok dikenakan di tangan putihnya. Bersama sebuah gelang hitam yang setia mendampingi jam tangan itu.
"CHELSEA QUICKLY GO DOWN!" teriakan seseorang dari lantai bawah menggema di penjuru rumah.
"WAIT A MINUTE BROTHER!" sahut Tasya dari dalam kamar. Dengan gesit gadis itu meraih ranselnya dan berlari menuju sumber suara yang mengintrupsinya.
"Good Morning!" sapanya setelah sampai didepan seorang yang sedari tadi menunggunya. Tak lupa diukirnya senyum manis yang senantiasa menjadi kesukaan orang dihadapannya.
"Morning. Do you want to have a breakfast first?" tanya orang tersebut. Seorang cowok berparas tampan dengan usia kepala dua diketahui sebagai kakak Tasya. Reyki Savian Ardanix namanya.
Gadis itu menggeleng "No, I'm not hungry."
"Okay. Let's go!" seru sang Kakak setelah menyambar kunci mobil di atas meja. Lalu mereka berdua berjalan menuju mobil dan menancap gas ke sekolah.
Sudah tak asing bagi kita bahwa Ibu Kota Indonesia adalah kota yang padat penduduk. Maka dari itu, tak heran jika pagi ini jalanan dipenuhi kendaraan roda empat maupun roda dua yang menjadikannya padat bahkan macet. Hiruk pikuk perkotaan menjadi pengisi keheningan dalam mobil yang dikendarai Tasya serta kakaknya, keduanya tampak fokus pada pikiran masing-masing. Tasya berniat mencari jati dirinya di negara yang keras ini, mencari segelintir teman untuk menemaninya di berbagai situasi. Seseorang yang benar-benar tulus berteman dengannya, bukan berdasarkan status sosial yang melekat pada namanya.
Setelah sekian lama mengendara, mereka sampai di depan gerbang dan mendapati pintu besi nan tinggi itu sudah tertutup rapat. Hm, sudah Tasya duga mereka adan terlambat pagi ini. Bagaimana tidak? Sedari tadi jalanan sangat macet, ditambah lagi ada sebuah kecelakaan.
"We're late, Chea," ucap Rey kepada Tasya. Chea, begitulah panggilan sayang dari Rey untuk Tasya, sedari kecil Ia memberikan panggilan itu untuk adik tercintanya. Dan ajaibnya, anggota keluarga lainya juga ikut memanggil Tasya dengan sebutan Chea.
"Yeah, even though this is my first day of school here," sahut Tasya dengan sedikit terkekeh. Bisa-bisanya Ia terkekeh disaat terlambat pada hari pertama sekolah. Apa menurutnya itu hal yang lucu? Aneh sekali.
"No problem." Cowok itu membuka sabuk pengamannya dan kembali berucap, "Kakak mau suruh pak satpam bukain gerbang dulu. Kamu tunggu di sini."
Rey keluar dari mobil untuk menghampiri satpam yang sedang berjaga di depan gerbang. "Permisi, pak. Bisa bukain gerbangnya? Saya lagi antar adek saya, dia baru masuk hari ini."
"Wah, masnya bule? Kok bisa ngomong bahasa Indonesia?" Stpam itu sedikit kagum melihat paras Rey yang bak dewa Yunani.
"Hm, saya sudah lama di Indonesia. Jadi bisa bahasa sini hehe," jelas Rey. Hey! Kebohongan macam apa ini. Jelas-jelas sedari dulu Reyki tinggal di negara dibawah kepemimpinan Mr. Presiden Donal Trump.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHELSEA
Misterio / Suspenso[ON GOING] Noted : Follow author to get more information. ✓ Perjalanan kisah cinta seorang gadis dengan masalalu yang menyedihkan. Gadis ceria nan hiperaktif yang berubah menjadi gadis dingin tak tersentuh. Semua berawal dari kepergian seseorang yan...