Dia nampak sedih sehingga seorang kawan menegurnya, "Apa yang membuatmu berwajah sedih seperti itu."
"Kehidupanku tak ada masalah, aku diberi banyak kelapangan. Aku iri denganmu yang banyak masalah sehingga kamu bisa meminta pertolongan padaNya. Bukankah dengan begitu kamu lebih dekat denganNya? Aku iri."
"Kamu lebih baik dariku."
"Tak usah menghiburku."
"Aku tak sedang menghiburmu. Aku mengingat Dia, karena aku diberi kesempitan. Namun, aku tak yakin akan mengingatNya saat diberi kelapangan sepertimu. Jarang sekali orang yang diberi kelapangan dalam kehidupannya dapat ingat pada Sang Pencipta. Dan, kamu mengingat Dia dalam keadaan lapangmu sekarang. Kamu hebat."
-Tamat-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekelumit Kisah
Short Story"Kamu tak tahu oleh sebab apa rahmat-Nya akan datang padamu, mungkin sebab sabarmu, senyummu, tulisanmu. Kamu tak tahu. Maka dari itu lakukanlah kebaikan meski hanya menyingkirkan batu di jalan." Inilah sekelumit kisah menyambut kata tamat, semoga m...