Sekis - 27

14 1 0
                                    

Dia melihat kawan seperjuangannya bersedih. "Apa yang membuatmu nampak sedih?"

"Hari ini tempat kerjaku mengadakan PHK besar-besaran. Aku salah satu pegawai yang ter-PHK."

"Jangan bersedih, Kawan. Rejeki datangnya dari Allah bukan dari tempat kerjamu. Kau bisa berusaha untuk membuka usaha atau melamar di tempat lain."

"Tetap saja aku tak punya penghasilan tetap."

"Allah Maha Baik, Kawan. Aku yakin kau sanggup melewati cobaan ini.

"Sepertinya aku akan pulang ke kampung halaman. Kau sendiri di tempat rantau ini, jaga dirimu."

Sebulan setelah kepergian kawannya, dia beserta orang sekota tempat tinggalnya harus berdiam di rumah, karena adanya wabah mematikan yang mengancam kota tersebut. Kota itu seperti kota mati tanpa pengguni, tak ada kegiatan di luar rumah, tampak sepi.

Hari itu dia mendapatkan sebuah pesan dari kawannya.

"Aku mendengar berita tentang Kota Rantau kita. Aku harap kau baik-baik saja. Kau tahu, aku baru saja tersadarkan, perkataanmu benar bahwa Allah Maha Baik. Andai aku tak ter-PHK, mungkin aku masih di kota itu dan Ibuku pasti akan sangat mengkhawatirkanku. Kau baik-baik di sana, jika terjadi sesuatu kau bisa hubungi aku. Aku sungguh khawatir."

"Alhamdulillah aku baik-baik saja. Ya, Allah Maha Baik. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kau yang terkena PHK mungkin Allah memintamu pulang dan kau dapat pahala dari berbakti pada orang tuamu tanpa membuat mereka khawatir, sedangkan aku berada di kondisi ini agar aku dapat pahala dari sabarku."

"Aku banyak belajar dari musibah yang menimpaku. Mungkin kau katakan hari ini adalah musibah, tapi berjalannya waktu, kau akan tersadar bahwa ini sebuah anugerah. Allah Maha Baik. Kita memiliki cobaan yang berbeda. Kau bersabar terhadap wabah ini, ya."

"Sepertinya di kampung halamanmu kau bertambah dewasa ya. Tak sabar aku ingin menemuimu. Semoga wabah ini segera berlalu dan kita dapat bertemu kembali."

___|||__
#selfreminder

Sekelumit KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang