Ninda Menatap

23 3 2
                                    

"Nin..Nin.. Ninda!" Suara kakak Dery yang berusaha membangunkanku.

"Iya... Iyaa. Apa sih Ka Der?" Jawabku.

"Ayo bangun ih, udah siang ini..." Kata kak dery yang mencoba membuatku bangun

"Jam berapa emang? aku ke toko masih jam 8 kak." Tegasku malas.

"Sekarang udah jam 7 kali. Aku udah kesiangan yaudah ya bye. Hati-hati kamu. Jangan lupa sarapan ya, itu aku udah masak. Oke? Byee. See You." Lanjutnya.

"Iyaa Kakak Dery makasih masakannya. See You." jawabku.

Dengan tubuh penuh dengan rasa malas, di hari senin yang cerah ini aku melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk mandi. Sesampainya disana, kubuka seluruh pakaianku. Aku membawa hp untuk alarm. Aku set alarm dijam 07.30 supaya aku bisa berhenti mandi dan kemudian kulanjutkan dengan sarapan. Hp aku taruh didalam plastik lalu aku gantungkan di tempat gantungan baju. Tidak terasa alarm hpku sudah berbunyi. Cepat sekali waktu ini berlalu...
Kuhanduki tubuhku, lalu kemudian aku pakai kembali bajuku. Menuju dapur, kulihat ada nasi dan telor serta ayam disana. Lumayan buat sarapan.

Teng ting tong
Dering hpku berbunyi, ternyata ada pesan dari temanku di toko.

"Ninda, tolong nanti di toko di handle dulu ya... Aku lagi mau pulang kampung karna ada saudara yang mau nikahan. Sorry ya nin ninggal sendiri. Jangan lupa dicek dulu barang-barangnya. Soalnya kemarin Mbak Ida lupa ngecek barang katanya sebelum pulang kerja. Maaf ya Ninda gabisa bantu, sorry banget yaa.." pesan dia di handphoneku.
Seketika aku kesal, kenapa harus jaga toko sendirian, mana harus ngecek barang lagi satu-satu. Cape banget, tapi yaudahlah gapapa aku jalani aja.

"Iya Mbak Zara, hati-hati dijalan ya.. jangan lupa oleh-olehnya. sama itu ke saudaranya nikah, lha mbak Zara kapan nikahnya? hehe." jawabku menjawab pesan dari Mbak Zara.

Mbak Zara adalah teman di tempat kerjaku. Setiap hari aku slalu berdua dengan dia, 8 jam di hari-hariku kuhabiskan bersama dia. Karena jam kerjaku dari jam 08.00 hingga 16.00. Dia jomblo, karena sering di php in oleh para cowo-cowo bajingan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.45, untung toko dari kos-kosanku dekat, hanya perlu 10 menit waktu perjalananku. Dengan cepat kubedakin wajahku, blash on, serta kugincui juga bibirku. Nahh pas. Waktunya berangkat.

Tepat pukul 08.00 aku sampai di toko, kubuka tokonya lalu sembari menunggu pelanggan aku mengecek barang yang kemarin tidak di cek oleh Mbak Ida.
Kulihat satu persatu barang sembako ini, mulai beras, mie, telor, snack, minuman, dll. Ternyata semua lengkap dan siap dijual.

Pelanggan datang silih berganti, hingga datang waktu dhuhur, kuputuskan untuk meninggalkan pekerjaanku sejenak dengan menaruh tulisan "Sholat" di depan toko. Supaya pelanggan mengerti bahwa penjaga toko masih melaksanakan ibadah.

Seusai sholat, kuambil tulisan tersebut. Dan tak lama kemudian, kulihat sesosok pria datang ke tokoku. Yang membuatku takjub adalah kegantengan dia. Entah kenapa aku suka melihat dia, kulihat dia seakan kebingungan mencari apa yang dia inginkan. Kuhampiri dia, lalu kutanya.

"Mas, cari apa?" Ucapku dengan lembut.

"Eh cari ini mbak." Jawab dia sembari mengasihkan kertas bertuliskan list kebutuhannya. Ku carikan barang-barangnya, lalu ku taruh di meja kasir kemudian kuhitung harganya. Tatapanku kepadanya semakin dalam, kurasa aku jatuh cinta padanya. Iseng-iseng kutanya namanya.

"Masnya rumahnya dimana?" Tanyaku.

"Dideket sini mbak, biasanya kesini juga sih kalau belanja cuma malem hari." Jawabnya menerangkan.

Ohh pantes gapernah ketemu, batinku.

"Di daerah mana mas?" Tanyaku lagi.

"Dibelakang TK mbak, TK situ yang di deket sini." Jawabnya.

"Ohh iya mas. Ini total belanjanya 150.000 mas. Oh ya kenalkan Ninda." tegasku sembari aku mengulurkan tangan.

"Oh iya mbak, Saya Zeda." Jawabnya sembari bersalaman denganku.
Haduhhh gusti gustiii ini tangannya kok halus banget, bathinku.

"Ini mbak uangnya." katanya sembari mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Saya terima 200.000 ya mas, ini kembaliannya." Jawabku sembari memberikan uang kembaliannya.

"Terima kasih mas Zeda. Jangan lupa belanja disini lagi ya." Kataku sembari dia pergi.

Senang sekali hatiku, aku memang orang yang supel. aku tidak jarang memulai untuk berkenalan lebih dulu. Tapi kali ini beda, aku sangat senang. Sangat senang, karna dapat berkenalan dengan cowo ganteng seperti mas Zeda. Hal ini akan kuceritakan kepada mbak Zara dan Kak Dery nanti. hehe. Ingin kubuat iri mereka. hehehehe

Pukul 15.55 persiapan untuk menutup toko, usailah sudah pekerjaanku hari ini. Selepas menutup toko, segera aku pulang ke kost.

Sesampainya di kost, kutaruh tasku, kubuka jaketku dan segera rebahan diatas kasur indahku. Hufft capek sekali rasanya hari ini, tapi takpa aku bisa berkenalan dengan cowo tampan. Oh iya, aku teringat bahwa tadi aku sempat meminta nomor WhatssApp nya. Kucek ahh profilnya, dan wahhh beneran dia dong. Seketika hatiku riang gembira, karna sebelumnya aku dikasih nomor oleh cowo, namun itu bukan dia ternyata banci, heuft.  Tapi kali ini, aku mendapatkannya. Kucoba untuk menchat dia.

"Assalamualaikum mas Zeda, aku Ninda penjaga toko tadi. Save ya.." Chat awalku kepadanya.

15 menit berlalu namun chatku belum terbalas kuputuskan untuk mandi. Lagi enak-enaknya mandi pintuku digedor oleh kakak kost kamar sebelah, namanya Vina.

Drok dok dok dok dok

"Siapa di dalam?????" Tanya kak Vina.

"Aku kak, Ninda.. Kenapa?" Jawabku.

"Ninda ngapain?" Lanjutnya bertanya.

"Lagi mandi kak baru aja make sabun." Tegasku.

"Bisa lebih cepet ga? Aku kebelet berak nih tolonggg pleaseee." Rengeknya.

"Iya deh iya sabarrr." Jawabku malas.

Dengan segala kemampuan kucoba mempercepat mandiku, yang biasanya aku ganti baju di kamar mandi kini aku hanya memakai handuk dan memutuskan untuk ganti baju dikamar. Jengkel rasanya, namun bagaimana lagi? Dia lebih membutuhkan kamar mandinya daripada aku. Aku kemudian berlari setelah meninggalkan kamar mandi, buru-buru cepat ingin masuk ke kamar. Namun karena terlalu terburu-buru ikatan handukku lepas, alhasil handuk yang menyelimuti tubuhku terlepas. Alangkah malunya aku. Untung tidak ada yang melihat. Buru-buru aku masuk ke kamar dan ganti pakaian. Tiba-tiba...

ting tong treng treng tot

Dering hpku berbunyi, ada telfon dari kak Dery. Ada apa pikirku, kuangkat telfon tersebut.

"Iya hallo kak Der ada apa?" Jawabku.

"Ini aku lagi di warungnya pak Sapri, kamu mau titip makanan ga? Kalo iya pesen apa?" Jawabnya kemudian.

Kak Dery memang perhatian bagiku, dia selalu mengingatkanku untuk makan, mandi, dll. Dia juga sering mengkahawatirkan aku ketika aku sakit. Ya, dia seakan menjadi pacarku. Namun tidak, aku tidak lesbi.

"Iya deh kak Der, aku titip ayam crispy aja ya sama sayur asem kalo ada." Jawabku menjelaskan.

"Oke deh kalau gitu, habis ini aku pulang tunggu yah." jawabnya.

"Iya kak Dery makasih, aku tunggu..Assalamualaikum." Jawabku sembari menutup telefon. Setelah telefon tubuhku serasa ingin ambruk, aku seketika mengantuk dan akhirnya tertidur. Dalam nyenyak tidurku aku bermimpi.


---------------------------------------------------------------
Penasaran dengan mimpi Ninda? Tunggu kelanjutannya di minggu depan yaa.
See You Guys

Bilur CandakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang