Matahari merangkak semakin tinggi ke peraduannya. Waktu seakan semakin cepat melaju melewati sisa hari yang ternyata hanya tersisa beberapa jam lagi.
Mengapa rasa ini semakin akrab menghimpit? Ia terus mendesak hingga semakin tak tertahan. Kelenjar airmata yang tak biasa kuaktifkan kini memompa deras bulir-bulir air asin yang membuat kulit pipi meleleh seakan tiap rintiknya menusuk bagai pisau.
Aku tau hal-hal yang aku harus urus dengan besar hati. Mengingat jarak adalah ujian bagi perasaan. Mengingat bahwa jarak yang di dera bukan lagi beratus kilometer jauhnya. Mungkin kuprediksi hingga ber-mil jauh disana. Untuk pengalaman pertama mari kita jalankan saja sebagaimana alur berkata.
Kembali kepada topik perbincangan. Mengingat hari ini bulan desember. Mengingat sebentar lagi luangmu tak seperti lama lagi. Mengingat bahwa sibukmu akan terus bertambah lagi. Dan aku masih akan terus berproses dalam pendewasaan diri.
Ribuan silabus kata menggantung disana. Sungguh, rasanya ingin kuucapkan segala rasa, namun tak apa tidak semua hal mesti diutarakan. Seperti kataku tempo lalu
"Semua orang punya kuota tinggal bu. Jadi ketika apa yang tuhan pinjamkan kembali padanya, sebagai manusia kita boleh menyendu. Tapi tidak untuk berlarut: )"
Termasuk keberangkatanmu.