"Halo Sandra" sapa Lisa
"Jadi maksud lo kesayangan lo tuh, Abang Grab?" ucap Sandra heran
"Iya dong, cuman dia yang mau antarin gue makanan, antarin gue kesana kemari. Cuman dia Sandra" jawab Lisa cengar-cengir
"Iyalah, dia mau kan lo bayar. Lisa mah gesreknya gak hilang" omel Sandra, membuat Lisa tertawa terbahak-bahak
"Sandra mah dari dulu gak bisa diajak bercanda. Sandra mah gak humoris" membalas perkataan Sandra lantas membuat Sandra mengomel dalam hati
'Lucu dari mana sih' omel Sandra didalam hati
"Gak nyuruh masuk nih?" tanya Lisa
"Gak" gerutu Sandra masuk kerumah membuat Lisa tertawa
"Gitu aja baper. Emang yah sekarang jadi baperan banget" perkataan Lisa membuat Sandra melemparkannya buku yang ada di ruang tamu
Lisa lagi-lagi tertawa melihat tingkah sahabatnya ini yang makin hari makin baperan.
Lisa dan Sandra pun memasuki kamar dengan nuansa putih. Semua perabotan di kamar ini berwarna putih dan tidak memiliki hiasan atau bisa dibilang polos
"Perasaan dulu gak suka putih deh San" tanya Lisa
"Pliss Lis jangan dibahas" jawab Sandra memohon
"Lo hutang semua penjelasan selama 2 tahun. Sekarang karena kita bertemu lagi lo harus jelasin ke gue" minta Lisa
"Gue gak bisa Lis. Gue gak bisa" ujar Sandra mengeluarkan air mata
"Loh, gue gak apa-apain lo San. Kok nangis sih?" tanya Lisa panik
"Gueeee…." sandra mengucapkannya terbata-bata
"2 tahun ini, gue masuk rumah sakit jiwa"
Perkataan Sandra membuat Lisa memeluk sahabatnya erat-erat.
"Gak papa, ceritain aja. Gak usah takut, apalagi malu" ucap Lisa menenangkan sahabatnya itu
Kemudian Sandra pun menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir. Tak ada satupun moment yang terlewatkan. Semua cerita Sandra membuat Lisa menangis sejadi-jadinya. Acara yang tadinya untuk bersenang-senang berubah menjadi acara tangisan.
"Udah Sandra, lo masih punya gue sama kak Freta. Jangan takut" Bujuk Lisa
"Eh satu lagi, masih punya bi iyem juga"
Perkataan itu kembali membuat suasana menjadi bahagia. Acara tangisan pun berhenti.
"Non, waktunya makan" panggil bi iyem di luar kamar Sandra
"Iya tunggu bi" sahut Sandra
Sandra dan Lisa pun turun bergegas menuju tempat makan di dalam rumah Sandra
"Eh, bi iyem kok banyak banget masaknya sih San?" tanya Lisa heran
"Yakan lo rakus tuh. Supaya acara makannya enak gak ada kendala karena kehabisan makanan, sekalian aja bi Iyem bikin banyak banget" balas Sandra yang membuat Lisa kesal
"Iya gue rakus, tapi gak sebanyak ini juga keles. Kita tuh makan berdua bukan sekampung. Ini mah porsi sekampung bi" gerutu Lisa
"Non Sandra yang minta, katanya non Lisa harus dibikinkan makanan banyak. Jadi bibi bikin banyak deh" sahut bi Iyem
"Iyain aja deh bi" Jawab Lisa pasrah
"Eh Sand, gimana kalau kita panggil tetangga yang lain makan supaya gak mubazir aja gitu?" Pinta Lisa
"Gue gak kenal orang-orang disini. Udahlah makan aja dulu, kalau gak habis baru kasih tetangga deh" jawab Sandra
Mereka berdua pun duduk di kursi, lalu melahap makanan yang tersedia
"Lis, gue 1 porsi aja udah kenyang. Lo kok bisa, 5 porsi belum kenyang?" tanya Sandra heran
"Ini bukan 5 porsi Sandra. Ini baru 1 porsi, piring dirumah lo sih kecil semua" jawab Lisa, kemudian melahap kembali makanannya
"Lo sih di rumah makan pakai nampan" omel Sandra
"Enak aja yah, gue makan pakai piring tau gak sih!" balas Lisa mengomel
"Semerdeka lo aja deh, gue iyain aja terus" ucap Sandra malas
"Nah gitu dong. Eh btw nih makanan masih banyak. Kasih tetangga yok! Siapa tau dapat yang ganteng gue" ujar Lisa dengan nada membujuk
"Iya, cepetin makanya makannya" ucap Sandra
Lisa pun menghabiskan makanan yang ada dipiringnya kemudian mencuci tangan dengan bersih, dan tidak lupa minum agar makanan yang ada di tubuhnya ternetralisir.
"Makanan untuk tetangga mana?" tanya Lisa
"Tunggu, bi iyem lagi bungkusin" balas Sandra
Tak lama kemudian, bi Iyem datang dengan makanan yang sudah terbungkus. Mereka berduapun menuju rumah tetangga yang tak jauh dari rumah Sandra
"Permisi" Sandra mengetuk pintu rumah tersebut
"Iyya… tunggu" teriak pemilik rumah dari dalam rumah
"Ada apa yah?" tanya pemilik rumah
"Oh, ini saya tetangga baru disini" Ucap Sandra kemudian memberikan bungkusan makanan tersebut kepada pemilik rumah
"Oh, pantesan rumah di depan lampunya nyala setiap malam. Biasanya gak" ucap Salma pemilik rumah
"Namanya siapa?" tanya Salma
"Nama saya Sandra, ini sahabat saya" menunjukkan Lisa
"Lisa" menjabat tangan Salma
"Salma" balas Salma
"Yaudah kami pulang dulu yah Salma" mengucap pamit kepada Salma
"Iya, terimakasih Sandra atas makanannya" balas Salma
Salma pun menutup pintu rumahnya lalu beranjak ke ke ruang keluarga
"Kok kayak gak asing sih" ucap Salma
"Emang tadi siapa?" tanya pemilik rumah yang sebenarnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakkans
Fiksi RemajaCerita ini lebih rumit di tebak. Jangan menebak sebelum berakhir. Jangan terlalu berharap bahagia jika takdir tak berpihak. Selamat membaca cerita persahabatan dan percintaan yang digabung menjadi satu