Rasya POV"Euggh" Ucapku sambil mengucek mata
Lah kok, luka gue udah bersih?
"Mandi dulu ah"
Skip
Aku sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai ku karna hari ini adalah hari libur.Aku pun turun kebawah untuk melihat orang tua ku.Tapi sesampai aku dibawah
Lah, pada kemana dah?
Karena heran aku pun memanggil bi inem.
"Bi inem"
"Iya non" kata bi inem
"Orang rumah pada kemana bi?" Tanyaku ke bi inem
"Mereka ke rumah sakit non"
"Emang siapa yang sakit bi?" Tanyaku
"Non masha tadi tiba-tiba pingsan"Kata bi inem jujur
"Oh, aku ikut ke rumah sakit ya bi!"Pinta ku
"Boleh non, tapi bibi beres-beres baju non masha dulu ya"-Bi inem
" Ok bi, aku tunggu ya"
"Sip"
Aku pun menunggu bi inem di sofa sambil menonton tv.
"Ayo non, bibi udah siap"
"Ok bi, ayo berangkat naik angkot"
"Ayo non"
Aku dan bibi pergi kerumah sakit.
Skip rumah sakit
"Kamu ngapain ke sini" Tanya mama
"Aku mau jenguk kak masha ma!" Jawabku
"Ngapain lo jenguk gue, bukannya lo seneng kan kalau gue sakit" tuduh kak masha.
"Udah mending kamu pergi aja sana" Usir papa
"Ini bajunya non" Ucap bi inem mengalihkan pertengkaran.
"Makasih bi" Ucap mama dan papa berbarengan.
Ceklekkk
"Mohon maaf , orang tua pasien masha dipanggil ke ruang dokter karena ada yang ingin dibicarakan" Ucap seorang suster dan suster itu pun pergi dari ruangan.
"Udah mendingan kamu pulang sana, rasya" Usir mama.
"Yaudah, aku pulang dulu ya pa,ma,bi,ka babay" Ucapku lalu pergi.
"Iya non"
"Cih, anak gak tau diri" Ucap papa yang menohok hati.
Sebenarnya, aku masih ada dibalik pintu dan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Ayuk pah, kita ke ruangan dokter, bi jagain masha ya"Ucap mama
"Siap nyonya"
"Ayuk mah"
Ceklekk
Mama dan papa sedang berjalan ke ruangan dokter.Aku pun mengikuti mereka karena aku sangat penasaran.Sesampai di ruangan dokter.Aku pun menguping di balik pintu.
Ceklek
"Dengan orang tua pasien masha" Tanya dokter tersebut.
"Iya dok, ada apa ya?" Tanya papa
"Sebenarnya kedua ginjal masha sudak rusak dan tidak bisa berfungsi lagi, kemungkinan besar masha hanya bisa bertahan hidup seminggu lagi" Jelas pak dokter.
Hah, kak masha sakit ginjal!
"Apa ada cara lain biar masha sembuh dok" Ujar mama yang sudah menangis di pundak papa.
"Masha bisa sembuh hanya dengan 2 cara, cara pertama yaitu cangkok ginjal dan cara kedua dengan cuci darah" Ucap dokter.
"Trus gimana dok" Tanya papa
"Saya akan berusaha untuk mencarika donor ginjal agar tidak terlalu banyak efek sampingnya" Ucap dokter tersebut.
"Baik dok, tolong diusahakan ya..hiks.." Ucap mama
"Baik pak, bu"
Mama dan papa keluar dari ruangan dokter, aku pun langsung pergi keluar agar tidak dilihat mereka.Mereka langsung ke kamar kak masha.
Aku pulang ke rumah dan mencerna omongan dokter tadi.
Skip rumah
"Gimana ya..nasib kak masha" Tanya ku pada diri sendiri.
"Apa aku aja yang donorin ginjal aku ya.." Pikirku
Setelah, memikirkan berjam-jam akhirnya keputusan ku sudah bulat bahwa aku akan mendonorkan kedua ginjalku untuk kak masha.Aku pun naik ke atas mempersiapkan diri untuk besok.
Aku mendonorkan ginjalku di esok hari karena aku tak tega dengan kak masha yang terus menahan sakit.
Skip esok hari
Aku sudah siap-siap untuk berangkat ke dokter.Aku turun ke bawah untuk melihat apakah orang tuaku semalam pulang?
Ternyata, orang tua ku semalam tidak pulang.
Apakah sebegitu tidak berharganya diriku di dunia ini sampai sampai tidak ada yang menginginkan aku untuk hidup ?
Melihat orang tua ku tidak pulang membuatku lebih membulatkan tekad untuk mendonorkan ginjalku.Aku pun langsung ke rumah sakit.
Dilain tempat
"Mah, pah gimana kondisi aku" Tanya masha
"Kata dokter kedua ginjal kamu rusak, jadi kamu butuh donor ginjal" Ucap berly jujur
"Trus gimana mah, pah? Apa udah ada yang mau donorin ginjal buat aku?" tanya masha ke berly dan marcel.
Tok..tok..
"Masuk" Ucap marcel mempersilahkan dokter yang dibelakangnya terdapat rasya masuk.
"Ngapain kamu kesini" Tanya berly ke rasya
"Jenguk kak masha lah ma" Jawab rasya
"Ada kabar apa dok" Tanya masha mengalihkan pembicaraan.
"Saya sudah mendapatkan orang yang akan mendonorkan kedua ginjalnya untuk masha" Jawab dokter.
"Alhamdulillah, siapa dia?" tanya mama semangat.
"Pendonor itu tidak mau identitas nya diketahui dan operasi akan dimulai nanti malam sekitar jam 20.00 WIB" Jelas dokter.
"Ya AllAH, baik banget pendonor itu , kami berhutang budi kepada dia" Ucap mama terharu.
Seandainya mama tahu kalau itu aku, apa mungkin mama akan melakukan hal itu? Batin Rasya.
"Yasudah, saya permisi dulu" Ucap dokter yang langsung melenggang pergi.
"Mah, bi inem mana?" Tanya rasya ke berly
"Lagi pulang ke rumah" Jawab mama ketus.
"Oh, aku pulang dulu ya mah, pah, kak" Ucap rasya lembut+sopan.
"Gausah balik lagi sekalian selamanya" Jawab papa
Tenang aja, sebentar lagi aku akan pergi untuk selamanya. Batin rasya.
TBC
Jangan lupa vote and coment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I {Short Story}
Short Story"Kami menyesal telah mempunyai anak sepertimu." •••••••••• Ada waktunya saat aku tidak menuruti ucapan kalian. Ada kalanya aku merasa benci dan ingin melawan. Tetapi ketahuilah, yang terdalam dari hatiku adalah mencintai kalian I love Family