Chapter six

141 15 0
                                    

Rasya POV

Sesampai di rumah aku langsung masuk kamar untuk menuliskan pesan terakhirku.

Setelah selesai menulis, aku memberinya ke bi inem dan menyuruhnya untuk memberi surat itu saat papa, mama, dan kak masha sudah pulang dari rumah sakit. Bi inem hanya menurut dan menyimpannya.

Sesudah memberi surat itu ke bi inem aku langsung pergi lagi kerumah sakit untuk persiapan donor.

Sudah berjam-jam aku persiapan dan sekarang mama, papa, ranjang kak masha sudah berada disampingku.Aku sengaja meminta dokter untuk memakai kan ku cadar agar tidak diketahui oleh mereka.

"Masha, kamu harus kuat ya..Mama sama papa sayang banget sama kamu, semoga dengan operasi ini kamu bisa menjalankan aktivitas kamu seperti biasa lagi" Ucap mama sambil mencium kening kak masha lamaa sekali.

"Iya, fighting ya sayang" Ucap papa juga sambil mencium kening kak masha.

Tak terasa, sebulir cairan bening mendarat di pipiku.

Kapan ya, aku bisa diperlakukan seperti itu! Kapan-kapan aja deh ca

Mama dan papa sudah keluar dari ruangan operasi.Tirai pemisah aku dan kak masha sudah ditutup. Operasi pun sudah dimulai.

Diluar ruang operasi

"Pah, mama takut operasi itu gak berhasil..hiks..hiks" Ucap berly

"Jangan nangis mah, doain aja semoga berhasil" Positive marcel

"Iya pah, semoga aja" Ucap berly.

Author POV

Sudah 3 jam operasi berlangsung.

Ceklekk

Dokter keluar dari ruangan.

"Dok, gimana keadaan anak kami?" Tanya marcel

"Alhamdulillah, operasi berjalan lancar "Ucap dokter.

"Alhamdulillah" Ucap berly dan marcel antusias.

"Tetapi pendonor meninggal dunia karna pendarahan yang hebat" Jelas dokter lagi.

"Astaghfirullah, semoga amal ibadahnya diterima" Ucap berly prihatin

"Apa masha sudah boleh kita lihat?" Tanya marcel

"Sudah, tetapi kami pindahkan ke ruang rawat inap dulu ya.." kata dokter.

"Baik dok"

Ranjang masha pun dibawa ke ruang rawat inap sedangkan jenazah rasya sudah disemayamkan.

"Akhirnya, masha bisa sembuh mah pah" kata masha semangat

"Iya sayang, tapi mama masih heran siapa yang mendonorkan kedua ginjalnya ke kamu tanpa uang sepeser pun?" Heran berly

"Gak tau deh, tapi seandainya pendonor itu masih hidup pasti aku bakal nganggap dia saudara aku" Antusias masha

"Iya" jawab marcel dan berly berbarengan.

Skip

Sudah seminggu masha dirawat inap di rumah sakit dan hari ini dia bisa pulang ke rumah.Sesampai di rumah

"Assalamualaikum, bi!" Ucap mereka serempak

"Waalaikumsalam, non, tuan, nyonya" Jawab bibi

"Rasya mana bi? Kok dia gak pernah dateng ke rs?Dasar anak durhaka! Kakak nya sembuh malah ngilang!" Kesal berly.

"Bentar nyonya" Ucap bibi lalu mengambil sepucuk surat dari laci.

"Ini surat dari non rasya seminggu yang lalu" Jelas bibi.

"Jangan-jangan dia bikin masalah lagi" Tuduh marcel.

"Buka aja ma, aku penasaran" Ucap masha

Dear My Family

Hai...
Gimana kabar kalian? Baik kan?Pasti baik lah kan udah gak ada aku yang ganggu kalian !

Hai kak masha..
Udah sembuh kan? Jaga ginjalku baik-baik ya kak? Aku gak mau kakak sakit lagi karena kaka satu-satunya harapan mama dan papa.

Hai mama dan papa..
Kalian seneng kan?Aku udah gak ada di dunia ini lagi?Pasti seneng lah karna kalian masih punya salah paham sama aku!

Jadi di surat ini aku mau jelasin kalau kejadian waktu 'itu' bukan salahku.Waktu aku lagi kejar-kejaran sama kak masha sebenernya aku gak dorong kak masha tapi kak masha yang lari ke tengah jalan trus ketabrak.Tapi terserah kalian mau percaya atau gak?Yang penting aku sudah jujur.

Mama sama papa jangan nyalahin kak masha ya..Kalian harus tetap sayangi kak masha seperti biasanya kalian gak nganggap aku ada.

Buat kak masha tetep sayangi mama ya karena kaka satu-satunya harapan mereka.

Kalau kalian sudah baca surat ini, berarti aku udah gak ada. Intinya I LOVE YOU MY FAMILY.

        Salam perpisahan
            Nirasya Nutha K.

"Hiks..hiks..Rasya maafin mama..mama gak bisa jadi mama yang baik buat kamu.." Tangis berly

"Hiks..hiks..maafin aku rasya, Aku udah fitnah kamu, aku gagal jadi kaka yang baik buat kamu, makasih ya buat ginjalnya, aku akan selalu jaga ginjal ini"Tangis masha yang merasa bersalah

"Maafin papa ya masha, papa gak bisa percaya sama kamu, papa merasa gak berhasil jadi papa yang baik buat kamu, sekali lagi maafin papa ya sayang semoga kamu tenang disana" Ucap marcel menahan tangis. Mereka pun berpelukan.

Tanpa mereka sadari, sesosok bayangan sedang memerhatikan mereka, bayangan tersebut adalah arwah rasya.

'Akhirnya, kalian menerimaku, aku pergi, by semua'

Arwah rasya pun pergi ke  akhirat dengan tenang.

                     ★
                     ★
                     ★
           ∅                  ∅
                    END

Maaf ya, kalau ceritanya pendek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Should I {Short Story}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang