Chapter two

126 22 4
                                    

Selesai mandi dan membereskan pelajaran Rasya pun menuruni anak tangga satu persatu. Dia melihat sekeliling. Biasanya Papa,Mama,dan Masha berkumpul di meja makan untuk sarapan.

Tetapi hari ini berbeda orang tua dan twins nya tdk ada di meja makan.

"Bi inem, bi, sini deh.." teriak rasya.

"Iya, ada apa non" ucap bi inem.

"Papa,mama sama twins mana ya, bi?" tanya rasya.

"Hmm, anu, itu, non, nyonya, tuan sama non masha liburan ke bali" ucap bi inem terbata bata karena takut rasya kecewa.

"Oh...mereka pergi nya dari kapan bi" ucap rasya.

"Mereka pergi dari pas non kena hukuman " ucap bi inem.

"Oh..yaudah rasya pergi dulu ya bi...soalnya udh telat"ucap rasya sambil berjalan dengan fake smile nya.

"Hati hati ya non"

"Ok"

Kalau ada yang tanya 'kok masha bisa liburan sih bukannya dia harus sekolah ya' Jadi SMA Marcely adalah milik Papa nya twins.Jadi Masha bebas melakukan apa aja di SMA itu.Dan satu hal,di SMA Marcely tidak ada yang tahu kalau rasya adalah anak dari pemilik sekolah.

Back to topik

Di depan gerbang rumah rasya pun langsung menghentikan taksi.

"Ke SMA Marcely ya pak.." ucap rasya.

"Baik" ucap supir taksi.

Di perjalanan menuju sekolah rasya merasa bosan diapun langsung membuka hp nya dan melihat postingan terbaru twins nya.

Di postingan itu terdapat Mama,Papa,dan Masha yg saling berpelukan di pantai bali tanpa memikirkan sedikitpun perasaan rasya yang merasakan kesepian.
Tanpa disadari rasya menitikan air mata..lalu dia menangis dalam hati.

" Kenapa aku tidak bisa bahagia. Kenapa orang tuaku nggak bisa sayang sama aku. Seandainya waktu itu aku tidak mengejar marsha pasti ini nggak akan terjadi, nggak ak-"ucap rasya dalam hati sambil melamun dan tiba tiba pak supir taksi membuyarkan lamunannya.

" Udah sampe"ucap supir.

"Oh..udh sampe ya pak..ini uangnya..kembaliannya ambil aja yak.."ucap rasya

"Makasih ya neng"ucap supir taksi.

Rasya pun langsung keluar dari taksi dan menghapus air matanya dengan kasar.

Di depan gerbang sekolah ia langsung menyelonong kedalam sekolah tanpa memerhatikan pak satpam yg menatapnya heran. Tapi tiba tiba pak satpam menegurnya

"Neng..dingin amat kayak es batu.Ntar klau dingin mulu sikapnya gak bakal ada yg naksir sama eneng loh"ucap pak satpam dengan nada yg menyindir.

Aca pun tidak menghiraukan ucapan pak satpam karena dia sudah biasa mengahadapi perkataam yg menyindir dirinya.

Di sepanjang perjalanan dari gerbang sekolah menuju kelas banyak sekali anak² yg berbicara tentang dirinya.

Eeh..Si nerd datang tuh

Iih..kok bisa yaa..nerd ada diskolah mahal gini

Jijik bgt deh..

Iih..jelek bgt pakaiannya

Kira kira begitulah cibiran siswi-siswi di SMA itu.Tapi aku hanya membalas cibiran itu dengan tatapan membunuh dan dingin.

Sesampai di kelas

"Aca,lo kemana kemaren kok nggak masuk sih, gw kan jadi kesepian"ucap nesya dengan muka sok imut nyaa.

"Lebay amat lo..kalau so kemaren nggak masuk ya karna biasa" ucap aca dengan cuek bebeknya.

"Oh..tapi lo nggak kenapa kenapa kan ?" ucap nesya penasaran.

"Sans aja...gw kan strong girl." ucap rasya sambil mengangkat tangannya ala orang menunjukan ototnya.

Sebenernya aca itu anak yg periang tapi aca akan menunjukkan hal itu hanya pada orng yang dia sayang.

"Ok" .Dan mereka pun lngsung duduk ke tempat duduk mereka masing-masing.

Skip

BEL MASUK BERBUNYI

"Oh iya...hari ini jam pelajaran pertama pelajaran bu killer kan yak" ucap aca

"Iya, emang kenapa" tanya nesya

"Nggak kenapa-kenapa sih " ucap rasya dengan nada khasnya yaitu nada dingin.
Dan hanya dijawab ber'oh'ria oleh nesya.

"Assalamualaikum"ucap bu eni dengan sopannya.

"Waalaikumsalam"ucap anak anak serempak.

"Ok..kita mulai pelajarannya. Sekarang kumpulkan buku tulis kalian ke depan. Ibu ingin mengecek pr kalian" ucap bu eni kepada siswa kelas.

Waduh..Gw lupa kerjain pr lagi..udahlah bodo amat kumpulin aja ,batin rasya.

Setelah semua siswa mengumpulkan bukunya,bu eni pun mulai mengecek buku tulis siswa satu persatu.

"Nirasya nutha K. Sini kamu.." ucap bu eni dengan wajah yg sedang marah.

Seisi kelas pun bergidik ngeri karena jika bu eni marah maka kuping mereka akan pecah karena suara cemprengnya.

Waduh..mampus gue ntar pasti disuruh hormat tiang bendera sampe jam istirahat,batin rasya.

"kenapa?" tanya rasya dengan cueknya.

"Kamu tuh yaa, pagi-pagi bikin ibu naik darah aja" ucap bu eni dengan emosi.

"Salah saya apa" tanya rasya.

"Salah kamu adalah tidak mengerjakan pr yang ibu kasih"ucap bu eni dengan suara cempreng nya.
Dan hanya dibalas ber'oh'ria oleh rasya.

" Dan sekarang kmu saya hukum hormat di tiang bendera sampai jam istirahaattt"teriak bu eni.

"Ok" ucap rasya acuh tak acuh.

Seisi kelas yg tadinya berisik pun langsung terdiam.Dan langsung melanjutkan kegiatan KBM seperti biasa.

Maaf ya..kalau ceritanya jelek..soalnya ini tuh cerita pertama aku.

Maaf juga klau banyak typo²

Budayakan vote and coment

Why Should I {Short Story}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang