13 Mawar | Bagian 1

76 5 3
                                    

"Lang! Sampe cewek gue minta putus. Gue colong mobil sport lo!" teriak Marko kesal.

Bukan tanpa sebab Marko marah seperti ini. Bagaimana tidak kesal, Elang membajak ponselnya dan mengirimkan foto Marko yang berada di Club malam dengan para wanita. Bisa kalian tebak pelaku dari itu semua.

Elang dengan santainya tertawa terbahak-bahak tanpa memikirkan akan seperti apa nasib kisah percintaan sahabatnya itu.

"Ambil aja mobil gua," ucapnya tanpa ada beban.

"Dasar orang kaya sombong!" Marko menatap Elang kemusuhan.

"Iri dengki gua si Elang ngomong gitu," ucap Erdin pada Raza.

Raza mengangguk cepat, langsung mengiyakan ucapan Erdin. "Si Elang congornya tipis banget. Mobil mau di colong aja dia iyain,"

"Rakyat miskin diem aja." ucap Galen yang sedari tadi hanya menontoni mereka.

"Wah.. Fucek lo Len. Menusuk sampai ke jantung." ucap Raza pada Galen.

"Si Galen kalo gua daftarin jadi juri master chef. Kayanya yang ada bakalan adu bacot sama si chef juna deh," lanjutnya.

Erdin dan Elang mengakak mendengar ucapan Raza.

"Kalo dia jadi jurinya. Peserta bukan-nya dikasih komentar motipasi Za. yang ada pada kena mental," Elang menanggapi Raza.

"Lopada ketawa-ketawa. Liat tuh si Marko udah kaya orang gila. Natap hape deket banget. Buta apa gimana,"

Erdin menunjuk Marko, yang langsung dilihat yang lain.

Sedangkan Marko, terus memperhatikan centang dua di whatsappnya, menunggu centang itu membiru dengan hati deg-degan. Jangan tanya kenapa Marko tidak menarik pesannya. Karena Elang sudah mengirimkan pesan itu beberapa jam yang lalu, sehingga Marko tidak dapat menarik pesannya kembali.

"Boleh aja itu mobil mau lo colong. Tapi." Elang menggantung ucapan-nya.

"Tapi apa?" tanya Marko menatap Elang.

"Tapi lo harus cium ketek si bedu selama 20 menit" ucapnya dengan gelak tawa.

Marko menatap sebal. "Lo mau buat gua mati? Secara tidak langsung lo bunuh gue dengan cara menyiksa namanya."

Bedu teman sekelasnya yang memiliki bau badan yang sangat menyengat. Di curigai dia gak pernah pake deodoran, karena sejak pagi baunya sudah tecium. Itulah yang membuat anak-anak kelasnya enggan bedekatan dengan Bedu.

Erdin tertawa mendengarnya. "Emang bangsat si Elang,"

"Masa iya gue kasih mobil kesayangan gue," ucap Elang sambil menaikan sebelah kakinya ke atas kursi.

"Gak pernah di pake juga lo. Setiap hari pake si item kemana-mana," ucap Raza.

Si item, motor sport kesayangan nya yang ia beli oleh uang tabunganya sendiri. Meskipun Elang berasal dari keluarga berada, tapi ia tidak pernah meminta kepada orang tuanya. Karena Elang rasa membeli barangnya sendiri suatu kebanggaan tersendiri. Meskipun di rumahnya berjajar mobil-mobil mewah sudah seperti showroom mobil. Tetap saja si item yang mejadi patnernya untuk berpergian.

"Dia beli pake duit." ucap Galen.

"Ya iya lah masa pake daun. Ada-ada aja lo Len," Elang menggelengkan kepala heran.

"Gua belain lu bangsat."

Menyesal telah memberikan pembelaan. Raza, Erdin dan Marko menahan tawa mereka dengan saling pandang sampai bibir mereka terlipat-lipat. Takut bila mereka tertawa pitingan datang menghampiri dari Galen.

ELANG ALDIRGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang