"Elo?!"
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Nah, sekarang ada yang tau dimana gw berada?
Yup, gw berada di kantin terjebak dengan tiga keluarga vampir plus tambahan satu orang lagi /masih belum diketahui pasti identitasnya:v/
Author pov
Atmosfir di sekitar mereka hening. Tidak ada yang membuka percakapan. Semua fokus pada makanan masing", dan juga menatap sinis ke arah orang tersebut.
"Lama ya kita ga ketemu, Mui-san?" ucapnya membuka percakapan, agak ragu pada Mui. Yang hanya ditanggapi de-hm-an oleh Mui.
Hawa disekitar meja mereka menjadi lebih mencekam dari sebelumnya. Dia pun kikuk sendiri. Namun tak lama ia memilih tak peduli dan memainkan game di ponselnya.
Srek
Mui berdiri dari tempatnya dan memilih menuju ke perpus. Tentu makanannya sudah ia habiskan. Tak lama, Carla menyusul. Tak ingin kalah, Ayato dan Kou ngikut.
/bah, ramai tuh yang ada perpus-author/Perpus
Mui tidak fokus membaca buku biologi yang ia pinjam sedari tadi. Yup, itu karena ada Ayato dan Kou yang sedari tadi memperhatikannya dan Carla bergantian. Tentu Mui risih. Sangat malah.
Carla?
Ia mah bodo amat:)
Orang tugasnya dia emang selalu nemenin Mui kalau dia mau belajar ato ke perpus.Tak!
Mui yang udah ga betah langsung tutup buku biologi dengan kasar. Lalu beralih menatap Ayato dan Kou bergentian dengan tatapan dingin.
Menghela nafas panjang, lalu berucap.
"Apa yang kalian inginkan?" Tanya Mui dengan suara datar terkesan menahan emosi.
"Ingin tau semua tentang cowok baru itu yang rambutnya warna..entah. Pokok jelasin semua!" Pinta Ayato dengan songongnya.
"Dih, buat apa kalian tau?" Balas Mui sengit.
"Jawab atau.." Ayato menggantungkan kalimatnya.
"Lihatlah kebelakang!"
Mui segera menoleh kan
kepala nya ke belakang.Ia membelak kaget.
Disana,
ada Kino dengan rambut acak"an, baju udah pada modar garapi.
Dengan semua vampir dalam mode formasi lengkap. Dengan Yuma yang yang menentengnya bak anak kucing yang ditemukan di pasar."Apa yang kalian lakukan?!" Tanya Mui histeris.
"Sepentingkah ia bagi mu?" Tanya Reiji tajam pada Mui.
"Di-dia..dia itu.." Mui cukup gugup untuk menjawab.
"Tinggal jawab yang sebenarnya!" Paksa Subaru sambil mengarahkan belati peraknya pada leher Kino.
"Jangan..menakuti..Eve!" Lirih Azusa yang masih bisa di dengar mereka.
'Hah. Untung perpus pribadi. Ga masalah kalok cerita semua' batin Mui.
"Duduklah kalian! Dan lepaskan Kino!" Perintah Mui penuh tekanan dalam tiap kata.
Mereka pun duduk anteng. Perpus pribadi Mui itu luas ya. Kayak perpus pada umumnya sih.
Lalu Shindatang dengan membawa nampan penuh dengan teh. Ada teh herbal, teh hitam, teh tawar, dan teh lain" nya.
"Hah, jadi begini," hela Mui lalu melanjutkan. "Dia itu Kino. Pangeran Vampir. Masih saudaraan lah sama Sakamaki. Tamat" terangnya malas.
"Hah? Sodara? Dih mana sudi" kata Ayato cepat.
"Ga percaya amat sih lo" sahut Shin ngegas dengan mulut penuh kacang.
"Huft. Lalu siapamu?" Tanya Ruki kali ini.
"Hanya teman masa kecil. Sekarang ga terlalu akrab karena kami sudah lama pisah semenjak aku pindah ke dunia manusia. Dan sekarang dia kemari entah untuk apa" jawab Mui sambil menyeruput teh herbal miliknya.
"Awas saja kalau mau membawa Mui lari. Gw gorok baru tahu rasa tu" ucap Yuma menatap tajam Kino yang berada di sebelah kanan Mui.
"Sudah sudah!" Lerai Mui.
"Cepat ganti baju mu, kebetulan aku ada baju" ujar Mui memberikan paper bag pada Kino.
"Terima kasih beb" lalu Kino pergi menuju kamar mandi dengan teleport. Ia juga sempat tersenyum miring pada semua vampir disana.
"Apa-apan dia?! Kenapa kau tidak kesal saat ia memanghilmu begitu sih?" Kata Ayato kesal.
"Memang kenapa? Udah biasa" jawab santai Mui lalu berlalu dari sna diikuti Carla dan Shin di belakang nya. Ia menenteng buku biologi tadi yang sempat ia baca namun terganggu.
Blam!
Tersengar jelas bahwa pintu perpus sudah tertutup.
*Mui side*
"Pfftt! Ahahahahaha!!!" Tawa Mui pecah di halaman belakang sekolah. Untung sepi karena pelajaran sedang berlangsung.
"Apaan muka mereka tadi?"gumam Mui menatap langit yang cerah.
"Apa kau tak mengerti kondisi mereka?" Tanya Carla di belakangnya.
"Mereka cemburu loh" sahut Shin dengan bergumam.
"Begitu juga kami" lanjutnya.
"Hmm... Kalian semua lucu ya"
"Seperti boneka ku saja. Sngat mudah untuk dikendalikan" Mui berkata dengan evil smile nya.
Carla dan Shin hanya diam saja.
Menatap langit yang juga cerah.
'Kapan kau akan kembali jadi dirimu sendiri, Yura-san?'
TBC
MOHON UNTUK VOMEN NYA GUYS
SEE U NEXT CHAPTER<3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire(Diabolik Lovers) ||SLOW UP||
VampirosNih cerita SLOW UP Sama belum di REVISI ♢♢♢♢♢♢ Menceritakan tentang Yura, Ratu vampire legendaris yang cantik, rendah hati, bijaksana, dan dia juga akan mempunyai sihir dan ilmu ninja saat dalam wujud manusia mau pun vampire, tetapi ia sengaja untuk...