4.0--DEMI PERDAMAIAN

34 2 0
                                    

Tanganku hingga berkeringat menunggunya. Sudah hampir satu jam, namun orang itu tetap saja belum datang. Namun tanganku berkeringat bukan hanya karena itu, aku merasa ada sesuatu atau mungkin lebih tepatnya seseorang mengikuti kami, memata-matai kami. Semakin takut aku dibuatnya.

Ketika aku berharap itu hanya firasatku, orang itu malah keluar dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang kami. Refleks kami berdiri, dengan kuda-kuda beladiri yang selama ini kami pelajari. Saat kami sudah siap, orang itu--sebut saja mereka karena bertiga--malah menurunkan senjata, melipatnya, dan memasukkannya kembali saku. Ya, dilipat! Mereka melipat senjata yang lebih seperti pedang dan memasukkannya ke saku.

Salah seorang dari mereka menghampiri kami, itu orang yang kemarin datang ke kelas, "refleks yang bagus. Aku tahu kalian memang bukan bocah biasa" bocah katanya? Dia menganggap kami bocah? Yah, walaupun memang kami masih bisa disebut bocah, namun setidaknya hargai umur kami yang sudah sekitar 15-16 tahun.

Seorang yang lainnya maju, kali ini perempuan. Wajahnya terlihat masih berumur 18-20 tahun, namun sorot matanya tajam. Ia menatap kami satu persatu, sepertinya memastikan sesuatu. "Ternyata memang benar ya. Baik, turunkan
kuda-kuda kalian, kami tidak akan menyerang jika tidak diserang duluan. Aku Neryxa, yang tadi Razen, dan itu adalah Caien. Seperti yang sudah dijelaskan di surat, kalian adalah anak terpilih dari kota ini. Entah sejak kapan, kami lupa, tapi maaf, kami telah memata-matai kalian semua, seluruh penduduk kota ini yang berumur 15-20 tahun untuk menjadi bagian dari kami. Dan beruntungnya, kami menemukan persahabatan kalian cocok dengan ciri-ciri yang kami cari. Dan, jadilah kalian disini, di depan kami. Emm, sebaiknya kita tidak terlalu lama disini, jadi ayo cepat ikut aku!" Ia menjelaskan panjang lebar, lalu menyuruh kami mengikutinya. Tidak mau tertinggal, kami segera menyusuinya.

Mereka mengajak kami ke tempat tadi mereka memperhatikan kami, pohon besar di sudut lapangan ini. Neryxa mengutak-atik gadget transparan yang dibawanya sejak awal.

Sebuah lubang hitam muncul di hadapan kami, lubang itu 'tertanam' di pohon besar ini. Pantas saja mereka datang dari balik pohon ini. Ternyata ada portal yang sepertinya hanyalah pintu masuk di pohon ini--karena tidak mungkin portal dibuka, sebab Crystalline masih belum ditemukan kembali. Sepertinya ada tangga dibalik lubang itu, aku dapat melihatnya walaupun tidak jelas.

Caien dan Razen segera masuk dan menuruni anak tangga. Neryxa mempersilakan kami turun, barulah ia mengikuti dari belakang. Kami terus menuruni anak tangga hingga tiba di lorong, disana terdapat semacam 'kereta' kecil berteknologi maglev berbentuk seperti kapsul yang muat untuk kira-kira 15 orang. Caien dan Razen menempati bagian depan. Sedangkan kami di bagian belakang.

Caien-lah yang mengendarai kapsul itu. Neryxa lagi-lagi memperhatikan layar gadget transparan yang dibuat lebih lebar olehnya. Razen entah mengerjakan apa, sepertinya sibuk sekali memindahkan banyak layar proyeksi di depannya. Dan kami hanya diam membeku, belum 'sadar' dari kejadian yang sedang berlangsung, saling tatap tanpa mengeluarkan sepatah kata-pun, tetap menggenggam kotak ACSEDOFAM, sesekali menoleh memperhatikan bagian-bagian kapsul. Terus-menerus menggerakkan kaki tanda resah. Hingga sampai di tempat tujuan, kami tetap saja belum mengeluarkan sepatah kata--kecuali Ry yang terus-terusan bergumam entah apa.

•°•°•

Kami tiba di ujung lorong. Terlihat sebuah 'pintu besi' yang terbuka, Caien memasukkan kapsul ke dalamnya. Kapsul mendesing pelan, Razen sudah turun dari awal, Neryxa menyuruh kami turun, barulah ia turun setelah kami, disusul oleh Caien.

Di ruangan ini terdapat semacam garasi untuk kapsul yang kami gunakan tadi. Kami mengikuti mereka menaiki lift berbentuk tabung, lebar sekali lift ini. Anehnya, lift ini sama sekali tidak punya tombol. Lift perlahan bergerak, menyisakan sunyi diantara kami, tetap tidak ada yang berbicara sedari tadi. Kepalaku terasa pusing, pasti lift akan berhenti--itu 'tanda' bagiku saat berada di dalam lift yang bergerak.

Caien dan Razen melangkah cepat, dan lagi-lagi Neryxa di belakang kami. Di depan kami terpampang 'meja' bundar yang dikelilingi proyeksi transparan berwarna biru, persis seperti ACSEDOFAM. Meja itu berwarna putih dan tidak terlihat seperti meja pada umumnya, tidak ada tempat untuk menaruh barang kecuali pada sisi tertentu. Sisi yang lainnya digunakan sebagai 'alas' proyeksi yang berbentuk tuts keyboard. Mungkin digunakan untuk memasukkan data ke proyeksi di atasnya.

Tiba-tiba 'pintu besi' yang kami gunakan saat masuk ke 'markas' ini, terbuka lebar. Seseorang dengan perawakan yang kami kenal keluar dari sana.
"P-PAMAN?!" Sha berseru, suaranya menggema hingga beberapa detik kemudian, terlalu keras dengan ruangan kedap suara ini. Ya, itu adalah paman dari Sha. Aku lupa namanya, sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Kurasa paman Sha adalah kaptennya, dilihat dari Neryxa, Razen, dan Caien yang memberi hormat saat dirinya masuk. Entah apa yang dilakukannya akhir-akhir ini, bisa saja dia yang mendirikan organisasi ini. Dan entah sudah sampai mana progres yang ia buat untuk kota ini, mungkin saja baru beberapa persen dari yang ku taksir.

"Cukup bingungnya. Ya, ini aku, pamannya Shana. Apa kabar anak-anak? Kurasa dilihat dari penampilan kalian, kalian baik-baik saja. Aku tidak suka banyak omong, jadi langsung saja. Aku adalah kapten di organisasi ini, sebut saja Phedespenisia. Jangan panggil aku paman disini, dan jangan panggil aku kapten diluar sana. Kalian memang sudah kuinginkan sejak dulu menjadi anggota organisasi ini, mungkin sejak kalian masih kelas lima. Aku sudah melihat banyak potensi dari kalian sejak dulu, dan sekarang riset ku terbukti, kalian lah yang terpilih dari jutaan penduduk kota ini. Kumohon jangan ada yang menolak, ini demi kalian, ini demi perdamaian kota. Kalian lah yang akan menjaga Crystalline, kalian akan mengatur penggunaannya," kalimatnya terputus, ia melirik pergelangan tangannya.
"Maaf karena aku buru-buru, masih ada pekerjaan lain yang harus dilakukan. Sebagai gantinya Neryxa yang akan mengurus semuanya" ia menutup kalimatnya dengan senyum datar, lalu segera pergi dari hadapan kami.

"Emm, aku akan memberi kalian ini. Kalian akan mendapatkan informasi dari markas lewat jam ini. Aku sengaja membuatnya berbeda warna agar tidak ada yang curiga dengan jam kalian, jadi rahasia markas tidak akan ketahuan. Tenang saja, jam ini kubuat anti air, jadi kalian harus memakainya dimanapun dan kapanpun juga. Terima ini" Neryxa memberikan kami jam dengan warna hitam gradasi warna kesukaan kami. Kami menerimanya.

Kami segera pulang setelah dipersilakan, tidak ingin berlama-lama.
"BERHENTI!"

•°•°•
10Q for reading

Haeee!
Maaf udah lama apdet, lagian gaada ide sih liburan ini.
Follow ya ;
k

ckt39 vininyy

รєcяєт cαรє αdvєитυяє тнє รєяiєร | şćåřTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang