Beomgyu tengah membantu seorang nenek tua menyebrang jalan saat ini, tentu saja pemandangan tersebut menarik banyak perhatian dari orang-orang sekitar, terutama para gadis yang kebetulan lewat dibuat terpesona karenanya.
Sebenarnya Beomgyu membantu nenek tersebut dengan ikhlas, tak ada sedikitpun niatan buruk dibaliknya. Namun karena terlanjur menjadi perhatian para kaum hawa, Beomgyu menganggapnya sebagai bonus.
Sampai diseberang jalan nenek tersebut terus berterimakasih pada sikap baik anak muda dihadapannya, karenanya Beomgyu hanya mampu tersenyum.
Nenek tersebut hendak membalas kebaikan Beomgyu dengan mengundangnya ke kediamannya untuk menikmati masakan buatannya, namun Beomgyu menolak dengan alasan sedang ada urusan.
Meski agak kecewa karena tawarannya ditolak, nenek tersebut memilih memberikan beberapa bungkus permen yang berada didalam tas nya.
Tanpa diduga, Beomgyu justru tersenyum cerah melihat beberapa butir permen jeruk dan mint yang kini sudah berpindah tangan menjadi miliknya. Melihat sifat sederhana Beomgyu, nenek tersebut tersenyum tipis, lantas pamit pergi menuju rumahnya.
Sepeninggal nenek tadi, Beomgyu meneruskan langkah menuju tepat tujuannya, sebuah cafe yang terletak di persimpangan jalan.
Sesekali Beomgyu bersenandung ceria, senyum menawannya tak kunjung luntur, entah mengapa Beomgyu merasa amat senang hari ini.
Beomgyu masuk ke dalam cafe tersebut, cafe masih nampak sepi, mungkin karena masih pagi. Dengan segera ia melepas jaket miliknya, tubuh semampai tersebut lantas tergerak menuju salah satu ruangan yang ada disana.
"Selamat pagi Hoseok hyung." sapanya pada sang pemilik cafe yang masih berusia muda.
"Wah, tumben kau datang sepagi ini. Biasanya kalau belum mendapat telepon dariku, kau tak akan datang." candanya.
Bibir Beomgyu mengerucut sebal. "Ya gimana, tugas sekolah banyak banget loh, hyung. Capek tau..."
Hoseok tertawa kecil mendengarnya. "Namanya juga anak sekolah, pasti dapet yang namanya tugas lah."
"Iya-iya, ntar kalo udah lulus SMA aku beneran mau bantuin hyung loh."
"Nggak kuliah dulu?"
"Ah, entar aja. Bantuin hyung sambil nabung, ntar kalo emang uangnya udah cukup, lumayan buat nambahin biaya buat kuliah. Seenggaknya 'kan punya uang sendiri untuk jajan maupun membayar tagihan kuliah sedikit-sedikit."
Hoseok dibuat tercengang mendengar pemikiran Beomgyu yang ternyata jauh lebih dewasa dari yang ia kira, padahal biasanya anak satu ini selalu merengek manja dan bertingkah polos padanya, membuatnya teringat akan seseorang.
"Iya, gapapa kalo mau bantuin. Tapi tugas sekolah jangan dilupain."
Beomgyu berpose hormat menanggapi wejangan yang diberikan oleh Hoseok, Beomgyu menyukai segala tingkah baik Hoseok yang menurutnya amatlah keibuan. Mungkin karena itu Beomgyu nyaman berada didekat pria itu.
Pegawai cafe mulai berdatangan, meskipun pegawai disini hanya 4 orang termasuk dirinya yang hanya masuk beberapa hari sekali, pegawai di cafe ini mampu menangani banyaknya pengunjung yang datang.
Beomgyu kurang mengenal pegawai disini, ia hanya bertegur sapa dengan mereka sesekali, lagipula pegawai disini jauh lebih dewasa darinya, jadi untuk berbicara dengan mereka saja rasanya enggan.
Hari semakin siang, pelanggan mulai berdatangan, cafe juga semakin ramai.
Kebanyakan pengunjung adalah kaum muda maupun pasangan kencan, Beomgyu hanya mengamati dari kejauhan, disini ia bisa bertemu banyak orang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SQUAD
FanfictionGak ada yang sebohay mbak nya Kai -anonymous Sekiranya itulah slogan yang ditetapkan pada diri para member TXT, minus Kai. Pasalnya, disamping kelakuan absurd mereka, kakak Kai selalu menjadi bahan rebutan keempat temannya yang lain. Kalo gini mah...