jurit

18 5 0
                                    

Lima remaja tersebut kompak menyembunyikan diri di dalam perpustakaan sekolah hingga mentari benar-benar menghilang sepenuhnya, butuh banyak waktu bagi mereka untuk menunggu saat yang tepat sebelum akhirnya mereka menampakkan diri dari tempat mereka bersembunyi.

Mereka sengaja memilih bersembunyi disana dikarenakan perpustakaan tergolong jarang dikunjungi dan tak pernah dibiarkan dalam keadaan terkunci. Dan alasan lainnya karena terdapat banyak tempat bersembunyi disini, entah diantara rak buku, belakang meja bundar, dan masih banyak tempat aman lainnya.

Satpam sekolah akan berhenti berkeliling pada pukul sembilan malam, dan setelahnya akan terjadi pergantian shift jaga dimana satpam akan berkeliling setiap satu jam sekali untuk memastikan sekolah dalam keadaan aman tanpa ada penyusup yang masuk.

Sembari menunggu waktu yang tepat, kelima remaja tersebut menanti dengan memainkan game online dan juga membaca beberapa komik keluaran terbaru di sebuah situs online langganan mereka masing-masing. Sesekali mereka dibuat was-was tatkala Yeonjun berbicara dengan lantang ketika tengah berdebat dengan Beomgyu dan juga Kai. Hal semacam ini benar-benar merepotkan.

“Lu tadi beneran bawa senter, kan?” Soobin melirik keberadaan Taehyun yang dengan santai nya hanya menanggapi dengan sebuah acungan jempol.

“Yakin lu ikut keliling sekolah malem-malem? Kalo lu ditempeli mbak rambut panjang yang biasanya nangkring di deket toilet cowok, gua gak tanggung jawab loh ya?” ancam Beomgyu yang langsung cekikikan tatkala melihat perubahan raut wajah Soobin yang tentu saja amat kentara untuk dilihat.

Soobin hanya mengendikkan bahu dengan cuek. “Ya gua mau buktiin aja kalo semua berita miring tentang hantu di sekolah ini tuh cuman boongan doang.”

“Soobin cuman takut sama cicak, percaya sama gua.” Yeonjun tersenyum penuh makna. “Kalo urusan hantu, mungkin ni anak cuman diem gapeduli, sama manusia aja cuek apalagi sama hantu.”

Percakapan itu terus berlangsung sebelum akhirnya mereka menyadari jam sudah menunjuk pukul sebelas malam, agak terlambat dari jadwal yang sebelumnya telah mereka rencanakan, salahkan diri mereka masing-masing yang justru sibuk bercengkrama membahas berbagai macam topik pembicaraan yang tentu saja jauh dari kata penting.

Yeonjun bangkit dari posisi duduknya dan langsung mengeluarkan sebuah senter kecil dari dalam tas ransel nya, senter bewarna neon itu nampak mencolok di dalam kegelapan. Ia melangkahkan kaki terlebih dahulu menuju pintu utama perpustakaan, sebelum keluar ia mengamati keadaan sekitar bak seorang detektif handal.

“Buruan, satpam udah balik lagi ke pos jaga.”

Empat sahabatnya mengangguk paham, mereka langsung bergegas dan beramai-ramai berjalan menuju luar perpustakaan. Yeonjun, Taehyun, dan Soobin bersiaga dengan senter yang berada di genggaman. Sedangkan Beomgyu dan Kai hanya berjalan biasa tanpa membawa persiapan apapun.

Meski lingkungan sekolah amatlah redup saat malam hari, hal tersebut tak menyurutkan semangat mereka berlima untuk berkeliling. Mereka harus pintar-pintar memilih jalur yang tak terekam oleh kamera CCTV sekolah yang dipasang di beberapa tempat. Meski mereka nampak kekanakan dan sembrono, mereka lumayan cerdik untuk hal semacam ini.

Tujuan pertama mereka merupakan area lorong lama sekolah yang konon katanya sering terlihat penampakan sosok kakek tua yang tengah menyapu dedaunan kering, orang yang mengaku pernah bertemu sosok kakek tersebut adalah ketua OSIS bernama Sanha, siswa yang juga dikenal sebagai kembaran beda orangtua dari Choi Soobin sehingga seringkali orang-orang maupun guru keliru dalam memanggil nama mereka berdua. Ia bersumpah jika sosok kakek tersebut nampak normal saja hanya saja yang membuatnya menakutkan adalah kakinya tidak menapak di tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang