tamu tak diundang

42 6 1
                                    

Beomgyu mengerucutkan bibir nya dengan kesal, niat awalnya ingin melihat sekaligus mencari susunan rasi bintang guna menambah sedikit wawasan dalam diri pupus sudah. Pasalnya kini langit diselimuti oleh sekumpulan awan yang menandakan jika hujan akan turun sebentar lagi.

Apakah cuaca sedang bermain-main dengannya? Padahal hari-hari sebelumnya langit senantiasa cerah, baik di kala siang maupun malam. Namun malam ini berbeda, jika sebelumnya ia bisa melihat sinar rembulan yang menelusup masuk di antara tirai jendela kamarnya, kini ia hanya mampu menikmati gelapnya malam tanpa sinar rembulan sedikit pun.

Beomgyu yang kini hanya dibalut piyama berwarna biru pucat itu kini berjalan masuk ke dalam rumah dengan perasaan kusut, ia segera membuka kulkas dan mengambil sebotol susu kemudian menuangkannya ke dalam gelas ukuran sedang.

Sembari meneguk susu tersebut, matanya bergerak liar memandangi keadaan dapur nya yang kini dalam keadaan agak berantakan, padahal sebelumnya ia yakin dengan betul jika sang ibu sudah mengemasi segala kekacauan disini. Lantas mengapa kini dapur kembali berantakan seperti ini?

Mangkok dengan isi sereal yang tersisa sedikit menarik perhatian Beomgyu, siapa orang yang menikmati sereal di malam hari? Dan juga, mengapa buah-buahan yang sebelumnya tertata rapi di atas meja kini berpindah di wastafel?

Dengan alis mengerut heran, Beomgyu berjalan menyelinap ke arah pintu kamar orangtuanya. Tak ada suara sedikitpun, karena hari ini ayah nya tengah lembur bekerja dan sang ibu sedang mengunjungi adik ipar nya yang sedang sakit.

Lantas siapa yang sudah membuat kekacauan kecil di dapur?

Bulu kuduk Beomgyu mulai meremang, merasa khawatir jika ada hantu atau mungkin orang yang menyelinap masuk ke dalam rumah nya.

Berusaha menepis pemikiran negatif nya, Beomgyu segera berjalan menuju kamarnya dan bergegas untuk tidur.

Sampai di kamarnya ia segera masuk dan menutup pintu, menyugar rambutnya yang kini mulai panjang kemudian duduk di tepian ranjang sembari meregangkan badan entah karena alasan apa.

Belum sempat ia merebahkan diri, kini ia dikejutkan dengan kehadiran sosok yang sudah bergumul ria di balik selimutnya. Sosok itu kini memejamkan mata dan memeluk guling Beomgyu dengan erat, awalnya Beomgyu berniat memukul sosok tersebut menggunakan cangkul, namun setelah menyadari jika sosok tersebut adalah sahabat karib nya sendiri, ia jadi mengurungkan niat kejam nya barusan.

Tanpa belas kasihan, Beomgyu segera mengguncang tubuh Kai yang merupakan sahabat karibnya tersebut dengan kesal. Bukannya bangun, Kai justru hanya bergumam tak jelas dan kembali berusaha terlelap.

"Etdah! Bangun!"

Kai menggeliat tak nyaman di dalam tidurnya. "Lima menit lagi...'' ucapnya dengan nada serak.

Beomgyu memutar bola matanya dengan malas karenanya. "Bangun gak, lo? Gak bangun gue siram pake air panas tau rasa lo." gertaknya.

Kai langsung terduduk dengan malas, ia membuka mata sedikit dan melirik keberadaan Beomgyu tanpa minat. Orang ini benar-benar mengganggu tidur nya. "Apasih? Jan ganggu gue tidur napa?"

Beomgyu melotot mendengarnya, kini tangannya tergerak untuk memukul bahu Kai dengan gemas. "Bisa-bisanya lu bilang gitu, ya? Udah masuk rumah orang tanpa ijin, nyelonong ke kamar gue pula. Jan bilang lu juga yang makan sereal sama mindah buah ke wastafel. Gada akhlak ya lo!"

Kai hanya mengabaikan rentetan omongan Beomgyu yang tak ada habisnya, lagipula mereka sudah bersahabat lumayan lama, jadi bukan lah sebuah masalah jika ia berkunjung, bukan?

"Lagian lu gue telpon ga diangkat, sok-sok an sibuk lu, padahal jomblo."

Lagi-lagi Beomgyu memukul bahu Kai dengan gemas, anak ini sekali membuka mulut selalu saja berucap pedas. Frustasi Beomgyu dibuatnya.

OUR SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang