"Apakah ini akhir dunia?. Apa yang harus kulakukan?. Dimana mereka?." Bisik seorang gadis saat ia merasakan getaran yang kuat ditanah tempatnya berpijak.
"Nuri!!! Awaaaaaass!!" Teriak seorang pria berlari kearahnya. Namun gadis itu tak sempat menyelamatkan dirinya saat sebuah gedung yang ada di depannya runtuh.
Tubuh kecilnya tertimbun oleh reruntuhan gedung. Hanya rintihan kecil yang terdengar.
Kemudian,rintihan itu hilang digantikan dengan tangisan pria yang sempat mencoba untuk menolongnya tadi.
"Alishaa!! Sampai kapan kamu mau nonton film?!. Ayo cepat keluar. Makan malam udah siap!!." Teriak Tania yang membuat tangisan Alish terhenti saat menonton film favoritnya.
"Iya Ma, bentar!!" Jawab Alish dengan suara tak kalah nyaring dari suara Mamanya.
Alish langsung menuju meja makan untuk memberi makan cacing perutnya yang sudah kelaparan.
"Kalau udah nonton film gini nih, anak Papa, jadi lupa dunia." Ucap Novan sambil melahap makanan yang telah dibuatkan Tania.
"Iya Pa, kebiasaan. Lama lama ntar malah lupa diri anak Mama yang satu ini." Keluh Tania menyetujui perkataan Novan.
"Nggak lah Ma. Abis, filmya bagus banget Ma, aku jadi ketagihan deh nontonnya. Hehehehe." Alish mencoba ngeles agar tidak memperpanjang perdebatan dan menyantap makan malam.
"Oh ya Pa, Bang Aldo kapan pulang Pa??." Tanya Alish di sela mengunyah makan malamnya.
"Katanya sih, minggu depan. Tumben nanya nanyain Aldo, kamu kangen yaa." Jawab Novan menggoda Alish.
"Kalau lagi jauh jauhan kamu tanyain, kalau lagi deket malah berantem. All... All..." Tambah Tania sambil terkekeh.
"Iihhh.. Bukan gitu Ma. Sebelum berangkat, aku nitip sesuatu ke Bang Aldo, jadi aku nungguin itu deh." Ucap Alish.
"Kamu itu yaa, jago banget ngeles. Udah, dari pada ngeles terus, mending makan malamnya diabisin." Pinta Novan yang sudah menghabiskan makan malamnya.
Setelah semuanya selesai makan, Alish memilih untuk tidur lebih awal. Sementara Papanya menyelesaikan beberapa tugas kantor dan Mama membereskan dapur.
"Pa, Ma, aku tidur duluan ya." Ucap Alish.
"Iya sayang, jangan lupa cuci kaki sama sikat gigi ya." Pinta Tania.
"Siap laksanakan komandan Mama." Lisa mempraktekkan gaya seorang prajurit.
"Have a nice dream honey."
•••
Setelah selesai menyikat gigi dan mencuci kaki, Alish menuju ke kamar dan menghempaskan tubuhnya diatas kasur.Sebelum tidur, ia menyempatkan diri melamun.
Saat larut dalam lamunannya, ia merasakan tempat tidurnya bergetar. Semakin lama, getaran itu semakin kuat.
"GEMPAAAAAA!!!." teriak Alish sambil berlari keluar menuju kamar Papa dan Mama.
"PAAA!!! MAAA!!! GEMPA!! CEPAT KELUAARR!!." Alish menggedor pintu kamar Papa dan Mama. Tak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Alish mencoba untuk kedua kalinya, namun tetap tidak ada jawaban apapun dari Mama dan Papanya.
Jaringan listrik tiba tiba terputus, keadaan menjadi gelap. Tak hanya Alish, tetapi teriakan juga terdengar dari luar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
END WORLD
Teen FictionKalian percaya dimensi lain?? Atau apakah kalian percaya dengan time travel?? Pasti kalian beranggapan itu semua hanyalah mitos Diciptakan oleh orang orang terdahulu sebagai dongeng pengantar tidur Sama halnya dengan Alish... Gadis remaja berusia 15...