3

54 9 0
                                    

Langkah Alish diikuti seorang laki laki tengil se-SJB. Melviano Rio namanya. Ketua kelas Alish. Mereka sering adu argumen ngga jelas.

Dari awal Alish sekolah di SJB, Rio sering mengusik ketenangan Alish. Mulai dari numpahin minuman, narok permen karet di kursi, nempelin embel embel ngga jelas dipunggung Alish. Bahkan Rio pernah menyembunyikan tugas milik Alish, sampai sampai ia kena hukuman dituduh tidak mengerjakan tugas oleh gurunya.

"Ada lagi yang tidak mengerjakan tugas?? Silakan dengan kesadaran penuh maju ke depan."

Alish benar benar stuck dengan kondisinya sekarang.

"Really!!! Cuman bedua doang nih sama si kupret?? Ya Allah, kenapa gini banget nasib hamba hari ini??."

Dengan langkah santai Rio mengikuti Alish, ia juga memasang wajah polos tak bersalah.

"Baiklah sekarang, ibu minta kalian untuk berdiri di tengah lapangan, sambil hormat ke bendera." Ucap Bu Resti asal sambar memberikan hukuman.

"Beneran bu?? Ngga ada yang lain hukumannya ya bu??" Tolak Alish keberatan dengan hukumannya.

Sementara Rio, ia lebih memilih bungkam seribu bahasa.

"Memangnya kenapa Alisha?? Kurang?? Kamu mau ditambah hukumannya??"

"Ngga bu. Ngga apa apa. Ini aja udah pas kok bu."

"Lihat Rio, ia sama sekali tidak keberatan dengan hukuman yang ibu berikan. Harusnya kamu juga bisa seperti itu." Puji Bu Resti terhadap Rio yang hanya diam tak beralasan.

"I..Iya bu. Saya minta maaf bu."

Mereka segera berjalan menuju lapangan.

"Lu ngapain ngikutin gue si Yo?! Kurang kerjaan banget!!" Bentak Alish yang tak suka diuntit Rio.

"Ihhh.. Paan si lu. Siapa juga yang ngikutin elu?? Lu ngga inget ya?? Gua juga kena hukum kali ama Bu Resti."

"Iii.. Yaudah, lu jalannya jangan deket deket ama gue. Jauh jauh sono!!"

"Yang ada elu tuh yang harusnya jauh jauh dari gue. Ntar gue malah tambah sial lagi."

"Serah lu!!" Jawab Alish mempercepat langkahnya menuju lapangan.

"Tunggu gue ngapa!"

Rio menyusul Alish yang terlebih dahulu mengambil langkah seribu.

"Kok lu buru buru amat sii??"

"Serah gua lah! Mau sekenceng jet ato mau selow kek siput apa urusannya ama lu??"

"Iyedahh.. Serah lu Al!!"

Hening...

Belaian angin lembut menyapa mereka. Canggung, tak ada yang mampu mengeluarkan sepatah kata apapun.

Alish merasakan atmosfer udara berbeda dari biasanya. Kembali lagi, mimpi yang tak usai menyerbu pikirannya. Sekeras apapun Alish berusaha melupakannya mimpi itu tetap lekat dalam ingatannya, semua bagian, secara detail.

Alish mengedarkan pandangannya, mencari hal menarik yang bisa mengusir pikiran anehnya. Ia menatap layu sekeliling.

Degg..

Ada satu hal yang berhasil mengagetkan Alish. Satu hal yang terlewat. Alish menelusuri kembali pandangannya. Mencari dengan teliti, layaknya mata elang.

Dapat!!...

Benar saja, ia melihat cewek yang diselimuti selubung hitam layaknya api. Wajahnya tak begitu jelas. Namun, Alish yakin ia tak pernah melihat cewek itu disekolahnya.

END WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang