Prolog

47 11 0
                                    

Seorang anak kecil berwajah cantik sedang duduk manis di batu yang letaknya di tengah-, kakinya yang diayunkan membuat air menciprat. Wajahnya mendongak ke atas. Menatap langit dan gumpalan awan yang berada di atasnya.

Senyumnya mengembang saat dilihatnya langit sudah mulai mendung, pertanda hujan akan turun. Satu hal yang di sukai selain makan adalah saat hujan turun. Entah kenapa, gadis kecil itu suka sekali dengan hujan. Setiap kali hujan datang, dia tidak segan-segan untuk keluar dari rumahnya dan hujan-hujanan.

Jika diluaran sana mungkin orang tuanya akan memarahi anaknya, namun tidak dengan orang tua gadis kecil ini. Bahkan orang tuanya tidak pernah tau kalau setiap kali hujan tiba anak nya bermain di bawah guyuran hujan.

"Yey. Hujan mau turun, akhirnya." gumam anak itu, kemudian dia bangkit menuju tepi sungai. Gadis kecil itu berdiri di tengah-tengah sebuah taman samping sungai tadi berada.

Setetes demi tetes turun tepat di wajahnya yang sedang mendongak ke atas. Dia membuka mulutnya lebar seakan sengaja ingin meminum air hujan yang turun.

Walaupun dia sering hujan-hujanan tetapi tubuhnya tidak pernah sakit, entah mungkin karena sudah terbiasa seakan hujan merupakan sahabatnya yang paling setia.

Gadis kecil itu berumur sekitar delapan tahun, di usianya yang masih di bilang sangat anak-anak tetapi dia tidak mempunyai teman satupun. Sejak kecil Aira tidak pernah bermain dengan siapapun, karena orang tuanya yang overprotectife. Dia bahkan keluar hanya untuk bersekolah, setelah itu dia akan kembali di kurung di rumahnya. Teman-teman sekolahnya pun menjauhi gadis kecil itu karena menganggap gadis itu aneh.

"Hujan." lirih gadis kecil itu "Bolehkah Aira minta? Aira pengen punya teman yang sayang sama Aira." sambung gadis itu sambil memejamkan mata merasakan guyuran hujan yang mulai deras itu.

Masih memejamkan mata, sambil merentangkan tangannya. Dia berharap doanya akan terkabul, karena dia pernah mendengar perkataan guru Agamanya 'Kalau mau doanya di kabulkan sama Allah, saat hujan kita harus meminta.' dan setiap momen hujan turun, Aira tidak lupa merapalkan permintaan itu.

Aira menghela napas, sepertinya sudah cukup bermain-main dengan hujan. Kemudian gadis kecil itu beranjak meninggalkan tempat itu.

"Kamu mau berteman sama aku?" hingga langkah kakinya berhenti saat mendengar ucapan seseorang.

Tubuhnya kaku, gadis kecil itu takut untuk membalikan badannya. Namun rasa penasaran mengalahkan semuanya hingga dia bisa melihat figur anak kecil yang seumuran dengannya. Dan anak itu tersenyum lebar melihat Aira yang berdiri beberapa meter darinya sedang menatap dirinya.

Anak itu melangkah maju mendekati Aira yang masih terdiam, tangannya terulur kedepan mengajak Aira untuk berkenalan "Aku Harris, kamu?" anak kecil itu memeperkenalkan dirinya dan di sambut dengan tangan mungil Aira.

"Aira."

***

Harris J's story:)

Haiii.. Ini baru prolog yahh, dan di prolog ini aku menceritakan kilasan balik^^

Oiya jagan lupa vote and Comment:)

Maap keun kalau sedikit, soalnya ini prolog so aku ga buat panjang2.

Ditunggu aja capter selanjutnya.

Dahh...

Love Who You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang