Part 05

34 8 0
                                    

Part 05

Harris masih terbaring di tempat tidurnya yang empuk itu, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Rasanya dia berat sekali untuk sekedar duduk. Tadi pagi dia bangun jam setengah 5 untuk sholat subuh setelah itu tubuh dan kepalanya terasa berat dan kemudian dia memutuskan untuk tidur kembali untuk meredakan rasa pusing yang tiba-tiba dia rasakan.

Suara ketukan pintu kamar berkali-kali terdengar dari dalam. Namun Harris masih memejamkan matanya walaupun dia tidak bisa benar-benar tidur.

"Bang! Bangun! Kamu nggak berangkat sekolah?" tanya suara dari luar yang Harris ketahui siapa pemilik suara itu.

Harris masih terdiam, untuk mengeluarkan suaranya saja dia tidak sanggup. Tenaganya terasa lemah untuk sekedar menggerakan mulutnya.

Umaimah yang memang sosok di balik pintu itu, tiba-tiba membuka pintu dan langsung menerobos kamar milik anak sulungnya.

"Bang, ini udah siang loh. Kamu nggak berangkat sekolah?" tanya Umaimah sekali lagi untuk memastikan jawaban yang akan Harris lontarkan.

Namun tidak ada jawaban yang dia tunggu-tunggu, kemudian Umaimah langsung menyibakkan selimut yang menutupi tubuh anaknya. Harris menggeliat mencoba menarik selimut itu kembali karena hawa dingin langsung ia rasakan ketika selimut itu sudah turun di kakinya.

Umaimah kembali menarik selimut itu hingga terjadilah perang antara emak dan anaknya berebutan selimut yang hanyalah hal kecil.

"Abang!" Umaimah memekik kaget saat tangannya tak sengaja menyentuh kulit Harris dan itu sangat panas.

"Abang, kamu kenapa? Tubuhmu terasa panas." Harris hanya terdiam, sambil memejamkan matanya berusaha mengenyahkan rasa pusing itu.

"Abang bangun! Kita ke dokter yah." Umaimah begitu khawatir melihat keadaan Harris.

Harris membuka matanya sedikit dan melihat sosok wanita paruh baya itu berlari keluar kamarnya entah apa yang akan uminya lakukan.

Setelah itu, Umaimah kembali lagi ke kamar Harris kali ini dengan membawa se baskom air dan handuk kecil. Umaimah mengambil posisi duduk di samping anaknya terbaring.

Di sentuhnya kening Harris yang panas, kemudian mengambil handuk kecil dan mencelupkan kedalam baskom yang berisi air. Setelah di peras, handuk kecil itu di tempelkan di kening anaknya yang masih memejamkan matanya.

"Abang kenapa bisa begini sih? Padahal kemarin biasa-biasa aja." Gumam Umaimah merasa khawatir dengan keadaan Harris yang sekarang, walaupun itu merupakan demam biasa tapi tak menghilangkan rasa khawatir yang menyelimuti dirinya.

Umaimah bangkit meninggalkan kamar Harris, kemudian kamar itu ditutup rapat. Setelah dilihat Uminya sudah keluar, Harris sedikit membuka matanya dan bergumam "Maaf mi, Harris udah bikin umi khawatir. Padahal ini cuma demam biasa," 

***
"Zy, si Harris kenapa yah? Ko belum berangkat?" tanya Isa yang kini sedang duduk di bangku Uzzy lebih tepatnya di samping Uzzy yang sedang berkutat dengan ponselnya.

Uzzy mem pause game nya dan menatap Isa dengan kening yang mengerut "Bukannya dia emang kalau berangkat siang?" tanya Uzzy heran.

Isa berpikir sejenak "Tapi kita kan udah kelas dua belas, mana mungkin kelakuan Harris masih kayak dulu. Buktinya kemarin aja di berangkat pagi-pagi ko," Ucapan Isa benar adanya, Uzzy  tampak berpikir kemudian matanya terbelalak.

"Ini jam berapa?!" pekik Uzzy kemudian Isa langsung memutar bola matanya malas.

"Dasar bodoh! Lo pegang hp kenapa ngga cek aja di ponsel lo, dodol!" Uzzy langsung meringis kemudian mengecek di ponselnya.

Love Who You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang