Minggu,05 Januari 2020
Part 03
"Bang Harris! Bang Yusha nih, nakal!" teriakan dari luar kamar Harris terdengar sampai ke telinga Harris yang sekarang sedang berbaring santai di atas kasurnya.
Hari pertama dia sekolah, terasa begitu melelahkan. Apalagi kalau udah mulai aktif? Huft Rasanya pengen cepat-cepat lulus aja. Eh tapi kalau udah lulus, berarti tugasnya makin berat bukan? Belum kuliah, nanti sidang skripsi. Oh no! Memikirkannya saja sudah pusing.
Memang semakin tinggi tingkat derajat orang tersebut akan semakin tinggi pula ujiannya.
Harris yang semula berbaring sambil memainkan ponselnya kini duduk tegap saat mendengar teriakan adik kecilnya itu, siapa lagi kalau bukan Isla. Sudah dia pastikan pasti anak itu akan datang kemari dan mengadu padanya.
Liat saja!
BRAK.
Nah kan.
Harris tidak kaget lagi, dia sudah terbiasa dengan semua ujian ini.
"Abang! Huaaaaa!" Setelah terdengar gebrakan pintu yang dibuka dengan keras memunculkan sosok anak kecil yang sekarang menduduki kelas 3 di sekolah dasar berlarian menghambur kearah Harris dan bersembunyi di punggung Harris.
Setelah itu, sosok lain muncul sambil ikutan berlari ke arah Isla dan Harris. Yusha dan muncul lagi Ahman.
"Kalian! Bisa nggak sih jangan gangguin adek? Ngga puas apa suka bikin abang kesel?" sentak Harris sambil memangku Isla.
Yusha dan Ahman terkekeh geli, mereka sudah terbiasa dengan sikap Harris yang terkesan begitu tidak suka. Ya mana ada sih orang yang suka kalau dikerjain? Dan dibikin kesel.
Yusha menggaruk pelipisnya yang tidak gatal "Ya ampun. Bukannya itu tugas kami buat kalian kesel? Ya nggak Man?" tanya Yusha pada Ahman yang langsung di beri anggukan oleh cowok itu.
"Kalian! Keluar sana!" Harris mendorong Yusha dan Ahman, mereka memang kompak akan misi itu.
Oiya Yusha sekarang menduduki kelas 10 yang memang satu sekolah dengannya, tetapi mereka jarang bertemu. Entah Harris yang malas bertemu dengan Yusha atau Yusha yang jarang keluar kelas. Entahlah.
Sedangkan Ahman atau Abdurrahman. Karena namanya terlalu panjang buat disebut, mending Harris panggil saja Ahman. Dia sekarang kelas 9. Umurnya yang hanya beda setahun dengan Yusha membuat mereka begitu kompak dalam melakukan hal apapun.
Dan adik terakhirnya Meya, dia sekarang kelas 6 SD. Tetapi sikapnya kalem, tidak seperti adik-adiknya Harris yang lain.
Yusha tak mau bergerak dari posisinya, malah sekarang cowok itu berbaring dan diikuti Ahman. Isla pun semakin merapat ke tubuh Harris takut dijahili lagi dengan kedua abang itu yang jahilnya luar biasa.
Harris mulai beraksi, cowok itu mendorong kembali berusaha mengusir mereka berdua agar bangkit dari kasurnya.
"Pergi nggak. Kalian ngga liat apa? Isla udah nempel-nempel abang kayak gini?" ocehan Harris bagaikan angin lalu, mereka berdua tidak ada yang mendengarkan perkataan Harris, bahkan kini Yusha dan Ahman sudah mulai memejamkan matanya.
Harris menghela napas berat. Sabar Harris Sabar, kamu harus Sabar. #sisibaik Harris berusaha menenangkan.
Udah, di karungin aja mereka berdua. Adik macam apa? Dan sisi buruknya memanas-manasi dirinya.
Dari pada dia harus mencak-mencak nggak jelas, mending dia pergi. Ingat bukan? Prinsip yang selalu di ucapkan oleh orang-orang? Seperti 'Yang lebih tua harus mengalah'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Who You Are
FanfictionCinta itu buta, memang benar adanya Cinta pun tak membutuhkan sebuah alasan untuk menjelaskan mengapa dia mencintai orang itu Cinta hanyalah sebuah perasaan yang datang kapan pun dan dimanapun, perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya tanpa kita k...