01

1.6K 338 35
                                    

March 2017

Faris mendecak kesal entah untuk keberapa kali, menambil pulpen di dekatnya dan mengetukkannya di kening lelaki di hadapannya.

"ris sakit" Tejo yang menjadi sasaran pukulan pulpen merengut takut

"ya makanya kerjain yang bener, ini sepuluh soal bisa-bisanya salah semua" Faris mengomel frustasi sambil membolak-balik kertas di hadapannya, mendecak kesal sekali lagi sambil berusaha menahan diri

Namun kemudian matanya menangkap sebaris tulisan janggal di kertas latihan soal yang ia pegang, emosinya naik ke ubun-ubun lagi

'Ck bodoamat biar rontok sekalian itu otak'

Gadis itu menerjang Tejo dihadapannya, menjambak rambut Tejo brutal penuh emosi

"TADI BILANG NGERTI-NGERTI, MANA NGERTI INI?? MANA ADA SOAL MATEMATIKA JAWABANNYA BISMILLAH?!"

"AMPUN RIS AMPUN SAKIT RIS" Tejo yang diserang tiba-tiba nggak sempat menghindar cuma bisa pasrah

"GUE BIKININ SOAL BUKANNYA DIKERJAIN YANG BENER MALAH BECANDA HA? LO KIRA LUCU SANA LO KALO MAU NGELAWAK JADI BUDAK SULE AJA SANA" Faris masih menjambak kesal sahabatnya itu

"KATA IBU SEMUA HARUS DIMULAI DENGAN BISMILLAH RIS AAAH IYA SUMPAH DEMI ALLAH DISURUH IBU"

Faris menghempaskan jambakannya kesal, ia lalu mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan

"IQRO"

Iqro tersentak kaget, terburu-buru mengangkat kepalanya dari Al-Qur'an yang sedang ia baca

"lo bacain surat apa dari tadi?"

Iqro mendadak jadi ikut takut "A.. A Al fatihah.."

"PANTES AJA INI SETAN BEGONYA MASIH NEMPEL" Faris melanjutkan "KAN GUE BILANG CARI SURAT YANG BISA NGUSIR SETAN BEGO" Faris kemudian menarik nafas panjang, berusaha mengontrol emosinya ia

Setelah cukup tenang ia kemudian beralih ke Tejo lagi dan berganti mengelus kepala Tejo yang tadi habis dijambaknya

"sori, makanya coba kalo gue jelasin disimak. Jangan bercanda, gue capek" perintah Faris

Tejo mengangguk patuh, Faris menghela nafas sekali lagi dan mulai menjelaskan dari awal.

Mereka bertiga sedang mempersiapkan Tejo untuk ikut tes SBMPTN. Di antara Faris, Iqro, dan Baskoro, Tejo cuma bisa paham kalo Faris yang ngajarin. Makanya selama proses belajar, masing-masing dari mereka dapet jobdesc yang dibagi sama Faris. Tejo belajar, Faris ngajarin, Iqro baca Al-Qur'an untuk menangkal aura-aura negatif yang bisa menghambat daya tangkapnya Tejo, dan Baskoro bertugas untuk beli makanan biar Faris lebih jinak.

Ngajarin Tejo juga susahnya bukan main, Faris harus ekstra sabar dan lemah lembut. Semakin Faris marah, semakin lamban juga daya pikirnya Tejo.

Tapi Faris mana bisa bodoamat dan lepas tangan gitu aja, sesusah dan secapek apapun dia nggak bakal berhenti. Apalagi waktu Faris tau kalo Tejo pengen masuk teknik mesin, entah karena motivasi apa tiba-tiba itu anak pengen teknik mesin.

Akhirnya Faris, Iqro, dan Baskoro milih jurusan yang mereka mau di kampus yang passing grade teknik mesinnya masuk untuk nilai Tejo. Berhubung nilai rapor Tejo cukup bagus karena punya teman-teman berotak encer, mereka memilih salah satu kampus negeri di daerah Malang.

Sayangnya nilai rapot Tejo yang lumayan bagus belum cukup bagus buat ngelolosin dia ke kampus itu. Tentu saja Faris, Iqro, dan Baskoro lolos sesuai ekspektasi semua orang.

Makanya selama liburan Tejo dapet pendidikan intensif dari Faris. Mereka bertiga sepakat bahwa apapun yang terjadi, Tejo harus satu kampus sama mereka. Seandainya nanti Tejo gagal di SBMPTN pun mereka udah punya universitas swasta yang mereka incar. Walaupun begitu, menurut Faris tetep aja kesempatan SBMPTN harus dimaksimalkan.

FarisWhere stories live. Discover now